Mohon tunggu...
Gita Pratiwi
Gita Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai cerita sejarah dan sangat ingin belajar mengenai beraneka ragam sejarah yang ada di Indonesia. Saya juga sangat suka membaca dan sesekali suka menulis cerita dan keseharian saya di buku journey saya. Saya pemimpi dan memiliki banyak mimpi yang hendak saya capai

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Mengenal Lebih Dalam Kota Bumi Mojopahit Dari Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2

29 Oktober 2022   15:30 Diperbarui: 29 Oktober 2022   15:43 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pogram Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 (PMM2) merupakan salah satu program yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek). Program ini memberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswa di Indonesia untuk belajar selama 1 semester di perguruan tinggi di luar pulau, dan juga kebebasan untuk memilih program studi yang ingin di tekuni selama 1 semester itu.

Saya sendiri merupakan salah satu dari mahasiswa yang diberikan kesempatan untuk menempuh pembelajaran di Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa Timur. Saya merupakan mahasiswa yang berasal dari Universitas Samudra Langsa, Aceh.

Di dalam PMM sendiri ada salah satu program yang paling dinantikan oleh mahasiswa yang melakukan pertukan, yaitu Modul Nusantara. Program ini adalah program wajib yang harus diikuti mahasiswa yang berguna untuk mengetahui lebih dalam tentang keberagaman budaya, agama dan juga bahasa yang ada di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

program ini dilakukan setiap minggu dan kali ini adalah kunjungan kami ke kota Bumi Mojopahit atau yang lebih akrab dikenal dengan Kota Mojokerto. Perjalanan dari Kota Surabaya menuju Mojokerto menempuh waktu sekitar kurang lebih tiga jam dengan menggunakan transportasi Bus. Ada kurang lebih 22 orang mahasiswa yang ikut dan didampingi oleh tiga orang dosen dari UPN Veteran Jatim, salah satunya adalah Dwi Wahyuningtyas, S.Pd.,M.A yang merupakan Dosen Mata Kuliah Modul Nusantara kami. Disana kami diajak untuk melihat kembali peninggalan-peninggalan salah satu kerajaan tebesar di Asia Tenggara, yaitu kerajaan Majapahit.

Kami diajak berkeliling mulai dari kampung Bejijong, disana kami disambut dengan hangat oleh tim dari sanggar Bhagaskara, Bapak Supriyadi Trowulan. kami disuguhi oleh tarian tradisional selamat datang, pemukulan gong dan juga pemberian cendramata kepada ibu dosen pembina kami. Setelahnya kami diajak untuk berdiskusi singkat dan juga membahas mengenai biografi singkat Bapak Supriyadi Trowulan sebagai tour guide kami di kampung Bejijong yang sangat menginspirasi. 

Disini kami disuguhi pula makanan tradisional khas Jawa yaitu onde-onde. Setelahnya kami diajak untuk berziarah ke makam Raden Wijaya yang terletak di kompleks Siti Inggil. terdapat lima makam disitu, diantaranya adalah makam Raden Wijaya beserta istrinya yaitu Ghayatri , kedua selir dari Raden Wijaya yaitu Dhoro Pethak dan Dhoro Jinggo, serta Absi Kinasih.

dokpri
dokpri

Setelah itu kami diajak berkeliling di Maha Vihara Mojopahit, dimana di dalamnya ada patung raksasa Budha tidur. Dimana patung ini dibuat untuk mengenang Budha Gautama yang wafat dalam posisi sedang tertidur dengan menghadap  ke arah kanan.

Patung Buddha Tidur ini berdiri sejak tahun 1993. Dalam pembuatannya, patung ini melibatkan pematung dari berbagai daerah tak terkecuali dari Bejijong itu sendiri. Setelah selesai pembuatan, patung ini tidak langsung diberi warna melainkan sempat memakai warna asli semen. Hingga pada tahun 1999, barulah kemudian patung ini diberi warna kuning keemasan. Selain patung buddha tidur, disini juga terdapat miniatur dari tujuh bangunan keajaiban dunia yaitu Candi Borobudur. Sehingga pengunjung yang datang kesini tidak hanya melulu disuguhi patung Buddha tidur saja.

Meskipun tempat ini merupakan tempat ibadah umat Buddha, pihak pengelola tidak membatasi siapapun yang ingin berkunjung melihat patung tersebut selama pengunjung bisa menjaga perilaku dan tidak mengganggu. Tempat ini bukan hanya sekedar tempat ibadah saja, namun bisa dijadikan sarana edukasi untuk mengenalkan berbagai keragaman agama dan budaya yang ada di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun