Mohon tunggu...
Gita S
Gita S Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Perempuan Sagitarius yang mencintai Solo, teh dan Sapi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Warna dan India

2 September 2014   22:00 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:48 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14096436442112670188

" Kenapa tidak berlibur ke India?'

" Eh, India?" jawabku singkat spontan. India, tujuan jalan-jalan yang tidak begitu populer menurutku, atau mungkin menurut masyarakat Indonesia juga.

" Ya, India. Kau liat, India sama seperti Jepang, mereka punya banyak matsuri, tapi mereka lebih riang dan berwarna. Ayo lah, kau perlu warna, segala warna berbeda dari warna yang ada sekarang". Nampak yakin sekali kau berkata demikian.

Yoan, sahabat dari masa SMP hingga sekarang. Yoan, juga yang paling setia ada saat suka dan duka. Namun kali ini aku merasa Yoan hendak menarik aku kedalam maksud dan pikirannya. Tapi aku tak pernah menaruh prasangka buruk, Yoan, pasti memiliki suatu dalam benaknya untuk diriku.

Berhari-hari ini Yoan berbicara dan bertingkah laku dengan tema warna. Mengajakku berbelanja baju dengan warna-warna cerah, tak hanya baju, tas, sepatu dan pakaian dalam. "Yoan, apalah artinya pakaian dalam dengan semua warna-warna yang kau pilih ini" aku berbicara dalam hati dengan masih memenuhi semua ajakannya.

" Nah, sekarang kita coba berdandan. Ehm, bukan kita sih, kamu aja. Kebetulan hari ini Mbak Putri ada dirumah, kamu bisa belajar sama Mbak Putri. Atau, kali pertama, kita minta Mbak Putri dandanin kamu aja, biar kamu tau seperti apa wajahmu kalo didandanin".. Yoan bercerita dengan wajah ceria dan bersemangat. "Oh ya, dandanan kamu kali ini, bukan hanya sekedar pake bedak dan lipstik aja ya".. kata Yoan sambil memutar-mutarkan bola matanya, mengisyaratkan bahwa apa yang aku lakukan selama ini sangatlah membosankan dengan hanya mengulas bedak dan lipstik tipis.

Dalam sekejap wajahku telah berwarna. Semuanya warna baru. Aku tidak tiba-tiba tercengang, namun lama memandang dengan satu pertanyaan saja yang memenuhi benak "ini aku?". "Ini aku?" yang beberapa saat menghuni kepalaku mendadak tergantikan dengan celotehan Yoan kembali.

" Dira.. kau cantiik.. beda banget " semakin gemas Yoan memandangku." Memang benar orang bilang, dia yang jarang berdandan pasti akan terlihat berbeda saat berdandan.. dan kau makin cantik Dira" Yoan nampak puas sekali melihat warna-warna yang mengendap diwajahku.

Sementara aku masih tercengang memandang cermin. Menatap diriku dengan warna-warna yang dari kemarin selalu dibicarakan Yoan. Pikiranku menatap dengan rinci satu persatu dari warna yang diciptakan Yoan, lantas kembali lagi pada diriku.

Dan kemudian Yoan kembali lagi dengan ide-idenya tentang warna.

" Dira, aku ingin kau pergi ke India, aku sudah pernah pergi kesana, indah dan menyenangkan. Aku membayangkanmu dalam banyak warna disana Dira, dinegara yang penuh dengan warna. Dan sebelum kau pergi kesana, aku ingin melihatmu dalam warna-warna yang aku pilih".

" Yoan, kenapa harus dalam warna engkau menginginkannya? dan mengapa harus India? " tanyaku masih dengan mematutkan diriku didepan kaca.

" Dira, India adalah negara yang penuh warna, warna yang ceria, banyak tarian, banyak musik. Aku selalu membayangkan engkau tidak hanya berwarna lembut dan polos. Aku ingin melihat senyummu diantara warna-warna cerah, keriangan bahagiamu diantara musik-musik dan tarian India. Aku ingin melihatmu tidak hanya tersenyum lepas Dira, tapi juga tertawa lepas".

[caption id="attachment_340684" align="aligncenter" width="300" caption="www.sareedreams.com"][/caption]

" Lantas, apa kau juga menginginkanku mengenakan kain Saree dan menari India kah Yoan?".

" Haha... kenapa kau berpikir begitu? tapi tunggu, aku sempat membayangkan kau begitu Dira. Kau mengenakan kain saree warna merah marun dan berhias  keemasan, dengan mehndi ditanganmu dan gerakan badanmu yang aku yakin sekali kau tak bisa menari dengan luwes Dira... hahaha... Tapi aku bisa sekali membayangkan, meski demikian, kau bisa tertawa lepas menikmati semuanya. Kau pasti nampak cantik sekali Dira ". Yoan berbicara dengan gaya melayangkan angan dan bayangannya tentangku.

" Tapi hidungku tak mancung Yoan.. " tanyaku sekenanya masih dengan mematutkan diri didepan kaca.

Tiba-tiba Yoan perlahan melepaskan gaya berangannya, dan aku rasa angannya pun ikut memudar, berganti dengan helaan nafas dan pandangan yang tertuju serius kearahku.

" Dira.. sebenarnya aku hanya ingin melihatmu tertawa lepas lagi. Aku merindukan saat-saat seperti dulu lagi bersamamu Dira. Warna adalah bahasaku untuk memintamu kembali riang. Hanya itu saja Dira ".

Aku memeluk Yoan, dan kami berdua menangis. Dalam isak aku berbisik pada Yoan " aku tau Yoan, aku paham. Riangku tidak dalam warna, tidak pula dalam diriku yang menjadi berbeda. Tapi masih ada bahagiaku kau selalu ada ".

" Seperti warna di India, warna pada kain Saree, apakah semuanya memiliki warna cerah.. Yoan, kain Saree dengan warna hitam dan kelabu pun bisa nampak cantik dipakai. Musik yang menyedihkan pun terkadang juga indah untuk dinikmati".

"Yoan, aku ingin menghapus riasan diwajahku. Aku ingin mengenakan gaun warna hijau muda kesayanganku dan membiarkan anak rambut ini jatuh liar dikeningku. Yoan, kekasihku menyukai aku seperti ini. Dan itu bisa membuatku bahagia dan tersenyum lepas.. meski tak perlu tertawa lepas ".

Aku sayang padamu Yoan. Kami berpelukan dan menangis. Melupakan semua warna dan India.

# Matsuri = festival atau perayaan dalam bahasa Jepang #

# Saree = kain tradisional India, indah dan biasanya dalam warna-warna yang indah pula #

# Mehndi = pasta yang dilukiskan di tangan dan kaki wanita India sebagai hiasan #

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun