[caption id="attachment_361380" align="aligncenter" width="518" caption="Kelinci jinak di kandang Accountant itu , lihat dia senang di foto!"][/caption]
Ceritanya kemarin sore saya dan suami mengunjungi Tax Adviser / Accountan pribadi untuk menyerahkan bon-bon yang mesti dia hitung untuk kemudian di laporkan ke Pemerintah sebelum tutup tahun. Bukan cerita berapa banyak uang kami atau berapa banyak pajak yang mesti kami bayar per tahunnya ke Pemerintah , tapi karena memang ini kewajiban untuk membayar pajak . Tiap ada permasalahan pajak dan keuangan saya dan suami pasti minta nasehat Accountan ini tentunya tidak gratis , walaupun begitu kami memang suka dengan hasil pekerjaannya yang teliti tersebut.
Yang aku suka sebenarnya halaman belakang si Acountant ini , dia memelihara ayam dan kelinci, disamping itu kebun sayuran yang lumayan besar . Saya sengaja berlama-lama disana dan melihat binatang kesayanganku sejak kecil dulu yaitu kelinci . Disini kelinci ini sengaja dipelihara untuk di konsumsi dagingnya.
[caption id="attachment_361381" align="aligncenter" width="560" caption="Gendut dan menggemaskan, sayang nasibnya berakhir di kwali!"]
Kalau memikirkan betapa lucunya kelinci-kelinci yang nampak jinak harus berakhir di kuali sungguh sedih rasanya. Betapa lucunya kelinci itu , saya mendekat ke kandang dan mereka tanpa malu-malu mendekat. Gemuk , lucu dan menggemaskan!
Orang Jerman suka makan daging kelinci , rasanya lezat kata mereka , disini dinamakan Kaninchen. Bahkan saking banyaknya kaninchen disini kalau saya sedang naik kereta api ke luar kota bisa dilihat dari balik jendela kaninchen yang melompat-lompat di perkebunan petani!
[caption id="attachment_361382" align="aligncenter" width="560" caption="Kandangnya terlalu sempit untuk kelinci gemuk! Kasihan ya..."]
Saya tidak pernah makan kelinci , karena terlalu cute untuk dimakan , bahkan daging merah saya sudah menjauhinya seperti kambing , sapi dll. Saya bukan vegetarian walaupun pernah mencobanya beberapa kali tetapi gagal , sekarang yang saya lakukan adalah menjauhi daging merah , saya dan keluarga hanya makan ayam, telur dan makanan laut. Suami saya orang Jerman , dan orang Jerman sangat terkenal sebagai carnivora sejati, untuk itu saya sangat respect dan menghormati suami yang mau ikut lifestyle hidup saya untuk menjauhi sapi, kambing dan babi!.
Teringat waktu kecil saya mempunyai dua ekor kelinci , ibu membeli anakan kelinci dengan maksud untuk di konsumsi dagingnya . Tetapi saya sudah kadung menyayangi kelinci tersebut , hingga akhirnya ibu menjelaskan bahwa kita tidak punya ruangan lagi untuk memelihara kelinci yang semakin gendut . Ibu bilang kelincinya harus di sembelih buat lauk . Sebagai anak kecil saya cuma bisa merasa sedih saja melihat kelinciku masuk kuali . Seharian keluarga makan opor kelinci dan saya hanya bisa melihatnya. Saya tidak mau menjamah daging itu!
[caption id="attachment_361383" align="aligncenter" width="560" caption="Ayam dan kandangnya, kalau salju datang ayam masuk ke kandang sebelah kanan yang ada heathernya."]
Pun di rumah Accountant itu , saya merasakan ketidakberdayaan lagi , kenapa kelinci yang lucu itu harus masuk kwali lagi akhirnya? Saya bilang pada suami , ayo kita beli semua kelinci dan ayamnya supaya kita dapat telur segar setiap hari. Di jawab olehnya , lupakan saja memang itu sudah nasib mereka binatang itu berakhir di perut manusia.
[caption id="attachment_361384" align="aligncenter" width="560" caption="Ayamnya pun lemu ginuk-ginuk! "]
[caption id="attachment_361385" align="aligncenter" width="518" caption="Kalau kedinginan si lemu ginuk-ginuk pada masuk kesini yang ada heathernya biar anget!"]
Kalau dipikir betapa kejamnya kita!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H