Mohon tunggu...
SyahroniAljibril
SyahroniAljibril Mohon Tunggu... Seniman - Seniman

Ada dan tiada

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Air Neraka

20 Januari 2025   10:54 Diperbarui: 20 Januari 2025   10:54 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Meta AI WhatsApp 

Air Neraka

Untuk minum pengikut setan

Nanah sedemikian rupa

dipadu kopi itam kelat

kesakitannya sungguh

susah dibayangkan

Apalagi kita didunia

Air - air neraka mengerutu

Fisik....suatu ketika diuji Tuhan

Akal ...siapa Tuhanmu akal menjawab

Engkaulah Allah Azza Wajjaallah

Si nafsu diuji Siapa Tuhanmu

sinafsu sibuk sendiri,maka dihentikan Tuhan.

Kebutuhan nafsu ratusan 

Dalam situasi lapar papa ditanya Tuhan

Siapa Tuhan menjawab sinafsu terbata bata 

Engkau Ya Allah SWT

Sinafsu tidak dipenuhi kebutuhannya

Insaf akan kejadiannya

Oleh karena itu didunia ini

setelah sempurnanya Adam tercipta

dipenuhi akal nafsu

Selalu nafsu yang dominan akal yang minoritas

Sadar setelah menderita

Didunia tempat ujicoba naafsu-akal

Apakah masih seperti contoh-contoh

Jelas tertulisdi Risalah

Kita tercipta makhluk antara setan-malaikat

Setan berkuasa nikmat didunia

sengsara di hari akhir

Nafsu  akal harus kombinasi serasi

makanya Adam tercipta

hanya setan enggan sujud

Sang Azazil murka ...Tuhanpun

melaknatkan Azazil atas kecongkaan 

dibuatnya

Selaknat apapun Azazil dia masih

BerTuhan satu

Kita, manusia luar biasa berlebihan

Terlalu banyak Tuhan dicipta manusia

Akal pikiran jualah mengesakan Tuhan

Manusia punya musuh nyata

mengapa kita lengah,lalai

Alangkah ruginya mereka yang lalai

Nikmat Tuhan yang mana telah kau dustai

Sungguh engkau pendusta

orang pendusta masuk neraka

21 April 20018 

Aljibril Adler

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun