Mohon tunggu...
Inggrid Brigita Vinsensa
Inggrid Brigita Vinsensa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa yang suka mengamati lingkungan sekitar dan menganalisa segala yang terjadi di sekitar saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kisah Tongkat Sang Raja Jadi Pohon

19 April 2024   20:31 Diperbarui: 19 April 2024   20:50 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita bangga tinggal di negeri yang penuh beragam suku, adat, ras, dan agama. Kita pun bangga akan keberagaman di masyarakat kita, kita pun bangga memiliki semboyan nasional, yakni Bhineka Tunggal Ika. Apakah Kompasiana tahu rakyat Sumatera Utara zaman dahulu memiliki banyak simbol yang jarang diketahui banyak orang termasuk anak muda saat ini? Suku Batak merupakan salah satu suku yang besar di Sumatera Utara, ya… begitu pula akan banyak simbolnya dan memiliki filosofi yang sangat dalam. Simbol suku Batak cukup terbilang unik dan khas. Garis ukiran khasnya itu mencerminkan kehidupan tradisional dan kepercayaan suku Batak.

Kita dapat mengetahui sebuah simbol khas suku Batak yang mempunyai cerita cukup unik, padahal simbol yang dimaksud hanyalah sebuah pohon. Dalam realitanya, pohon tersebut bukan hanya sekadar pohon, karena pohon tersebut merupakan tongkat dari Raja Batak terdahulu dan pohon itu bernama Pohon Hariara Sundung di Langit yang artinya Hariara Bertajuk di Langit.

Nenek moyang terdahulu pernah bercerita bahwa pohon Hariara tersebut merupakan tongkat Raja Sisimangaraja I yang ditancapkan ke tanah lalu semakin lama tongkat itu bertumbuh menjadi sebuah pohon... kira – kira apakah Kawan Kompasiana percaya akan hal ini ?... Tak hanya sampai bertumbuh menjadi pohon saja, ternyata apabila ada rantingnya yang patah, maka dapat diartikan kalau salah satu anggota keluarga dari Sisingamangaraja akan meninggal dunia. Apabila daunnya terbalik layu, maka masyarakat sekitar mempercayai jika akan ada bencana alam yang akan melanda mereka, seperti paceklik yang disebabkan oleh musim kemarau berkepanjangan.

Dalam kosmologi masyarakat Batak, Hariara Sundung di Langit itu dibayangkan sebagai pohon mahabesar dan mahatinggi yang mengisi ‘Tiga Dunia’ yakni, Banua Toru (Dunia Bawah. Dunia Dalam / Perut Bumi), Banua Tonga (Dunia Tengah, Dunia Manusia), dan Dunia Ginjang (Dunia Atas, Langit, Dunia Dewa Tertinggi dan Dewa Tinggi). Akarnya yang menghujam jauh ke Dunia Bawah, batangnya yang tegak lurus ke atas di Dunia Tengah, serta tajuknya yang membentang (madeha, sangkamadeha) di Dunia atas (Langit). Dikarenakan pohon tersebut ‘tumbuh’ menembus tiga lapis banua (dunia), maka Hariara Sundung di Langit itu merupakan ‘Poros Jagad’ yang menghubungkan Dunia Bawah tempat Dewa Tanah meraja, Dunia Tengah tempat manusia hidup, dan Dunia Atas (Langit) tempat dewa – dewa tertinggi bersemayam.

Beberapa seniman masa kini pun baru memulai memperdalam karya dari suku Batak ini sebagai sumber inspirasi mereka. Mereka juga menggunakan simbol – simbol tersebut sebagai kreasi tato, lukisan, dan karya lainnya untuk melestarikan dan menyebarluaskan warisan budaya dari suku Batak.

Dari kreasi suku Batak, ternyata juga berdampak dalam sisi budayanya, berikut 3 poin pentingnya, yakni:

  • Upacara Adat

Dalam adat istiadat suku Batak, ukiran rumit nan unik ini mengambil peran penting dalam upacara adat. Mereka menggunakan simbol ini sebagai tarian, musik, dan prosesi keagamaan suku Batak.

  • Pakaian Tradisional

Tak hanya digunakan dalam upacara adat, ternyata lambang suku Batak ini juga kerap kali dijahit pada pakaian tradisional suku Batak. Selain menunjukkan ciri khas, ini juga bisa dijadikan sebagai simbol kebanggaan.

  • Seni Rupa

Pohon khas suku Batak ini juga sering dijadikan bahan inspirasi dalam seni rupa tradisional Batak. Ukiran itu dijadikan sebagai elemen dekoratif pada patung kayu, logam, dan kerajinan tangan lainnya.

Selain berdampak dari sisi budaya, ternyata ada perannya juga lho dalam kehidupan bermasyarakat, contohnya seperti:

  • Pemertahanan Warisan Budaya

Tulisan suku Batak ini mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam menjaga identitas budaya suku Batak. Simbol indah tersebut dijadikan tanda pengenal dan pengingat atas warisan nenek moyang dari zaman terdahulu.

  • Komunikasi dan Identitas

Ukiran nan indah suku Batak juga mampu menyampaikan pesan serta informasi antar masyarakat suku Batak. Mereka jua bisa membantu untuk memperkuat rasa identitas suku Batak.

  • Pendidikan dan Penelitian

Tulisan suku Batak dijadikan objek penelitian dan penulisan di bidang sejarah, arkeologi, dan antropologi. Mereka memberikan wawasan mengenai sejarah dan budaya suku Batak ke seluruh dunia.

Suku yang unik ini terus berkembang dan akhirnya menciptakan karya - karya baru, seperti:

  • Seni Kontemporer

Para seniman menggunakan berbagai simbol Batak dan dipadukan dengan gaya - gaya modern, akhirnya jadilah karya seni yang khas dan berani.

  • Seni Lukis

Dari sekian lukisan Batak, ternyata hasil semuanya itu sangatlah eye catching! Ternyata aslinya itu merupakan gabungan dari banyaknya simbol dan bukan hanya sekedar lukisan, makna yang terkandung juga sedalam perairan Danau Toba, lho…

  • Seni Tato

Tak mau kalah dari seni yang lain, simbol Batak ikut dijadikan tren untuk kalangan yang gemar mempunyai tato. Siapa dari Kawan Kompasiana yang suka bertato? Hayoo ngaku… kalau Kawan Kompasiana tertarik memakai tato bersimbol dari suku Batak, hasilnya juga pasti aesthetic kok.

Jadi teman - teman, simbol dari suku Batak bukan hanya sebatas simbol saja, tapi hal itu juga merupakan budaya dan identitas dari suku Batak itu sendiri. Melalui keindahan dan estetikanya, simbol itu juga mengandung pesan yang penting bahwa kita yang merupakan generasi penikmat pesatnya teknologi, harusnya tetap menjaga warisan budaya, bangga akan hal itu, dan tetap menghargai keunikan yang ada pada tiap suku dari Sabang sampai Merauke. Kita akan makin bangga dengan kekayaan dan seni yang berasal dari berbagai suku yang ada di Indonesia tercinta ini… yuk kita jaga dan lestarikan suku budaya dan seni kita agar kelak semakin dikenal di Indonesia maupun di dunia…

Jayalah suku budaya dan seni Indonesia… Indonesia bangkit…. Indonesia Jaya….

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun