Pandemi COVID-19 membawa dampak perubahan pada masyarakat dan pada kehidupan sehari-hari. Hal ini membawa ketergantungan di masyarakat terhadap sistem dalam jaringan baik bagi pelajar maupun tenaga kerja. Ketika COVID-19 mulai mewabah, kebijakan social/physical distancing memaksa berbagai organisasi mengubah banyak hal.Â
Cara kerja remote working/work from home sepenuhnya diimplementasikan. Proses bisnis pun semaksimal mungkin harus berlangsung secara digital. Kemudahan akses data dan aplikasi dari mana saja juga menjadi fokus perhatian.Â
Krisis kesehatan yang terjadi selama pandemi COVID-19 telah memicu serangkaian perubahan yang telah mempengaruhi berbagai tatanan kehidupan masyarakat.Â
Pandemi virus corona bukan hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga mengakibatkan perubahan tatanan ekonomi dan sosial secara luas.Â
Berbagai upaya mencegah penularan, seperti stay at home, social distancing, work from home, dan larangan pengumpulan massa, telah mengubah kehidupan masyarakat. Banyak hal baru yang mau tidak mau, senang tidak senang, mesti kita lakukan.
Semua pasti berharap setelah pandemi berakhir, kehidupan akan kembali normal seperti sedia kala, seperti sebelum pandemi dan menjalani kehidupan seperti dahulu.Â
Namun, hal yang perlu diketahui bahwa dunia tak akan pernah lagi sama setelah pandemi virus corona berlalu. COVID-19 ini telah mengubah tatanan kehidupan manusia.Â
Banyak perubahan yang akan terus dipertahankan setelah krisis. Diantaranya kebangkitan low touch economy, waktu yang akan lebih banyak dihabiskan di rumah, meningkatnya kesadaran kebersihan dan kesehatan, meningkatnya keterlibatan teknologi digital, dan masih banyak lagi.
Dunia saat ini sedang mempersiapkan tatanan kehidupan baru pasca pandemi. Karena itu tentu diperlukan pemikiran paling cemerlang dan paling berani. Faktanya, perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat akibat pandemi akan sulit dihilangkan.Â
Masyarakat tetap dan masih akan bergantung pada teknologi ketika pasca pandemi, hal ini juga didasari bahwa dunia sedang berada pada revolusi industri 4.0 sehingga mendorong manusia untuk bisa mengakses lebih cepat semua informasi melalui berbagai teknologi.Â
Dengan adanya jaringan internet, semua cepat terhubung ke belahan dunia. Bahkan, pandemi mempercepat era ini untuk bisa menghadapi era selanjutnya.Â
Pandemi mendorong gebrakan inovasi dengan berpikir lebih kreatif dan produktif agar tetap bertahan dan bangkit dari keterpurukan. Proses critical thinking dan creativity yang digaungkan era revolusi 4.0 esensinya adalah menuju pada inovasi.Â
Sebuah negara akan meningkat produktivitasnya jika mempunyai daya saing dan transformasi dalam segala bidang hingga menuju negara maju. Negara semakin unggul jika negara tersebut ditandai gebrakan-gebrakan inovasi dari berbagai sektor.Â
Pasca pandemi, masyarakat tentunya lebih paham tentang kemajuan dan penggunaan teknologi. Hal ini mempermudah melakukan aktivitas seperti work from home dan kuliah.Â
Kemudahan yang didapatkan dari hal tersebut, menjadi salah satu poin yang menguntungkan, salah satunya bagi perusahaan. Perusahaan-perusahaan tidak memiliki alasan yang krusial untuk membatasi kegiatan khususnya work from home sebagai instrumen kerja.
Work from home merupakan sebuah strategi yang diambil pemerintah untuk mengurangi wabah COVID-19 dengan lebih maksimal yang semakin luas di seluruh Indonesia.
Akan tetapi, kebijakan untuk melakukan aktivitas di rumah nyatanya menuai pro dan kontra dari masyarakat, terutama soal bekerja dirumah atau work from home ini, yang mana sangat berdampak pada operasional bisnis sehari-hari.Â
Ada banyak kelebihan dari work from home mulai dari waktu kerja yang lebih fleksibel, mengurangi biaya transportasi, hingga terhindar dari distraksi di tempat kerja.Â
Pada awal pandemi, kegiatan work from home sempat meningkatkan produktivitas tenaga kerja, hal ini dikarenakan faktor-faktor pemicu stres saat bekerja di kantor akan perlahan hilang sehingga tenaga kerja akan menyelesaikan pekerjaan lebih cepat.Â
Namun, menurut survei yang dilakukan oleh Forbes, produktivitas karyawan mengalami peningkatan sebesar 47% saat menjalani WFH dibandingkan WFO.Â
Namun, karena kurangnya sosialisasi, hilangnya sikap atau perilaku positif seorang karyawan terhadap pekerjaan dan organisasinya, serta minimnya kreativitas karena tidak bekerja secara langsung di lapangan, menyebabkan penurunan produktivitas yang signifikan bagi tenaga kerja.Â
Oleh sebab itu, keberadaan WFH hanya bisa dipertahankan jika ditangani dengan teknologi yang tepat. Sehingga tenaga kerja dapat terus mempertahankan serta meningkatkan produktivitas kerja sekaligus mendukung kemajuan teknologi.
Saat ini, akan hadir metaverse sebagai platform media terbaru yang bukan hanya memudahkan komunikasi namun juga sebagai solusi cerdas dalam penanganan WFH.Â
Metaverse adalah penggabungan antara augmented reality, virtual reality, blockchain, dan web 3.0. Secara sederhana, metaverse menghadirkan jaringan dunia dalam wujud virtual tiga dimensi 3D.Â
Metaverse dianggap tidak memiliki batasan dan saling terhubung satu sama lain. Seperti diberitakan, baru ini pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, mengubah nama perusahaan induk Facebook menjadi meta dan menciptakan metaverse.Â
Adanya metaverse, memungkinkan untuk melakukan hal seperti pergi ke konser virtual, melakukan perjalanan online, membuat atau melihat karya seni dan mencoba pakaian digital untuk dibeli, melakukan kegiatan belajar-mengajar, dan bekerja secara dalam jaringan.Â
Gambaran sederhana yang diungkapkan oleh Facebook tentang metaverse adalah sebuah perangkat ruang virtual, tempat seseorang dapat membuat dan menjelajah dengan pengguna internet lainnya yang tidak berada pada ruang fisik yang sama dengan orang tersebut.Â
Metaverse bisa menjadi game-changer untuk sistem shift kerja dari rumah atau work from home di tengah kondisi pandemi COVID-19. Hanya dapat melihat rekan kerja di kotak panggilan video seperti aplikasi video conference, karyawan bisa bergabung bersama di kantor virtual.Â
Metaverse sendiri masih akan dipersiapkan peluncurannya. Namun, metaverse dipercaya bisa menjadi sebuah langkah awal yang memberikan kesempatan untuk mewujudkan dunia digital agar lebih komprehensif dan inklusif.Â
Metaverse juga dapat dijadikan sebagai solusi untuk menjawab permasalahan produktivitas tenaga kerja dengan skema work from home.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H