Teringat kata seorang teman, sebelumnya dia pun kecewa karena pernah mampir untuk Shalat Dhuhur dan menemukan Masjid terkunci, akhirnya temanku ini pulang dan kembali ke Apartmentnnya sendiri yang berjarak agak jauh.
[caption id="attachment_348210" align="aligncenter" width="376" caption="Kudapan manis dan Legit , namanya lupa."]
Jam 9 malam pintu masjid dibuka, aku segera melangkahkan kakiku masuk diiringi si kecil yang riang gembira dan jamaah laki-laki yang tadi sudah menunggu duluan di luar. Sepi tidak ada jamaah wanita kecuali diriku. Ya sudah ku tinggal shalat sunnah dan baca Alquran sambil menunggu buka puasa.
Jam 9.25, lima menit sebelum waktu buka kulihat para wanita satu persatu datang. Pas buka puasa kulihat hanya ada kita ber-enam perempuan dewasa, aku, wanita dari India dan anak perempuanya yang masih kecil, wanita dari Palestina dan anak balitanya, istri Imam Masjid, seorang perempuan muda nan cantik jelita dan Ibu-ibu yang tinggi besar dari Turki.
Menu hari ini adalah sejenis nasi briyani dan kari ayam, dengan acar daun selada dan ketimun. Ada juga kue-kue manis yang saya tidak tahu apa namanya, rasanya manis dan legit. Sambil berbuka ku mengobrol dengan istri Imam Masjid tentang Masjid yang terkunci tadi.
[caption id="attachment_348211" align="aligncenter" width="302" caption="Si Nona Cantik"]
Memang masjid harus dikunci untuk menjaga keamanan dan hanya di buka pas waktu Adzan shalat lima waktu seperti perkiraanku tadi, setelah itu Masjid akan di kunci lagi . Haduh pikir saya dalam hati , beda sekali dengan kita di Asia , kebanyakan Masjid atau Musholla akan di buka lebar-lebar 24 jam terbuka bagi siapa saja dan kapan saja untu beribadah.
"Bagaimana kalau ada Musafir yang kesasar dan tidak ada tempat tinggal?" tanya saya,"ah tidak ada itu cerita musafir disini, Di jerman orang yang tingga disini semuanya legal" kata istri sang Imam. "Kalau orang masuk Jerman tidak punya tempat tinggal sudah pasti akan ditolak visanya" katanya panjang lebar. Aku tertawa teringat Pak guru agama dengan ceritanya, Masjid atau Musholla sebagai tempat persinggahan para Musafir yang kemalaman di jalan dan tidak punya tempat tinggal sementara. Ah itu cerita di tanah air... aku lupa disini di Jerman segalanya berbeda.
Kuutarakan niatku untuk beriktikaf di masjid kepada istri Pak Imam , "nanti saya bicarakan dengan Imam ya setelah Shalat Tarawih," kata bu Imam dengan senyuman lebar. Dalam hati kupikir baru kali ini berdiam di Masjid harus pakai ijin Imam Masjid.
Setelah Shalat Tarawih usai, Pak Imam menghampiri dan mengatakan, baru kali ini ada wanita mau ber I'tikaf di Masjid ini katanya. "baiklah saya akan mengunci pintu Masjid dan saya akan berikan satu kunci untuk anda keluar besok pagi, dan tolong nanti kuncinya anda taruh di sana" katanya sambil menunjukkan lemari di ujung. Jadi besok setelah anda keluar Masjid pagi hari, Masjid dalam keadaan tidak terkunci lagi sampai siang hari waktu shalat Dhuhur, biarlah pintu Masjid terbuka demi anda besok" kata Pak Imam panjang lebar sambil memberikan sekotak makanan untuk sahur nanti katanya.
Mereka meninggalkan masjid jam 12.30 pagi dan menguncinya dari luar, saya berdoa dan si kecil sudah kecapekan , kulihat dia sudah tertidur. Tidak ada rasa takut sendirian, tetapi perasaan aneh dan lucu saja seorang diri di tempat suci dan terkunci dari luar!