[caption id="attachment_352384" align="aligncenter" width="479" caption="Jimbaran 2011."][/caption]
Aku terkantuk-kantuk di mobil sewaan, sopir nyerocos sepanjang perjalanan . Orangnya lucu dan kocak kamipun tergelak-gelak. Si muka serius turis Jerman ini akhirnya kunamakan si weird karena aneh menurutku , bicaranya datar cenderung kaku tanpa emosi tanpa perasaan. Ya ampun apa yang terjadi dengan dirimu tanyaku? apa kamu kecopetan di Sanur? apa kamu baru ditinggal istrimu? Apa kamu lupa ke Toilet pagi ini ? seribu satu pertanyaan kusampaikan kepada si weird ini. hahahha salah semua katanya, akhirnya dia tersenyum juga wkwkwkwkwk , pak sopir pun sampai tergelak-gelak mendengar celotehanku. "Ya ampun Ibu ini lucu banget nanyanya".
Aku cuek seperti biasa, tidak ada yang aneh di dunia ini , life is too short . Kamipun makan siang di daerah Ubud , kuperhatikan si weird ini. Oh Gosh kalem banget makannya , sopan dan santun sekali. Kulihat dia makan dengan lahap , Nasi campur ala Bali dengan semua pernak-perniknya. Dibawah restaurant ada sungai yang mengalir serasa indah sekali, Â pohon bambu dan burung-burung bernyanyi riang di seberang sana. Bayangan Jean Michel sekelebat muncul lagi betapa indahnya kalau diapun disini. Wajahku mendung lagi, sekilas kucium bau harum aroma Calvin Klein yang kuhapal, diakah ? ah ternyata aroma parfum pun bisa mempermainkan imaginasiku. Bisa saja ada orang lewat memakai parum yang sama, Â Ku hirup Sampoerna hijauku kuat-kuat , enyahlah kamu!
Tidak ada yang menarik hari ini , kami bertiga termasuk sopir sehari penuh keliling dengan mobil sewaan. Aku capek dan tidak kuat lagi , mana obat itu aku sangat memerlukannya. Gara-gara Parfum Calvin Klein ingatanku kembali ke Jean Michel. " Obat apa itu?" tanya si weird . " Obat depresi jawabku ketus!. Diapun seperti biasa cuma mengguman tanpa ekspresi. Akhirnya diapun bertanya lagi, "Kenapa kamu depresi? " Aku patah hati" jawabku dengan ketus lagi! Ya Tuhan singkirkan mahluk ajaib dari sampingku ini, menyebalkan dan membosankan!
"Stop pak stop" kataku pada Sopir, aku mau ambil uang dulu di ATM. Kuingat kemarin hari gajianku pasti sudah di transfer kantor ke rekeningku. Segera sopir menghentikan mobil di dekat ATM . Semua biaya Hotel sudah kulunasi di depan, sekarang aku mesti mengambil uang untuk biaya kehidupan ku di Bali selama seminggu dan biaya membayar sewa mobil. Ku intip dompetku tinggal 100 ribu, padahal aku harus membayar 200 ribu untuk membayar sewa mobil dan 50 ribu untuk tip. Sengaja aku tidak menyimpan banyak uang cash karena cerita -cerita menakutkan pencopetan, perampokan dll. Dompetku pun hanya berisi satu kartu kredit dan satu kartu ATM. Green Card Singapore dan Passport kutitipkan di Receptionist.
Mesin sialan ini tak mau juga mengeluarkan rupiahnya keluar, padahal kemarin aku masih bisa menggunakannya. Aduuh bagaimana ini kalau sampai tidak bisa menarik uang apakah ku harus membayar Pak sopir dengan Credit Card?. Perjuangan menarik uangpun gagal total!
"Stephan bisakah kamu meminjami aku 200 ribu untuk membayar sopir? tanyaku kepada si weird  yang tadi kukutuk habis-habisan karena menyebalkan. Orang Jerman itu terkenal pelit dan itupun kutahu, ku juga tidak tahu apakah si weird ini mau meminjamkan 200 ribu kepadaku ke orang asing yang baru dikenal beberapa jam yang lalu?.
"Ok... katanya masih tanpa exspresi . " Ku ganti besok setelah ATM ku normal, aku akan menelepon  kantorku di Singapore dan menanyakan apa yang terjadi kemudian kukembalikan uangmu beserta bunganya" kataku enteng. Baru kali ini ku merasa sebagai orang yang beruntung , ingin sekali aku melompat dan memeluknya. Kebiasaan spontan kalau aku sedang bahagia , untunglah aku sadar si weird ini hanya orang asing yang bersedia menolongku.
"Tidak usah membayar bunga" katanya, "Oh ya?" jawabku. " Bukankah begitu peraturan utang piutang di negaramu?" tanyaku lagi. " Ya benar tapi kamu baik sekali , jadi tanpa bunga."
Kami sampai di Hotel sudah Maghrib, perut mulai keroncongan uangku tinggal 50 ribu. "Ayo makan di warung Jawa di pojok sana , murah dan enak" kata Stephan. "Cukupkah 50 ribu? tanyaku? aku perlu rokok juga. " Cukup" katanya. Kamipun makan berdua denngan lahap, hujan lebat turun tiba-tiba, si weird nampak makan dengan lahap , ya Tuhan! benarkah itu orang Jerman? " Mana kentang dan rotimu ? tanyaku lagi. " Disini ku makan Roti hanya waktu pagi di Hotel", Â siang malam aku makan nasi" . " mau rokok?" tanyaku. " Nein danke jawabnya sopan! . Huh mana ada orang Jerman bisa hidup tanpa rokok?. Kubayangkan si Wilhelm teman kerjaku dari Jerman yang memilih kelaparan dari pada tidak merokok!
Seperti biasa aku makan tidak pernah habis, diatas piring masih ada sisa Nasi dan lauknya. Ku mainkan Hp ku , ada sms masuk dari Pembantuku , anak-anak baik saja katanya. Ada sms masuk lagi dari adikku dan teman-teman . "Are you okay sweety....." kata teman-temanku. Tapi tak ada satupun sms dari Jean Michel yang kutunggu-tunggu, sedang apa dia di Singapore . Pikiranku melayang-layang ke Ang Mo Kio bekas apartemen kami. Luka itu menganga lagi...