Situasi ini menjadi lebih rumit ketika suami atau ayah berutang untuk kebutuhan yang tidak mendesak atau bahkan merugikan, seperti berjudi atau hidup mewah.
Memperoleh Uang dengan Cara Halal
Selain literasi dan tanggung jawab finansial, aspek shaleh dalam finansial yang tidak kalah penting adalah memperoleh uang dengan cara yang halal. Uang yang diperoleh dari jalan yang benar dan sesuai dengan ajaran agama, bukan hanya berkah, tetapi juga memberikan ketenangan jiwa.
Mencari nafkah dengan cara halal tidak hanya berlaku bagi mereka yang beragama Islam, tetapi prinsip ini sebenarnya dapat diterapkan oleh siapa saja yang menginginkan kehidupan yang beretika dan bermoral. Menghindari praktik-praktik seperti riba, penipuan, atau kegiatan ilegal lainnya adalah bagian dari menjaga kehalalan pendapatan.
Selain itu, mengusahakan pekerjaan atau usaha yang bermanfaat bagi orang lain juga bisa menjadi cara untuk mencari nafkah yang halal. Misalnya, berjualan barang yang bermanfaat, memberikan jasa yang dibutuhkan masyarakat, atau berinovasi dalam menciptakan produk yang membantu meningkatkan kualitas hidup orang banyak.
Ketika seseorang memperoleh uang dengan cara yang halal, ia tidak hanya menjaga dirinya dari masalah hukum dan moral, tetapi juga memberikan contoh yang baik bagi keluarga dan komunitas. Uang yang didapat dengan cara yang benar akan lebih mudah dikelola dengan bijak, karena di dalamnya terkandung nilai-nilai kebaikan dan tanggung jawab.
Dengan demikian, shaleh dalam finansial bukan hanya soal memiliki banyak atau sedikit uang. Ini adalah tentang bagaimana kita mendapatkan dan mengelola keuangan dengan bijaksana, tanpa memperparah kondisi yang sudah sulit. Dengan literasi finansial yang baik dan kebiasaan yang benar, kita bisa mengatasi tantangan finansial dan hidup dengan lebih tenang dan sejahtera.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H