Kepada siapa dan kapan kita akan jatuh cinta takkan ada yang dapat mengetahuinya. Seandainya dapat mengetahuinya, mungkin bisa langsung mengetahui siapa yang akan menjadi pendamping hidup ini.
Berawal dari pertemuanku dengannya pada Maret tahun 2019. Dia merupakan bosku di tempat kerja sebelumnya. Kala itu tak pernah terpikirkan olehku bahwa aku di terima menjadi sekretaris.
Saat pertama kali bekerja, tidak ada yang berbeda kami saling bertegur sapa tiap pagi dan ketika pulang sama seperti pegawai lainnya.
Namun seiring berjalannya waktu, perlakuan dia ke aku sangatlah berbeda hingga membuatku terdiam dan menatapnya.
Suatu hari dia menyatakan perasaannya hingga membuatku kaku.
 "Naila, apakah kamu bersedia menjadi pacarku? " tanya Rafael.
"Maaf, aku tidak bisa menerimanya," tolak Naila dengan lembut.
"Kenapa? Apa aku kurang ganteng?" tanya Rafael.
"Bukan karena itu, tapi kamu dan aku tidak akan pernah bisa menjalin hubungan, karena keyakinan kita berbeda, " jawab Naila.
"Naila, kamu bisa menerima cintaku dan masuk agamaku," kata Rafael.
"Maaf, aku tidak akan pernah melakukannya, karena aku lebih menyayangi Tuhanku, dibanding ciptaan-Nya, dan aku lebih memilih tasbih yang aku pegang tiap selesai salat, di banding salib yang selalu di gunakan di leher, " Tolak Naila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H