Bagaimana tidak betah, kampung ini dilengkapi fasilitas modern, seperti masjid ikonik, sekolah, museum, hingga lapangan olahraga.Â
Sementara itu, air bersih dan listrik disuplai melalui sistem bawah laut, memastikan kenyamanan warga. Â
Pada awalnya Koh Panyee sangat bergantung pada hasil laut, kini penduduknya banyak yang beralih ke sektor pariwisata.Â
Tentunya usaha seperti restoran apung, homestay, dan toko suvenir menjadi sumber penghasilan utama, mendorong ekonomi lokal. Â
Namun, di tengah modernisasi, nilai-nilai Islam tetap dijunjung tinggi oleh mereka.Â
Bahkan, Masjid Koh Panyee, dengan arsitektur megahnya, hingga saat ini masih menjadi pusat kegiatan spiritual sekaligus daya tarik wisata. Â
Menariknya, Koh Panyee juga memiliki hubungan historis dengan sejarah Islam di Indonesia.
Kabarnya, keturunan KH. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, masih tinggal di sana, sehingga kampung ini saksi bisu sejarah panjang hubungan dua bangsa tersebut. Â
Dengan segala keunikannya, Koh Panyee terus memikat wisatawan, meski ada batasan pembangunan dari pemerintah Thailand.
Kampung terapung ini adalah bukti nyata bagaimana budaya dan tradisi mampu bertahan di tengah arus perubahan zaman. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H