Mohon tunggu...
Gitanyali Ratitia
Gitanyali Ratitia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik SPA dan Healing Therapy di Jerman

53 yrs old Mom with 3 kids, Fans of Marilyn Monroe, Jazz & Metallica , Bali - Java Wellness & Healing di Jerman, Positive thinker, Survival. Reiki Teacher, Angelic healer, Herbalis. I’m not the girl next door, I’m not a goody goody, but I think I’m human and I original. Life Is beautiful but sometimes A Bitch and someday It F***s You In The Ass but heeey dude! be positive.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Curhat di Medsos, Apakah Sudah Dipikir?

9 Oktober 2014   09:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:46 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14127973852112858732

[caption id="attachment_365026" align="aligncenter" width="432" caption="Gara-gara tas Crocodile Hermes ini , hubungan suami istri jadi kacau balau! Harga tas ini bisa dibelikan rumah di Indonesia."][/caption]

Sudah agak lama saya tidak menulis di Kompasiana, alasan klasik yaitu sibuk , walaupun arti sibuk itu relatif. Mungkin sibuk yang hanya di buat-buat alasan supaya tidak di tanya-tanya lagi sedang apa, atau memang sibuk betulan. Entah sibuk Ngopeni anak dan suami , sibuk kerja, sibuk angon sapi atau sibuk dengan dirinya sendiri . Itu semua arti sibuk , ya silahkan diartikan sendiri.

Sesibuk-sibuknya saya tetapi masih berusaha untuk tetap eksis dengan mengintip Kompasiana kalau ada waktu luang atau mengintip FB , upload foto di Instagram atau WA sama teman . Itu semua dilakukan di tengah kesibukan tersebut.

Dari dunia sosial media , saya di curhati teman di Indonesia kalau dirinya minder berkulit cokelat , dia mau berkulit putih. Padahal kalau saya lihat kulitnya tidak terlalu cokelat tetapi kuning langsat, tetapi kok ya masih kurang . Maunya benar-benar putih seperti tepung!. Ya sudah saya dengarkan saja walaupun dalam hati saya ngedumel juga untung bukan dikarunia kulit seperti orang Afrika, lha kalau mendapatkan kulit seperti itu apakah dunia bakalan kiamat untuknya?. Makanya saya suka berpikir teman ini gimana sih tidak mensukuri kulitnya yang sudah sehat itu.

Ada lagi teman satu ini , menulis status di FB dengan nada nyinyir menuliskan ketidak beruntungan temannya yang hidup di Eropa , katanya temannya dia jarang mandi karena air mahal dan suami melarang mandi tiap hari. Dia menertawakan kebodohan temannya tersebut karena tidak berani melawan suami dengan peraturan itu. Saya pun diam saja tidak mau berkomentar . Karena menurut saya tidak baik membuka aib orang lain apalagi nyinyir dan menuliskan di FB. Mestinya dia bersukur karena mendapatkan suami baik , tidak pelit dan royal. Jadi jangan nyinyir dan mencibir teman lain yang belum mendapatkan kenikmatan seperti dirinya.

Harap tahu saja saya juga jarang mandi karena dingin sekali pas winter , rasanya sudah malas mau nyemplung ke bathtub walaupun ada air hangat dan tidak di larang suami. Teman saya melongo waktu saya bercerita kalau saya juga jarang mandi hihihihi.

Ada lagi teman yang masih sempat upload foto daging yang melimpah di Medsos , daging kambing dan sapi berkilo-kilo di frezer gara-gara Hari Raya Kurban kemarin, saking banyaknya daging yang di dapat sampai teman ini bingung mau di masak apa. Dirinya sibuk bertanya kesana - kemari menu apa yang enak, cocok dan nendang dunia akherat. Saya pun heran dengan kelakuannya. Bukankah dirinya tergolong orang yang mampu? mengapa daging-daging tersebut tidak di bagikan saja kepada orang-orang yang membutuhkannya? .  Saya yakin di Indonesia masih banyak orang yang tidak bisa membeli daging karena mahal.

Juga ada teman kecilku yang selalu complain tidak habis-habisnya ke suami dan curhat ke saya karena tidak mendapatkan hadiah tas bermerek seperti temannya yang lain yang selalu mendapat hadiah dari suami sepulang dari Eropa . Padahal teman saya mempunyai tas lebih dari cukup. Tidakkah dia tahu kalau harga tasnya itu ada yang seharga nilai gaji sebulan kebanyakan orang -orang itu?. Kenapa dia masih merasa kurang saja?.

Ada lagi curhatan di Medsos , dan orang ini aneh lagi, harga Tas Hermesnya Milyaran tetapi masih saja merasa kurang!

Saya hanya melihat , mendengarkan atau membaca saja sesuatu yang saya kira tidak pada tempatnya untuk di tulis atau di komentari di Medsos . Bahkan saya orang yang pelit memberikan jempol untuk "sesuatu" yang saya pikir harus dipikirkan lagi.  Jempol saya sangat berharga di Medsos. Tetapi kalau melihat tulisan atau status lucu , tidak menyinggung orang lain , tulisan yang berguna untuk orang lain saya biasanya royal merelakan jempol ini untuk dilepaskan.

Yang satu ini lain lagi dan lebih parah lagi dari yang di atas tadi, tiap kali akan bepergian saya selalu bingung untuk memakai baju apa. Saya merasa tidak mempunyai baju lagi! padahal di depan saya ada lemari yang penuh dengan gantungan baju-baju. Setiap kali ingin bepergian saya merasa perlu membeli baju lagi , perasaan selalu saja baju itu kurang. Aneh bukan? itulah ciri-ciri manusia yang tidak bersukur dengan nikmatNYA.

Sekarang saya baru menyadarinya betapa bodohnya saya betapa bodohnya kita yang selalu merasa kekurangan padahal banyak orang di sekeliling kita yang mau makan saja susah nya minta ampun apalagi memikirkan kulitnya yang cokelat atau memikirkan memakai baju apa hari ini?. Apakah itu perlu di tuliskan di Medsos?

Semoga pembaca Kompasiana tidak seperti saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun