Beberapa peninggalan sejarah mengindetifikasikan asal kata tempe itu sendiri berasal dari kosakata bahasa Jawa kuno, yaitu 'tumpi', yang artinya adalah "makanan yamg berwarna putih." Tempe mentah sendiri memang berwarna putih, yang mana warna putih ini adalah warna jamur yang menyelimuti kacang kedelai yang disebut jamur tempe atau kapang.
Satu prestasi yang cukup membanggakan lagi adalah UNESCO sudah mengakui tempe adalah makanan asli dari Indonesia. Tempe sendiri juga sudah diakui kandungan gizi yang tinggi dan lemaknya yang rendah, bahkan disebut-sebut tempe mampu menggantikan suplai energi yang sama besarnya dengan makanan-makanan yang berasal dari protein-protein hewani, karena itu tempe tak jarang menjadi incaran para pecinta gaya hidup vegan.
Maka, berdasarkan dari fakta-fakta tersebut, seharusnya kita rakyat Indonesia bangga memiliki dan mengkonsumsi dua super food yang mendunia ini. Kita tidak perlu malu mengkonsumsi tahu dan tempe, karena tempe dan tahu pun banyak dicari oleh turis-turis jika mereka berada di Indonesia.Â
Sebenarnya, selain tempe dan tahu, ada beberapa makanan lain yang seringkali juga dilabeli negatif oleh kebanyakan orang di Indonesia, misalnya kerupuk sebagai makanan yang tidak ada gizinya, udang yang sering digunakan untuk mengejek orang lain yang lebih bodoh daripada kita dengan kata 'otak udang', bubur yang sering dianggap makanan orang sakit, dan masih banyak yang lainnya lagi, Â tetapi kita bahas itu lain kali saja.
Saya ingin menutup tulisan saya kali ini dengan kutipan dari pidato bung Karno di Marauke pada tahun 1963. Pada pidatonya di Marauke kala itu, Bung Karno pernah berkata demikian:
"Ada tempe, ada tahu. Ya, memang itu makanan kita saudara-saudara. Bukan keju, bukan mentega saudara-saudara. Tahu tempe."