Hak milik lahan inilah yang menjadi salah satunya alasan utama, kenapa kampung ini masih bertahan dengan suasana pedasaan di tengah gemerlap kota.Â
Adapun alasan selanjutnya, yaitu berkenaan dengan kehendak masyarakat setempat terkait kebutuhan hidup akan suasana tenang dan nyaman di tengah bisingnya perkotaan.Â
Dalam hal ini, Sebagaimana pedalaman desa pada umumnya, Lourong Buangkok memiliki udara sejuk, tanah berbatu, pepohonan hijau di setiap tepi jalan dan desain rumah klasik.Â
Namun, meskipun nuansanya pedalaman desa, penduduk lorong buangkok tidak ketinggalan zaman dan hidup dalam kemiskinan.Â
Justru mereka pun memiliki kendaraan seperti halnya mobil dan menjalani kehidupan layak, bekerja sebagai pegawai kantoran atau di pabrik. Seperti halnya mayoritas orang di Singapura.Â
Kebanyakan, mereka pilih tempat tinggal di sana karena ukuran hunian yang lebih luas dibandingkan apartemen di perkotaan Singapura.Â
Selain itu, perumahan di desa ini juga memiliki halaman belakang rumah yang dapat digunakan pemiliknya untuk berkebun dan menghirup kesegaran alam.
Menurut sejarahnya, pada tahun 2014, pemerintah Singapura pernah berencana untuk membangun jalan raya serta taman umum di sekitar desa ini tetapi tidak terealisasikan karena masyarakat menolak.Â
Bahkan, beberapa di antaranya mendorong pemerintah agar kampung Lorong Buangkok ini dimasukkan ke dalam situs peninggalan dunia UNESCO.Â
Selain itu, melansir Youtube Kacomg Eksplor, pada Kamis (21/11/2024), di kampung ini terdapat bangunan Surau Al Firdaus.Â
Meskipin ukurannya kecil dan fasilitasnya pun sederhana, bangunan ini menjadi satu satunya surau di Singapura, dan dipakai beribadah umat muslim di sana.Â