Namun mereka memiliki karakter unik dibandingkan dengan pengguna kalangan usia lainnya, salah satunya "Zero of Grid" alias fomo dengan konsep nol postingan. Atau mungkin juga menghindari fomo lainnya, karena Gen-Z sangat peduli dengan citra online mereka.
Dalam hal ini, fitur archive Ig stories memungkinkan mereka menyimpan momen lama yang dianggap kurang relevan tanpa harus menghapusnya secara permanen.Â
2. Pengelolaan Konten yang Dinamis
Tren media sosial selalu berubah, dan Archive memungkinkan pengguna mengatur konten mereka sesuai tren tanpa kehilangan postingan lama.Â
Konsep arsip ini memudahkan pengguna untuk fleksibel mengatur tampilan profil, termasuk highlight instagram, kapan mereka ingin membranding sebagai cutest personality, misterius personality, buterflay personality atau bahkan kepribadian lainnya.Â
Terkesan sangat dramatis, namun itulah yang terjadi, konsep pencarian jati diri sedikitnya mempengaruhi pola hidup bersosial media generasi Z.Â
3. Keamanan Privasi
Selanjutnya, selain FOMO dan manajemen konten, Archive juga berkaitan dengan persoalan privasi. Gen-Z yang mulai melek dengan bahaya jejak digital atau hal lainnya menyangkut keamanan.Â
Sementara archive memberikan rasa aman bagi pengguna yang tidak ingin membagikan momen mereka secara publik tetapi tetap ingin menyimpannya, atau mungkin ingin membagikan moment ke highlight tanpa harus melewati cerita aktif 24 jam.Â
Langkah Menyelamatkan Archive
Terlepas dari benar atau tidaknya rumor ini, ternyata banyak para pengguna yang tidak menghubungan story dengan penyimpanan telepon.