Mohon tunggu...
gita siwi
gita siwi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger Lifestyle

Founder @JadiPresenter Mind,Body and Soul

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Batik Betawi Terogong Dikenal Lewat Sentuhan Ibu

9 Desember 2019   20:40 Diperbarui: 9 Desember 2019   20:53 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Canting digunakan dari bawah ke atas

Minggu pagi yang hangat ketika saya dapat menjejakan kaki pada sebuat tempat yang bernama Terogong.

Teragong dahulu adalah satu tempat di wilayah Cilandak Barat Jakarta Selatan yang di huni oleh penduduk asli betawi, dengan mata pencaharian sehari-hari adalah bertani dan berkebun.

Jejak rumah penduduk asli masih terlihat jelas ketika kita memasuki kawasan Terogong.  Rumah-rumah penduduk khas kampung yang padat bersanding dengan pembanguna masa kini seperti sekolah internasional, supermaket dan mall.

Tetapi meskipun kawasan ini tergerus oleh pembangunan zaman, tetap jejak peninggalan warisan  budaya tak boleh hilang. Yaitu kain batik.

Bersama ibu Laela
Bersama ibu Laela

Pasti banyak diantara teman-teman bertanya-tanya, "Emang betawi ada batiknya? Yang mana sih batik Betawi"? Nah pertanyaan ini wajar saja ada dalam benak setiap orang lha wong kata bu Laela selaku founder Batik Betawi Terogong bilang, seorang budayawan aja bertanya, apalagi masyarakat umum.

Nah berangkat dari inilah ibu Laela bertekad untuk kembali menghidupkan membatik ditempatnya dengan melibatkan keluarga dan juga masyarakat sekitar.

Ibu Laela founder dari Batik Betawi Terogong siang itu menyambut hangat kami para blogger yang datang untuk belajar membatik dan juga mengenal secara dekat bagaimana batik Betawi Terogong ini dibuat. 

gambar ondel-ondel perempuan
gambar ondel-ondel perempuan

Batik Betawi Terogong lahir dari sentuhan tangan bu Laela dan keluarga sebagai penerus generasi sebelumnya.  Dimana dulu pengrajin batik Terogong adalah buruh tani dan kebun yang menyambi membatik.

Para ibu yang saat itu pekerjaannya adalah bertani dan berkebun datang untuk menjadi pengrajin batik secara partime kalau istilah zaman sekarang ya. Jadi kalau suka ya datang kalau mulai bosan ya pergi. Jadi pada zaman dulu nggak memiliki yang benar-benar 

Canting digunakan dari bawah ke atas
Canting digunakan dari bawah ke atas

Terogong yang dulu masih ada sawah dan kebon membuat pengrajin batik di daerah tersebut datang dan pergi. Datang satu kembali satu. Karena membatik saat itu masih dianggap bukan hal yang akrab dengan masyarakat Betawi.

Sebagai founder dari Batik Betawi Terogong yang mengenyam pendidikan hingga S2 dengan kemampuan bahasa asing yang baik, bu Laela merasakan langsung bagaimana komentar masyarakat sekitar terhadap dirinya "S2 kok mau-maunya ngurusin batik"

Tapi itulah siapa yang bersungguh sungguh maka Allah akan mudahkan langkahnya. Dengan bantuan mba Cassandra Putranto yang kita kenal sebagai seorang psikolog bu Laela mendapat lecutan semangat dan juga networking.

salah satu batik tulis batik betawi Terogong
salah satu batik tulis batik betawi Terogong

Apalagi setelah "si Zaenab" Maudy Koesnaedy menjadi konsumen pertama yang membeli batiknya dengan request motif ondel-ondel, batik betawi terogong semakin naik daun.Ini terbukti 7 tahun berdiri hingga saat ini banyak wisatawan asing khususnya wisatawan Jepang yang datang. Entah untuk belanja langsung atau mengikuti kelas workshop.

Workshop-workshop memang selalu ada di Terogong, disamping Batik Betawi Terogong sendiri ikut dalam pameran-pameran baik skala Nasional atau Internasional.

Dengan beragam motif yang ada seperti ondel-ondel,  ceremai, mengkudu, patung pancoran , daun semanggi, tampak liman.  Flora: uribang (kembang sepatu), bunga pihong (daun pacar, semanggi, jali-jali, tapak dara dll.

Rasanya batik betawi terogong mempunyai tempat tersendiri khususnya bagi penggemar batik. Sama seperti halnya penggemar -penggemar  batik Indonesia lainnya.

Apalagi selain aktif ikut pameran, batik betawi kerap kali juga diundang ke sekolah-sekolah mulai dari TK hingga anak SMA untuk mengajarkan secara langsung bagaimana caranya membatik. Yang tujuannya tentu agar generasi milenial tahu tentang batik pada tiap daerah di Indonesia.

Saya yang datang siang itu juga sangat antusias ketika sesi membatik dimulai. Kain sudah ditangan, gambar sudah saya pilih, malam dan canting juga sudah siap mengaplikasikan motif ondel ondel perempuan , apalagi yang saya tunggu selain segera fokus pada proses membatik agar malam tidak mlebeeeeer hahaha

Cara menggunakan canting dan memegang kain yang dibatikpun ada tehniknya. Yaitu canting dipegang seluwes mungkin seperti kita hendak menulis dan tangan kiri kita yang memegang kain yang akan dibatik jangan plek nempel tapi kasih rongga agar tangan tidak panas ketika malam mulai digoreskan.

Batik Betawi Terogong cap harganya berkisar antara 150 ribu hingga 200 ribu sementara untuk yang tulis ada yang berharga 600ribu hingga  1 8juta. Tempat ini juga melakukan penjuakan secara langsung. Jadi habis ikut workshop bisa belanja deh.

Oh iya anak anak TK juga dapat mengikuti workshop membatik dengan biaya 35ribu per anak dengan minimal 30 anak. Dan 200 ribu untuk workshop dengan kain berukuran 2 M.

Akh senangnya minggu ini menjadi bagian juga dari ibu yang mengenal batik Betawi. Maklum sejak kecil dan lahir di Jakarta saya baru tahu juga kalau ternyata di Terogong ini ada ibu-ibu pengrajin batik.

Yang akan terus membatik dengan sentuhan tangannya. Sentuhan atas nama cinta pada peninggalan nenek moyang yang tidak boleh hilang apalagi tenggelam di gerus zaman.

Good luck emak Laela. Maju terus Batik Betawi Terogong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun