Maka maklumlah jika kami tidak memiliki banyak bahan obrolan mengenai pekerjaan kami, karena ya kalian yang tidak pernah bertanya kepada kami selayaknya kalian menanyakan hal yang sama ke saudara-saudara yang bergaji itu.
Maka dari itu, saya ingin katakan kepada semua orang yang karena pekerjaannya dianggap remeh oleh orang-orang di sekitarnya;
Sabar dan segera bangkitlah lagi. Kalian tidak boleh gagal dan jatuh tersungkur terus hanya karena ucapan orang lain yang kadang menyakitkan hati kalian perkara pekerjaan kalian. Bertahanlah, pilihan kalian sudah benar.
Glorifikasi pekerjaan harus segera kita musnahkan dari dalam pikiran kita dan generasi-generasi pendahulu. Karena menurut hemat saya, di saat kita memutuskan sesuatu dalam hidup, kita pasti telah memikirkan segalanya matang-matang. Maka tugas orang lain adalah untuk menghormati pemikiran dan keputusan kita, apapun pilihan jenis pekerjaannya.
Berhenti menilai orang lain hanya dari pekerjaannya, jabatannya di tempat kerja, apalagi hanya karena lambang dan nama perusahaan di seragam kerjanya. Setiap orang memiliki referensinya masing-masing, setiap pekerjaan memiliki kesulitan dan kemudahannya masing-masing, dan setiap pekerjaan, apapun pekerjaannya, ya itu adalah SEBUAH PEKERJAAN.
Tidak peduli berapa pun gaji atau bayaranmu setiap hari, bulan, atau tahunnya. Tidak peduli seberapa sering kamu pergi ke kantor atau hanya duduk-duduk setiap hari berjam-jam di depan monitor komputer di kamarmu membuat 1 atau 2 karya senimu, ya itu tetaplah SEBUAH PEKERJAAN!
Jangan pedulikan apa kata orang yang tidak bisa memberikanmu makan saat mentalmu sedang coba untuk diserang. Apapun pekerjaanmu, kamu adalah yang terbaik di bidangmu, dengan atau tanpa pernah menerima penghargaan dari atasan.
Tidak peduli apapun pekerjaanmu, nilaimu ada pada setiap ucapan dan tindakanmu, bukan baju seragam kerjamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H