Mohon tunggu...
Gitanyali Ratitia
Gitanyali Ratitia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik SPA dan Healing Therapy di Jerman

53 yrs old Mom with 3 kids, Fans of Marilyn Monroe, Jazz & Metallica , Bali - Java Wellness & Healing di Jerman, Positive thinker, Survival. Reiki Teacher, Angelic healer, Herbalis. I’m not the girl next door, I’m not a goody goody, but I think I’m human and I original. Life Is beautiful but sometimes A Bitch and someday It F***s You In The Ass but heeey dude! be positive.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gerakan Anti Pengungsi Di Jerman

4 Desember 2014   02:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:06 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenapa aku tidak boleh datang? bukankah aku hanya orang asing tapi bukan pengungsi atau pencari suaka?"

Ini balasannya :

"Nein! my dear.. . Kamu bukan pengungsi dan pencari suaka , tetapi kamu tetap orang asing disini . Saya tidak mau apa-apa terjadi denganmu. Ingat orang-orang itu bodoh semua"

Fakta yang ku ketahui adalah si pengungsi, si asing dan si lokal ini memiliki poin yang valid , yaitu:

1) Orang asing mencari masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri, keluarga dan anak-anak mereka dan hal ini wajar, asalkan:

2) Masyarakat setempat memiliki hak untuk merasa aman dan pengungsi tidak mendahului manfaatnya dan hak-hak mereka.

(Mari kita jujur dengan diri sendiri, kadang-kadang menjadi pengungsi itu jauh lebih mudah  karena pemerintahan sosialis Jerman akan melakukan apa pun untuk mereka  atas nama "kebijakan apapun"), dan tentu saja jangan lupa bahwa:

3) Kelompok pengungsi yang aku harapkan sebagian besar orang baik-baik dengan beberapa orang yang bukan pengungsi tetapi hanya ingin memanfaatkan rumah baru, kelompok pemalas, penjahat kecil dan itu semua adalah contoh buruknya hingga membuat semua pengungsi terlihat buruk, karena orang-orang lokal kemudian takut dan ketika mereka takut, itu sangat mudah untuk menggeneralisasi  " mereka semua " versus "kita semua" .

Aku hanya berharap Jerman supaya lebih  cerdas dengan ide menampung pengungsi yang sangat mulia ini dan aku juga menaruh hormat. Namun sekali lagi menampung mereka tidak bisa hanya dengan membuka pintu lebar-lebar kemudian menempatkan mereka secara terbuka , karena pengungsi adalah manusia , mereka bukan tanaman!. Masih banyak PR yang harus dikerjakan untuk kita semua , orang asing , pengungsi dan penduduk lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun