Survei dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) tahun 2024 menunjukkan bahwa 40% sekolah di Indonesia masih kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum ini dengan baik.Â
Meskipun brandingnya bagus, namun hal yang menjadi sorotan dalam kurikulum merdeka adalah tingginya beban administrasi guru. Menurut data terbaru Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), sekitar 70% guru di Indonesia merasa dibebani tugas administratif yang berlebihan, yang mengurangi waktu mereka untuk fokus pada pembelajaran siswa.
5. Kesejahteraan Guru Masih Dianggap Sebelah Mata
Tidak bisa dipungkiri, meskipun kesejahteraan tidak hanya bisa diukur oleh standar duniawi seperti halnya keuangan atau gaji, namun hal tersebut sedikitnya membawa pengaruh terhadap kualitas pendidikan di Indonesia.Â
Di Indonesia, kesejahteraan guru terutama guru honorer dinilai masih rendah.  Berdasarkan survei yang dilakukan oleh GREAT Edunesia Dompet Dhuafa pada Mei 2024 terhadap 403 guru di 25 provinsi, menunjukan bahwa 74% responden mendapatkan gaji di bawah Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), sekitar 500 ribu.Â
Rendahnya upah guru seringkali mengakibatkan kasus-kasus yang dilakukan oleh oknum guru, berupa pemerasan dalam event tertentu kepada siswa atau mahasiswa sehingga apa-apa harus diuangkan, atau pun perlakuan lainya.Â
Itulah beberapa problematika dunia pendidikan yang berkaitan dengan faktor ekonomi. Semoga membantu membuka cakrawalamu (*)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H