Mohon tunggu...
Gitanyali Ratitia
Gitanyali Ratitia Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik SPA dan Healing Therapy di Jerman

53 yrs old Mom with 3 kids, Fans of Marilyn Monroe, Jazz & Metallica , Bali - Java Wellness & Healing di Jerman, Positive thinker, Survival. Reiki Teacher, Angelic healer, Herbalis. I’m not the girl next door, I’m not a goody goody, but I think I’m human and I original. Life Is beautiful but sometimes A Bitch and someday It F***s You In The Ass but heeey dude! be positive.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pernyataan Sikap Imam Masjid di Magdeburg Jerman Timur

11 Januari 2015   10:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:23 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_389989" align="aligncenter" width="430" caption="Pernyataan Sikap Imam Masjid Ar-Rahman Magdeburg Jerman Timur"][/caption]

Saya membaca status di Wall nya Bapak Imam Masjid di kampungku Magdeburg, berbagai perasaan menyelimuti. Ada dua peristiwa besar yang datang hampir bersamaan. Pertama tentang serangan radikalis di Perancis dan yang kedua tentang kematian keponakannya kemarin di Syria .  Sang keponakan meninggal karena ditembak sniper IS.

Curhatannya yang membuat saya sedih tentu saja , Innalilahi wa Inna ilaihi Rojiuun" begini tulisannya :

"Hari ini, keponakan saya dibunuh oleh penembak jitu dari IS. Ia belajar Teknologi Telekomunikasi dan sedang menyelesaikan semester delapan di universitas swasta Aljazeera di kota Deir Ezzour di Suriah. Dalam perjalanan pulang dari universitas dengan bus ia ditembak oleh seorang penembak jitu IS ( sniper) tepat dikepala. Padahal dia hanya seorang mahasiswa dan di tempat dia ditembak adalah tempat aman yang tidak ada pertempuran. Begitu mudahnya mereka membunuh. Keponakan saya adalah salah satu dari ribuan Muslim dan non-Muslim yang dibunuh oleh pejuang IS tanpa alasan."

[caption id="attachment_389990" align="aligncenter" width="560" caption="Masjid Ar-Rahman biarpun kecil dan Nyempil selalu Ramai Jamaahnya."]

14209200621324002637
14209200621324002637
[/caption]

Jumat kemarin , akibat dampak dari penyerangan di Perancis , TV lokal MDR menyempatkan  mewawancarai sang Bapak Imam dan berkunjung ke Masjid kecil kami, disaat para jamaah lelaki melakukan shalat Jumat.  Intinya wawancara terkait Pernyataan sikap Imam Masjid dan warga Muslim di Magdeburg terkait penyerangan Kantor Majalah Charlie Hebdo  di Perancis .  Ini disini linknya wawancara tersebut secara lengkap :

http://www.mdr.de/sachsen-anhalt/reaktionen-charliehebdo-imam-magdeburg100_zc-a2551f81_zs-ae30b3e4.html

Hari ini Sabtu seperti biasa jam 2 siang ,  saya dan Bapak mengantar si bungsu untuk mengaji. Angin kencang dan hujan tidak menyurutkan langkah kami untuk mengantarnya. Saya juga ingin mengucapkan bela sungkawa kepada Istri Pak Imam dan keluarganya

Angin kencang dan desiran suaranya yang menakutkan terdengar keras saat saya membuka pintu Masjid yang tertutup. Sepatu-sepatu kecil tampak berjejer rapi di dekat pintu masuk, tetapi kali ini bisa dihitung dengan jari. Pasti sebagian besar anak-anak memilih tinggal di rumah karena cuaca jelek begini. Suhu udara 14 derajat termasuk hangat untuk musim dingin , tetapi angin yang kencang di selingi hujan membuat  dingin dan bunyi howling yang menyeramkan. Terdengar suara si Ibu guru mengajarkan surah Al Fatiihah. Saya suruh anak saya segera masuk cepat  ke dalam , dan saya mengucapkan salam serta belasungkawa terdalam kepada Istri Imam Masjid dan anak gadisnya yang menjadi guru si kecil mengaji . Ibu guru mengaji memberikan info bahwa minggu depan mengaji diganti hari Minggu, karena Sabtu akan ada Pawai Nazi seperti biasanya tiap bulan January.

Saya masuk ke mobil masih dengan kerudung di kepala. 2 jam lagi kami harus kembali kesini untuk menjemput si kecil.

" Ayo ke Supermarket belanja mingguan" kata si Bapak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun