Mohon tunggu...
Ni Putu Gita
Ni Putu Gita Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dampak Kenaikan PPN 12% Menjadi Tantangan Baru Dunia Pendidikan

2 Januari 2025   21:04 Diperbarui: 2 Januari 2025   21:02 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12%, yang mulai berlaku pada 1 Januari 2025, telah menimbulkan berbagai reaksi dan kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama di kalangan mahasiswa. Kebijakan ini dianggap sebagai langkah pemerintah untuk meningkatkan pendapatan negara dan mengurangi defisit anggaran, namun dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari, khususnya bagi mahasiswa, patut dicermati lebih dalam. 

Mahasiswa, yang sering kali bergantung pada uang saku dari orang tua, akan merasakan tekanan ekonomi yang lebih besar akibat kenaikan harga barang dan jasa. Kenaikan PPN ini diperkirakan akan berimbas pada harga makanan di kantin kampus, buku pelajaran, serta alat tulis yang merupakan kebutuhan dasar dalam proses belajar mengajar. Dalam sebuah studi kasus di Surabaya, ditemukan bahwa mahasiswa harus lebih selektif dalam pengeluaran mereka, dengan prioritas pada kebutuhan primer yang semakin sulit dipenuhi akibat kenaikan harga. 

Kondisi ini menciptakan tantangan baru bagi mahasiswa dalam mengelola keuangan pribadi mereka. Selain itu, kenaikan PPN juga berpotensi memperburuk kesenjangan akses pendidikan antara mahasiswa dari latar belakang ekonomi berbeda. Dengan banyaknya barang dan jasa pendidikan yang tetap dikenakan pajak meskipun biaya pendidikan formal dikecualikan, mahasiswa dari keluarga berpenghasilan rendah mungkin akan menghadapi kesulitan lebih besar dalam memenuhi kebutuhan akademis mereka. 

Melalui artikel ini, kita akan mengeksplorasi lebih jauh dampak kenaikan PPN 12% terhadap kehidupan mahasiswa, dengan fokus pada studi kasus yang relevan dan analisis mendalam mengenai implikasi kebijakan ini di dunia pendidikan.

Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% yang akan berlaku mulai 1 Januari 2025, diprediksi akan memberikan dampak signifikan terhadap kehidupan mahasiswa. Dua aspek utama yang perlu diperhatikan adalah peningkatan biaya untuk konsumsi dan dampak pada kebutuhan akademik.

## Peningkatan Biaya untuk Konsumsi

Kenaikan PPN akan langsung berimbas pada harga barang dan jasa, termasuk kebutuhan sehari-hari mahasiswa. Menurut analisis, mahasiswa yang mengandalkan uang saku dari orang tua akan merasakan peningkatan pengeluaran bulanan akibat kenaikan harga makanan, minuman, dan barang-barang lainnya. Sebuah studi menunjukkan bahwa kelompok miskin dan menengah diperkirakan mengalami kenaikan pengeluaran hingga Rp101.880 per bulan, yang dapat mengurangi tabungan mereka dan memaksa mereka untuk mengurangi kualitas konsumsi sehari-hari. Hal ini terutama berdampak pada mahasiswa yang memiliki anggaran terbatas, di mana mereka harus lebih selektif dalam memilih barang yang dibeli, sehingga mengubah pola konsumsi mereka.

## Dampak pada Kebutuhan Akademik

Dari sisi akademik, kenaikan PPN juga akan mempengaruhi biaya pendidikan. Kenaikan harga buku pelajaran, alat tulis, dan bahan ajar lainnya dapat menjadi beban tambahan bagi mahasiswa. Penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa cenderung mengutamakan kebutuhan primer, seperti makanan dan tempat tinggal, sementara pengeluaran untuk kebutuhan sekunder seperti buku dan alat tulis mengalami penurunan. Dengan meningkatnya biaya pendidikan dan kebutuhan akademik lainnya, mahasiswa mungkin harus menyesuaikan anggaran mereka dengan cara mengurangi pengeluaran di sektor lain atau mencari sumber pendapatan tambahan. Ini menciptakan tantangan dalam pengelolaan keuangan pribadi mereka, di mana literasi keuangan menjadi sangat penting untuk membantu mereka beradaptasi dengan perubahan ini.

Secara keseluruhan, kenaikan PPN 12% tidak hanya berdampak pada daya beli mahasiswa tetapi juga mempengaruhi kualitas pendidikan yang mereka terima. Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi mahasiswa untuk memiliki strategi pengelolaan keuangan yang baik agar tetap dapat memenuhi kebutuhan akademik mereka tanpa mengorbankan kualitas hidup sehari-hari.

Untuk menghadapi kenaikan PPN 12% yang berpotensi meningkatkan biaya hidup dan kebutuhan akademik, mahasiswa perlu mengadopsi beberapa strategi pengelolaan keuangan yang efektif. Pertama, penting bagi mahasiswa untuk menyusun anggaran bulanan yang realistis, dengan memprioritaskan kebutuhan dasar seperti makanan dan tempat tinggal sebelum mengalokasikan dana untuk kebutuhan akademik dan hiburan. Kedua, mereka dapat mencari cara untuk menghemat pengeluaran, seperti memanfaatkan diskon, membeli barang bekas, atau berbagi biaya dengan teman-teman untuk kebutuhan bersama. Selain itu, mahasiswa juga dapat meningkatkan pendapatan dengan mencari pekerjaan paruh waktu atau mengikuti program beasiswa yang dapat membantu meringankan beban finansial. Terakhir, meningkatkan literasi keuangan dengan mengikuti workshop atau membaca sumber-sumber edukatif tentang pengelolaan keuangan pribadi dapat membantu mahasiswa membuat keputusan yang lebih bijak dalam menghadapi tantangan ekonomi akibat kenaikan PPN. Dengan langkah-langkah ini, mahasiswa diharapkan dapat beradaptasi dan tetap fokus pada studi mereka meskipun dalam situasi yang sulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun