Mohon tunggu...
Gita Yulia
Gita Yulia Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer | SEO Content Writer

I am a learning person who enjoys sharing reviews about phenomena that occur in the universe. Hopefully what is shared will bring blessings to me and be useful for many people.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Fenomena Brain Drain: Pudarnya Nasionalisme atau Gagalnya Sistem Pemerintahan?

31 Desember 2024   18:07 Diperbarui: 2 Januari 2025   16:46 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi fenomena brain drain: antara pudarnya nasionalisme dan gagalnya sistem pemerintahan (Freepik/Prostooleh) 

Sebagai negara berkembang yang kaya sumber daya alam, Indonesia mengalami ironi yang memprihatinkan. Tanah air yang seharusnya menjadi tempat terbaik untuk berkarya, justru hanya dijadikan sebagai tempat kelahiran yang terkesan tidak membanggakan. 

Sepanjang tahun 2024 bahkan jauh dari sebelum ini, terdapat banyak kasus perihal putra-putri terbaik bangsa yang memilih meninggalkan Indonesia, mencari pengakuan dan peluang di negeri orang demi hidup yang lebih baik. 

Fenomena ini tentu tidak hanya ada di Indonesia, yaitu dikenal dengan istilah brain drain, dalam bahasa Inggris "brain" artinya otak dan "drain" artinya kering, sehingga dapat disebut sebagai"pengeringan otak" atau "kekeringan otak."

Namun, maksud kata otak di sini yaitu merujuk pada potensi yang bisa memajukan dan mengembangkan suatu negara, seperti halnya keahlian, kecerdasan, intelektual, kompetensi dan sejenisnya yang dimiliki oleh seseorang dalam suatu negara. 

Fenomena brain drain diartikan sebagai gelombang migrasi atau perpindahan, di mana tenaga ahli, yang cerdas dan profesional berbondong-bondong pergi ke negara lain dan meninggalkan negaranya. 

Akibatnya, kekuatan intelektual dan daya saing negara semakin menurun dan tertinggal dalam berbagai sektor, termasuk ekonomi, kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Sehingga diistilahkan sebagai kekeringan. 

Lantas, apakah ini pertanda pudarnya nasionalisme atau rasa cinta terhadap tanah air? Ataukah justru kegagalan sistem pemerintahan, yang lalai dan tidak ramah untuk anak bangsanya berkembang?

Penyebab Adanya Brain Drain

Keputusan untuk terlibat dalam brain drain, sering kali ditikam dengan stigma tidak nasionalis ataupun tidak cinta tanah air, terutama bagi mereka yang mengenyam pendidikan dengan beasiswa dalam negeri dan memiliki amanah untuk memajukannya. 

Hal ini pernah menjadi polemik yang panjang, dimana terjadi blunder di antara pihak pemerintah sendiri, baru-baru ini pernyataan berlawanan terjadi antara Mendiktisaintek dan Mendikdasmen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun