Mohon tunggu...
Gitakara Ardhytama
Gitakara Ardhytama Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Sedikit bicara, banyak menulis.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tak Apa Bersedih Setengah Mati saat Binatang Peliharaanmu Mati

24 Oktober 2023   15:15 Diperbarui: 26 Oktober 2023   02:47 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kucing Tidur. Foto oleh Peng Louis: pexels.com

Apakah di rumah Anda memiliki hewan peliharaan? Jika iya, apa hewan yang Anda pelihara? Sejak kapan Anda sudah bersama hewan peliharaan Anda? Pernah terpikir jika nanti mereka mati, bagaimana dengan perasaan Anda? 

Atau kita balik, jika nanti (maaf) Anda meninggal, sudahkah terpikirkan oleh Anda kemana hewan peliharaan Anda akan Anda titipkan? Jika nanti kita sudah tiada, siapa yang akan memberi mereka makan, minum, dan tempat berlindung yang layak? Saya sendiri adalah pecinta kucing.

Saya sangat mencintai kucing. Karena rasa sayang saya kepada kucing-kucing saya yang amat sangat, beberapa kali ketika mereka meninggalkan saya, baik karena kematian atau sekedar tidak lagi pulang ke rumah saya, hati saya hancur. 

Cemas pasti hadir dan sedih rasanya menerima kenyataan bahwa mukhuk hidup mungil berbulu yang biasa saya lihat mereka lewat-lewat saat saya sedang menonton TV, saya gendong-gendong ketika saya sedang bosan, dan bahkan sesekali saya ajak mereka jalan-jalan keliling komplek itu sekarang tiba-tiba sudah tidak ada. Anda yang pecinta dan pemilik anabul pasti tahu rasa yang saya alami di saat-saat seperti itu.

Pernah terpikirkan oleh saya, apakah normal kesedihan mendalam yang saya alami saat itu. Jika Anda tahu atau Anda ingat, sekitar tahun 2016-an, seorang penulis terkenal yang juga dikenal sebagai pecinta kucing, Raditya Dika, mengupload kesedihannya ke Youtube saat ia baru saja kehilangan 'kucing mesir'  kesayangannya yang ia titipkan kepada asisten rumah tangganya kala itu. 

Raditya Dika baru saja pulang dari Amerika dan mengetahui bahwa ART-nya telah kabur, karena takut disalahkan ataas kematian kucingnya saat itu. Banyak orang yang mempertanyakan dengan nada yang cukup ketus, "haruskah sebegitunya menangisi hewan peliharaan hingga harus diupload ke Youtube?", "Apa yang sekiranya sudah ia berikan kepada kita sebagai manusia, hingga kamu harus sedalam itu berduka hanya untuk seekor kucing?" dan komentar-komentar lain semacam itu. 

Terdengar sedikit judging, memang. Makanya saya sempat ragu, apakah ini perasaan yang wajar, atau memang hanya perasaan yang lebay saja seperti kata orang di kolom komentar itu. 

Tetapi akhirnya saya mengerti, bahwa ternyata perasaan sedih yang ditimbulkan saat kita ditinggalkan oleh hewan peliharaan bisa sama menyakitkannya dengan saat kita ditinggalkan oleh keluarga atau orang lain yang amat kita sayangi. Apalagi jika kita sudah memelihara mereka sejak waktu yang lama.

Hewan Peliharaan Sudah Dianggap Seperti Anggota Keluarga.

Menurut Leslie Irvine, sosiolog di University of Colorado-Boulder menyatakan bahwa seorang pemilik hewan peliharaan dapat amat sangat bersedih saat kehilangan hewan peliharaannya karena mayoritas dari mereka sudah menganggap hewan peliharaan adalah seperti anggota keluarga mereka. Terutama bagi para perantau yang jauh dari keluarganya. 

Dengan adanya hewan peliharaan, mereka merasa tidak sendirian menghadapi kerasnya hidup jauh dari rumah. Hewan peliharaan mampu menggantikan kehadiran keluarga dan memeluk hewan peliharaan dapat menenangkan perasaan stress karena tak dapat bertemu dengan saudara atau orangtua di kampung halaman.

Kematian Hewan Peliharaan adalah Kehilangan Pertama Bagi Seseorang.

Mengingat usia hewan peliharaan yang memang tidak sepanjang manusia, maka bukan tidak mungkin kematian hewan peliharaan adalah momen kehilangan pertama kali bagi seseorang. Makanya tak heran jika kebanyakan orang dewasa akan melabeli pemilik hewan peliharaan yang bersedih seperti anak kecil. 

Padahal bagi seorang anak kecil yang sudah mengerti tentang bagaimana cara memelihara hewan dan menyayanginya, tentu kehilangan hewan peliharaan adalah momen menyakitkan bagi mereka dan mereka pasti akan menangis jika mereka tahu bahwa hewan kesayangannya mati dan takkan bisa bermain bersama mereka lagi. 

Ini adalah momen kehilangan mereka untuk yang pertama kalinya sebagai seorang manusia. Maka akan wajar jika momen itu menjadi momen yang akan sangat menyakitkan bagi hatinya sebagai seorang anak kecil.

Hewan Peliharaan Menjadi Sumber Kasih Sayang yang Tulus.

Di antara sekian banyak manusia di muka bumi, ada segelintir orang yang selama ia hidupnya merasa dirinya tidak pernah dicintai dengan tulus atau kesulitan mencintai orang lain dengan tulus. Tetapi bisa jadi orang-orang seperti ini merasakan perasaan lain dengan hewan peliharaan mereka. 

Hewan peliharaan bisa jadi dianggap satu-satunya makhluk yang bisa dengan tulus mencintai mereka, menunggui mereka pulang di depan pintu rumah dengan sabar, menyambut pemiliknya dengan gonggongan atau meongan manja, mengibas-ngibaskan ekor mereka tanda antusias dan gembira karena akhirnya teman hidupnya pulang kembali ke rumah. 

Pemilik hewan peliharaan akan sangat merasa dihargai dan dibutuhkan oleh perlakuan-perlakuan kecil hewan-hewan peliharaannya. Saling menatap mata hewan peliharaan pun dianggap oleh beberapa peneliti dapat meningkatkan hormon oksitosin dan mempererat ikatan antara pemilik dan hewan peliharaannya. Jika semua cinta itu hilang, apakah berlebihan jika mereka bersedih? Saya rasa tidak.

Maka...

Mulai sekarang jika Anda menemukan seseorang yang sedang sangat amat bersedih akibat kehilangan hewan peliharaannya, hormati kesedihan mereka, hargai perasaan kehilangan itu. Kita takkan pernah tahu, seberapa dalam rasa duka mereka karena kehilangan itu.

Untuk para pemilik hewan peliharaan, manfaatkan waktumu yang berharga itu, selama mereka masih ada dan bisa bermain denganmu. Karena bagi kita, mungkin mereka hanyalah bagian dari cerita hidup. Tetapi bagi mereka, Anda adalah hidup mereka. Karena hidup mereka jauh lebih singkat daripada hidup kita, maka sejatinya bukan kita yang memilih mereka untuk kita pelihara, tetapi merekalah yang memilih untuk menyerahkan seluruh sisa waktu hidupnya di tangan Anda.

"Mungkin tanpa kamu sadari, hewan peliharaanmu lebih mendengarkanmu, lebih memperhatikanmu, dan bahkan mungkin lebih menyayangimu daripada orang-orang di sekitarmu. Pun sebaliknya, tanpa disadari, kita pun melakukan yang sama kepada mereka."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun