Istilah Lucky Vicky belakangan ini ramai dibicarakan di media sosial. Popularitasnya semakin meningkat setelah disinggung oleh tokoh publik, Anies Baswedan, dalam cuitannya di platform X (Twitter).Â
"Terima kasih kepada yang mengucapkan Lucky Vicky kepada saya. Alhamdulillah, gara-gara batal terbang ke Solo, saya mendapatkan kesempatan kencan makan siang berdua dengan @feryfarhati. Semoga semua yang penerbangannya terganggu hari ini juga menjadi Lucky Vicky!" tulis Anies.
Namun, seperti dilansir dari The Sunday Snug, istilah ini sebenarnya sudah lebih dulu dikenal dalam dunia K-pop. Yaitu pertama kali dipopulerkan oleh Jang Wonyoung, anggota girl group K-pop IVE, dengan nama Inggrisnya "Victoria" atau "Vicky." Ia terkenal karena sikap positifnya.
Contoh sikap positif ini terlihat ketika ia membeli roti di Spanyol. Ketika roti yang ia inginkan habis, ia harus menunggu roti baru dipanggang. Alih-alih merasa kecewa, Wonyoung justru merasa beruntung karena mendapatkan roti yang lebih segar.
Menurut Kamus Cambridge University, secara harfiah, "lucky" berarti "beruntung," sedangkan "Vicky" adalah singkatan dari "Victoria", yang dalam bahasa Latin berarti "kemenangan." Namun, makna dari Lucky Vicky bukan sekadar kemenangan yang diperoleh karena keberuntungan.
Istilah ini lebih menggambarkan sikap mental untuk menemukan hal-hal baik dalam situasi yang tidak sesuai harapan. Ini mencerminkan bagaimana seseorang dapat merasa "beruntung" meskipun berada dalam keadaan yang dianggap kurang ideal oleh orang lain.
Sundanese Mindset dalam Kata "Untung"
Meskipun tidak sepenuhnya berkaitan, terdapat kebiasaan mayoritas orang Sunda yang erat kaitannya dengan pola pikir Lucky Vicky, di mana mereka selalu mencari sisi positif dari setiap kejadian, meskipun hal tersebut mengecewakan.Â
Jika berinteraksi dengan orang Sunda, khususnya masyarakat di Jawa Barat seperti Bandung, Garut, dan Tasikmalaya, istilah "Untungna" sering kali muncul dalam percakapan mereka ketika menilai berbagai peristiwa.Â
Contoh penggunaan istilah tersebut dapat ditemukan dalam ungkapan seperti:
"Untung gebis teh, raray mah teu kunanaon."
"Untung teu janten sumping kadinya teh, jadi tiasa ngariung sareng kulawargi."
"Untung kacugak paku anu anyar keneh, komo amun anu tihiyangan mah."
Kata "Untung" ini mungkin terbentuk dari faktor budaya yang mendorong individu untuk memotivasi diri sendiri dan orang lain, baik melalui ajaran agama yang mengajarkan bersyukur maupun pengalaman alam yang memberikan pelajaran tentang penerimaan.Â
Seakan sudah menyatu dengan pola pikir orang Sunda, kata "Untung" memungkinkan mereka menjadi lebih kreatif, tenang, dan bahagia. Selain itu, mereka juga percaya bahwa setiap masalah pasti memiliki hikmah dan solusinya.
Lagu Bernadya "Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan"
Salah satu lagu yang sejalan dengan pola pikir Lucky Vicky adalah "Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan" karya Bernadya. Walaupun tidak sepenuhnya relate, tapi lagu ini juga mencerminkan berpikir positif, refleksi seseorang yang telah melewati masa-masa sulit.
Liriknya menyiratkan pesan bahwa hidup tidak selalu berjalan mulus, tetapi kita harus terus bergerak maju dan menemukan makna dari setiap pengalaman. Selain itu, tersirat juga untuk tidak menyerah dan tetap bersyukur meskipun ada saat-saat sulit.Â
Pesan ini sangat relevan dengan pola pikir Lucky Vicky, yang mengajarkan kita untuk selalu menemukan sisi positif dalam setiap situasi.
Hubungannya dengan Toxic Positivity
Berpikir positif memang baik untuk kesehatan mental dan keberlanjutan hidup. Namun, terdapat batasan dalam penerapan sikap ini. Penerapan yang berlebihan dapat memicu terjadinya toxic positivity.Â
Dilansir dari Verywell Mind, toxic positivity adalah keyakinan bahwa seseorang harus mempertahankan pola pikir positif terlepas dari seberapa buruk atau sulitnya situasi yang dihadapi.Â
Meskipun bersikap optimis dan berpikir positif memiliki manfaat, toxic positivity adalah bentuk dari overdosisnya, yaitu cenderung menolak emosi yang sulit demi kepura-puraan yang ceria.
Itulah kaitan antara Lucky Vicky, Sundanese Mindset, dan lagu "Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan." Tentunya, penting untuk memperhatikan penerapan konsep ini dalam berbagai situasi, agar tidak berujung pada toxic positivity. CMIIW (*)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H