Mohon tunggu...
Gitanyali Ratitia
Gitanyali Ratitia Mohon Tunggu... Professional -

47 yrs old Mom with 3 kids, Fans of Marilyn Monroe, Jazz & Metallica , Bali - Java SPA Owner, Positive thinker, Survival. Reiki Teacher, Angelic healer, Herbalis. I’m not the girl next door, I’m not a goody goody, but I think I’m human and I original. Life Is beautiful but sometimes A Bitch and someday It F***s You In The Ass but heeey dude! be positive.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Ceri Tua Saksi Sejarah Itu Roboh Tanpa Saksi

22 Agustus 2013   02:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:00 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_282521" align="alignnone" width="560" caption="Ceri Tua sejak jaman DDR Jerman di tanam thn 1930 an yang tumbang tanpa angin tanpa hujan."][/caption]

Pohon ceri tua di belakang rumah tiba- tiba tumbang dahan besarnya di bagian kanan , padahal tidak ada angin tidak ada hujan. Memang tidak roboh seluruh nya hanya sisi sebelah kanan tapi walaupun begitu memang agak menyeramkan mengingat sehari sebelumnya anak-anak dan teman-teman asyik memanjat pohon ini untuk memanen buahnya. Pohon ini beserta dua puhon apel lainnya adalah peninggalan Oma dari suami ,di tanam sejak tahun 1936 dua tahun setelah rumah kami di beli. Tentu saja saya merasa bersukur karena pas tumbang tidak ada seorangpuun di rumah Alhamdulilah Puji Tuhan. [caption id="attachment_282524" align="alignnone" width="560" caption="Anak saya dengan gembiranya makan sepuasnya ceri tanpa susah-susah manjat pohon."]

13771120371204410242
13771120371204410242
[/caption] Saya baru saja pulang dari menjemput Ray di kindergarten waktu itu, ada insident kecil sebenarnya sewaktu dijalan. Saya menutup pintu mobil tidak tertutup erat, sewaktu mobil melaju pintu terbuka tentu saja mengagetkanku dan suami yang sedang menyetir. Perasaan sudah tidak enak. …”shut up” kataku agak kasar sewaktu dia ngomel- ngomel.. [caption id="attachment_282525" align="alignnone" width="560" caption="Buah ceri kami yang manis itu berbuah lebat tiap tahun."]
13771121312069046776
13771121312069046776
[/caption] Tiba dirumah kulihat pemandangan itu, Pohon ceri roboh menimpa Pohon apel sebelahnya. Padahal sebelum menjemput Ray saya masih bolak- balik dibawahnya untuk berkebun. Kemarin apalagi….hari minggu kami mengadakan BBQ dikebun,anak-anak dan teman-teman berkumpul dikebun juga. Wallahu Alam tanda apa ini? Ya…pertanda pohon perlu di tebang karena tua  kata Si Suami. [caption id="attachment_282526" align="alignnone" width="560" caption="Terpaksa kami potong pohon ceri yang roboh tersebut hanya disisi kanan. Seluruh pohon hanya bisa dirobohkan oleh ahli Pemotong tanaman."]
1377112644729994018
1377112644729994018
[/caption] [caption id="attachment_282527" align="alignnone" width="560" caption="Bahu membahu memotong Pohon ternyata capek juga!"]
1377112889490879686
1377112889490879686
[/caption] Sepertinya Tuhan melindungi kami semua dan mencoba mengingatkanku  untuk tidak sentimental mempertahankan pohon ceri tua itu. Memang selama ini saya melarang suami menebang pohon ceri, saya teramat sangat suka dan jatuh cinta dengannya , kok bisa? Pertama rumah saya yang di Singapore sebelum kami pindah ke Jerman tidak punya halaman , kita tinggal di apartement lantai dua. Sedangkan masa kecil saya habiskan di Semarang di perkampungan sempit yang terletak didepan SMA Loyola. Kami tidak mempunyai pekarangan. [caption id="attachment_282529" align="alignnone" width="560" caption="Lumayan untuk persediaan musim dingin tahun depan. Lihat permukaan kayunya cantik bukan?"]
13771131121028277607
13771131121028277607
[/caption] Area bermain saya waktu kecil adalah halaman SMA Kolese Loyola yang terkenal itu. Saya masih ingat kalau siang saya masuk ke halaman sekolah itu mencari bunga-bunga yang berjatuhan, ada bunga kamboja, kembang sepatu, banyak tanaman bunga pokoknya , kemudian saya juga suka memetik buah cermai yang banyak berbuah di halaman . Kadang saya sesekali mengintip gurunya yang sedang mengajar. Pernah waktu saya mengintip seorang guru bule dari Jerman ( SMA Loyola itu sekolah Katolik kalau tidak salah, banyak Gurunya dari Jerman menurut info teman ) saya di panggil dan di beri permen, tentunya anak kecil senang sekali di beri permen. Makanya saya berangan-angan kalau kelak sudah dewasa ingin sekali mempunyai rumah besar dengan banyak kebun buah-buahan dan sayur-sayuran. Dan impian itu tercapai setelah 41 tahun perjalanan hidup saya di dunia ini, di Jerman ini menginjak usia 42 tahun saya baru merasakan yang namanya mempunyai rumah besar dengan pekarangan luas selebar kira-kira 650 meter persegi.  Tentunya itu yang mendasari saya jatuh cinta dengan pohon ceri di di rumah kami , selain bunganya cantik buahnya manis sekali. Menurut rencana Pohon akan di tumbangkan sekalian oleh ahli penebang pohon setelah kami membersihkan sisa-sisa kayu dan buah ceri, apa mau dikata walau dalam hati saya sangat menyayangi pohon ini. Bagi Saya Pohon ini adalah saksi sejarah kehidupan orang-orang disini , ingat tahun 1936 banyak sekali kejadian yang terekam sejarah olehnya seandainya dia bisa bicara saya pun ingin sekali mendengarkan ceritanya ( sentimental banget khan ? ). Saya sempat melarang suami untuk mengeksekusi pohon tua ini tapi apa boleh buat itu bahaya katanya, bisa saja pohon ini tumbang setiap saat dan membahayakan si kecil juga. Cerita dulu Oma bekerja sendirian di kebun menanam sayur-sayuran, buah-buahan dan memelihara ayam , kelinci untuk persedian makanan mereka. Sang suami meninggal dunia meninggalkan Oma sendirian merawat kebun dan membesarkan anak-anak tanpa bantuan laki-laki di rumah ( Ingat jaman perang tahun 1930 an ) . Saya pun kadang seperti bisa merasakan perasaan Oma yang bekerja sendirian di kebun untuk memenuhi kebutuhan pangan sekeluarga dengan 4 orang anak kecil, di jaman perang dimana bahan makanan sulit didapat, otomatis Oma harus mati-matian bekerja keras di kebun. Sampai sekarang pun peninggalan alat-alat pertanian nya masih rapi tersimpan di garasi kami, sungguh barang antik bukan?. Dan sekarang saya yang menerusakan merawat kebun seluas itu. Walaupun sekarang berkebun cuma sebagai hoby tapi tetap saja memerlukan energi untuk merawatnya. Apalagi saya harus memotong rumput dan baru sejam lamanya selesai. Tapi dilain pihak saya senangnya bukan main kala melihat sayuran tumbuh sehat dan buah-buahan muncul satu persatu. Termasuk pohon ceri penuh sejarah tersebut. Cerita suami bahwa dulu dia sering memanen pohon ceri ini sendirian sampai 20 ember dan hasilnya di jual ke pasar yang langsung di beli oleh pedagang buah untuk di jual eceran ke konsumen. Tapi  Itu jaman GDR katanya lagi , bukan jaman sekarang jamannya Angela Markel. Apa itu GDR ?  GDR adalah singkatan dalam bahasa Inggris The German Democratic Republic GDR; atau dalam bahasa Jerman biasa menyebutnya  DDR : Deutsche Demokratische Republik  atau yang kita ketahui sebagai Jerman Timur, adalah negara dalam Blok Timur selama periode Perang Dingin dari tahun 1949 sampai 1990 wilayah Jerman yang diduduki oleh pasukan Soviet pada akhir Perang Dunia Kedua-Zona Pendudukan Soviet dalam Perjanjian Potsdam Agreement, dibatasi di timur oleh garis Oder-Neisse. [caption id="attachment_282533" align="alignnone" width="560" caption="Suasana BBQ sebelum Pohon roboh."]
13771144592021866803
13771144592021866803
[/caption] Sekarang jaman sudah modern kita memang tidak bisa menjual hasil kebun sembarangan ke orang lain disini bisa-bisa kita di denda kalau menjual makanan sembarangan tanpa ijin usaha. Akhirnya ceri yang berlimpah , apel yang berbuah lebat cukup dimakan sendiri , berbagi dengan burung , serangga , siput , lebah , ulat dan Landak ( saya sering memergoki landak di pagi hari muncul secara malu-malu dari balik rimbunnya pohon hazelnut ). Habis mau di bagi dengan siapa kalau tetangga saya kiri kanan juga mempunyai pohon ceri dan buah-buahan ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun