Mohon tunggu...
Gitanyali Ratitia
Gitanyali Ratitia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik SPA dan Healing Therapy di Jerman

53 yrs old Mom with 3 kids, Fans of Marilyn Monroe, Jazz & Metallica , Bali - Java Wellness & Healing di Jerman, Positive thinker, Survival. Reiki Teacher, Angelic healer, Herbalis. I’m not the girl next door, I’m not a goody goody, but I think I’m human and I original. Life Is beautiful but sometimes A Bitch and someday It F***s You In The Ass but heeey dude! be positive.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Persahabatan Jangan Dihitung Untung dan Rugi

12 Juli 2016   09:29 Diperbarui: 12 Juli 2016   09:38 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Good friends are like stars...

Mungkin terkesan bombastis atau lebay tetapi saya telah membuktikannya pulkam kali ini. Banyak orang- orang baik di sekeliling saya tiba-tiba secara tidak sengaja muncul begitu saja pada waktu dan saat yang tepat tanpa kita planning sebelumnya. 

Mendarat di Singapur dari perjalanan jauh Berlin - Doha- Singapur saya sudah disambut 3 teman saya bak Angeline Jolie di tunggu fans nya di Airport. Kami saling peluk cium dan tertawa bersama, makan , minum gratis plus antar jemput!. Itulah teman apa adanya. Kami saling membagi hadiah dan kenangan di sana. I love you full my Dear Ayu, Sayuti , Nur Lela.

Ada lagi Melly dengan senang hati mengantar jemput saya dan anak-anak seharian , plus gratis makan siang dan kenangan indah hari hari lalu yang kita omongkan bersama. Teman baik itu ada dimana- mana karena kita menilai per teman an itu bukan dari materi atau nilai fisik luarnya saja, pertemanan di dasari dg hati bersih dan ihlas akan membuahkan hasil yang prima!.

Ada juga teman- teman yang mengajak saya bukber gratis seperti kawan saya namanya Intan mengantar jemput, dan teman saya Yosi membelikan payung waktu hujan, membayar sarapan, bahkan ada yang menolong booking ticket, menolong memberikan kontak dan mencarikan cleaner untuk apartmen saya yang rusak berat dan butuh diperbaiki.

Teman- teman baik saya ini mengantar kasur, bantal, guling dan makanan. Tahukah teman itu semua mereka lakukan tanpa pamrih, tanpa saya minta dan otomatis saja. Wonderful bukan teman itu?.  Maka hargailah dan pupuk teman- temanmu supaya kalian bisa bersama  sama - sama sama masa tua-tua. Itu di Singapur. 

Sampai di Jakarta saya sudah dijemput oleh suami kompasianer mbak Vita Sinaga dan anaknya Audi si calon dokter. Segera kami bertiga digiring makan bakmi sebelum meluncur ke hotel. Ada juga yang membingungkan saya tiba- tiba sms, fb, WA, atau messenger saya penuh dengan pesan-pesan dari teman- teman , ada yang ngajakin kopdar dari kompasiana bahkan ada teman yang cuman kenal dari sama- sama pendukung Jokowi pun ingin menjemput dan mengajak kami keliling Jakarta!Amazing bukan? 

Saya kaget dan impressive, salah satu teman itu adalah keluarga pak Arif Ching Hok yang dengan senang hati mengantar jemput kami dari hotel kemana saja selama 3 hari, membawa kami makan siang, malam, makan duren dipinggir jalan, membeli tiket ke Gambir dan menunggu saya dengan sabar di cafe karena saya ada janji meeting dengan pak ketum JPKP pak Maret S. Tahukah kalian, itu semua teman- teman yang ihlas! Tanpa saya minta. Saya ingat pak Arif berkata :

"Orang baik biasanya diketemukan dengan orang baik"

saya sih percaya saja, karena mempercayai sesuatu yang baik itu tidak mencelakakan kok.

Saya juga sempat bertemu dengan pak Kate, tetapi gagal ketemu dengan mas Ninoy , mbak Ariya na dan Pak Tasch idola saya hahaha  untungnya pak Tasch WA saya , lain kali pak saya samperin ke TIM kalau memungkinkan ya. 

Saya juga sempat datang ke rumah mbak Vita , melihat perjuangannya membesarkan dan menjaga anak laku- lakinya yang down syndrome dan sekarang lumpuh saya menjadi terharu oleh ketabahannya. Dibalik sifatnya yang rame konde selalu ngakak dan tulus tersimpan kesedihan yang mendalam tentang anak kelakinya. Hati ibu mana yang tidak teriris melihat penderitaan anak lelakinya. Ya Tuhan semoga tetap kuat mbake Horas dan keluarga, semoga bang David segera sembuh ya... 

Masih banyak cerita saya sebenarnya, tetapi saya akhiri dulu, karena saya baru bangun dan membutuhkan tenaga untuk pulkam ke Semarang dan selamatan 40 hari bapak saya. Untuk teman- teman baik yang telah saya temui atau belum sempat ketemu Minal Aidzun Wal Faidzin sekali lagi. Mohon maaf lahir batin. Keep always positive energy and spirit...percayalah Tuhan itu ada dimana- mana kalau kita meminta pasti akan didengarnya. 

Yo wes gitu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun