Mohon tunggu...
Gita Fauziah
Gita Fauziah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

stay safe semua!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Fungsi Struktural Lembaga Masyarakat dan Pemerintah dalam Menangani Pandemi Covid-19

15 November 2020   18:10 Diperbarui: 15 November 2020   18:30 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Gita Fauziah Rahma

(Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ)

Covid-19 atau yang lebih dikenal dengan sebutan virus corona sedang melanda berbagai negara di belahan dunia. World Health Organization (WHO) telah mengkonfirmasi secara resmi bahwa dengan adanya virus corona maka situasi dan keadaan ditetapkan sebagai pandemi global. Virus corona pertama kali muncul atau ditemukan di Cina lebih tepatnya di Kota Wuhan, penyebab munculnya virus corona masih diteliti sampai saat ini. 

Penyebaran virus corona terbilang begitu cepat, hal tersebut dikarenakan adanya interaksi antar negara, tidak terkecuali Indonesia dengan negara-negara lain. Indonesia terkonfirmasi adanya virus corona sejak ditemukan 2 (dua) orang pasien asal Depok, Jawa Barat, yang berdasarkan penjelasan dari pasien, ia sebelumnya sempat berinteraksi dengan WNA asal Jepang yang ternyata positif virus corona.

Hal tersebut menyebabkan virus corona menyebar begitu cepat di Indonesia dan pemerintah Indonesia menetapkan virus ini sebagai bencana nasional. Dalam rangka menghentikan dan menangani virus corona pemerintah Indonesia segara melakukan dan menciptakan beberapa kebijakan. Kebijakan-kebijakan tersebut terlihat dalam berbagai upaya yang dilakukan pemerintah di berbagai sektor. Kebijakan-kebijakan baru yang ditetapkan pemerintah membawa dampak yang besar bagi masyarakat dan memaksa masyarakat untuk beradaptasi menyesuaikan dengan situasi dan kondisi di tengah pandemi covid-19. 

Dengan adanya kebijakan-kebijakan baru tersebut menyebabkan adanya perubahan struktur fungsional di dalam masyarakat, karena sektor-sektor tersebut satu sama lain berhubungan dan saling ketergantungan. Hal ini berkaitkan dengan salah satu teori sosiologi yaitu teori fungsionalisme struktural yang dikemukakan oleh Talcott Parsons. Talcott Parsons merupakan seorang tokoh sosiologi yang terkenal dengan pemikirannya tentang fungsionalisme struktural. 

Menurut Parsons, asumsi dasar dari teori fungsionalisme struktural yaitu menganalogikan seperti tubuh manusia, bahwa masyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan dari para anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Dengan demikian masyarakat bagi Parsons merupakan kumpulan sistem-sistem sosial. Dalam kondisi dan situasi pandemi covid-19 masyarakat dan pemerintah saling berintegrasi atas beberapa dasar kesepakatan untuk menciptakan suatu keseimbangan atau kebaikan bersama.

Parsons juga mengemukakan tindakan sosial aktor yang berarti tindakan manusia itu bersifat voluntaristik atau sukarela menerima nilai, norma, dll. Tindakan tersebut sebagai pelaku dengan alat yang ada untuk mencapai tujuan yang dipengaruhi oleh kondisi yang dapat membantu dalam memilih tujuan yang akan dicapai. Dalam hal ini, individu bersikap sukarela menerima kebijakan-kebijakan yang baru, dimana kebijakan tersebut berguna untuk suatu tujuan bersama yaitu memutuskan rantai penyebaran covid-19.

Dengan situasi dan kondisi adanya virus corona seperti saat ini, persatuan Indonesia sedang diuji untuk bisa menyelesaikan dan keluar dari permasalahan ini. Peran dari berbagai eleman negara penting dan diharapkan dapat berkontribusi dalam memutus rantai penyebaran covid-19. Sistem struktural yang telah ada memiliki fungsi yang sangat penting dan dari struktur tersebut dipaksa untuk mencari solusi yang tepat agar dapat menangani permasalahan ini. Selain itu para tokoh masyarakat pun seperti tokoh agama, publik figur turut berkontribusi sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki masing-masing untuk menengani bencana ini. Hal tersebut dapat terbukti dari para tokoh agama yang memfatwakan umat agama untuk beribadah dirumah saja, dan para publik figur yang menggalang dana untuk membantu meringankan beban masyarakat yang terkena dampak dari adanya virus corona.

Teori fungsionalisme struktural menjadi salah satu teori untuk dapat melihat kondisi dan situasi seperti saat ini yang disebabkan oleh adanya virus corona, dengan teori ini juga kita dapat melihat peran pemerintah dan masyarakat sebagai struktural. Seperti yang telah dikemukakan oleh Parsons bahwa masyarakat akan berada dalam kedaaan harmonis dan seimbang bila institusi/atau lembaga-lembaga yang ada pada masyarakat dan negara mampu menjaga stabilitas pada masyarakat tersebut. 

Struktur masyarakat yang dapat menjalankan fungsinya dengan baik dengan tetap menjaga nilai dan norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat maka hal ini akan menciptakan stabilitas pada masyarakat itu sendiri.Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa walaupun adanya pandemi covid-19, keadaan masyarakat akan tetap harmonis dan stabil jika institusi di dalam masyarakat dan negara dapat menjalankan fungsinya masing-masing, bahkan seperti yang telah disebutkan sebelumnya di atas bahwa pandemi covid-19 dapat menjadi ajang pengujian persatuan dan kesatuan negara dalam menghadapi sebuah bencana.

Menurut Parsons cara umtuk memertahankan stabilitas masyarakat agar tetap eksis adalah dengan cara menggunakan model AGIL yaitu fungsi adaptasi (Adaptation), yaitu kemampuan masyarakat untuk berinteraksi dengan lingkungan yang ada dan alam sekitarnya. Hal ini mencakup segala hal seperti mengumpulkan sumber-sumber kehidupan dan komoditas dan redistribusi sosial, fungsi pencapaian tujuan (Goal attainment), yaitu kecakapan untuk mengatur dan menyusun tujuan-tujuan masa depan dan membuat keputusan yang sesuai dengan tujuan tersebut. 

Pemecahan permasalahan politik dan sasaran sosial adalah bagian dari kebutuhan ini, fungsi integrasi (Integration), yaitu harmonisasi keseluruhan anggota sistem sosial setelah sebuah general agreement mengenai nilai-nilai atau norma-norma pada masyarakat telah ditetapkan. Di sinilah peran nilai tersebut sebagai pengintegrasi sebuah sistem sosial dan yang terakhir fungsi mempertahankan pola dan struktur masyarakat (Lattent pattern maintenance), yaitu pemeliharaan pola, dalam hal ini nilai-nilai kemasyarakatan tertentu seperti budaya, bahasa, norma, aturan, dan sebagainya.

Dengan menggunakan model AGIL dari Parsons diharapkan dapat merasakan kestabilan dalam situasi dan kondisi karena adanya covid-19 maka diperlukan kontribusi dari masing-masing institusi atau lembaga-lembaga yang ada di dalam masyarakat dan negara, tentunya dari unit terkecil sampai unit terbesar. Keluarga menjadi unit terkecil dalam struktur negara yang memiliki fungsi yang sangat diharapkan kontribusinya, yaitu dengan melakukan sosialisasi dan kebiasaan yang baik dari para anggotanya, seperti orang tua memberi pemahaman kepada anak-anaknya mengenai kebijakan di rumahaja yang telah ditetepakan oleh pemerintah  untuk memutus rantai penyebaran virus corona. Dengan sikap tersebut artinya unit keluarga telah berkontribusi sehingga kondisi ini diharapkan bisa cepat berlalu.

Sama halnya dengan unit terkecil, yaitu keluarga. Institusi pendidikan yaitu sekolah juga diharapkan mapu berkontribusi dalam memutus rantai penyebaran virus corona, demi terciptakan kestabilan yang diharapkan. Pandemi covid-19 memaksa adanya perubahan dalam sistem pembelajaran di tahun ini, dari sistem pembelajaran tatap muka secara langsung (offline) berganti dengan sistem pembelajaran menggunakan kecanggihan teknologi yang telah tersedia dengan memanfaatkan berbagai platform untuk menunjang kegiatan belajar mengajar (online).

Ekonomi suatau negara menjadi lemah karena adanya pandemi covid-19, namun hal tersebut dapat diminimalisir dengan kebijakan-kebijakan baru yang ditetapkan oleh pemerintah namun tetap dalam upaya memutuskan rantai penyebaran virs corona. Beberapa perusahan meliburkan karyawannya digantikan dengan bekerja di rumah, sistem pasar di gantikan dengan sistem jual beli secara online dengan pembayaran yang online juga dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang telah tersedia, dengan begitu dapat dikatakan pula bahwa institusi atau lembaga-lembaga ekonomi berkontribusi dalam menangani pandemi covid-19.

Dalam menangani pandemi covid-19 pastinya tidak terlepas dengan lembaga kesehatan yang dimiliki suatu negara, termasuk di Indonesia. Kementerian Kesehatan menjadi lembaga yang penting dalam kaitannya dengan teori fungsionalisme struktural dalam menghadapi pandemi covid-19 seperti saat ini. Kementerian Kesehatan menjadi lembaga yang termasuk dalam struktural negara dan diharapkan dapat berkontribusi lebih banyak dalam menangani virus corona. 

Salah satu kontribusi Kementerian Kesehatan pada masa pandemi ini adalah mengadakan sosialisasi terkait hal-hal yang dilarang dan dianjurkan dalam upaya mengendalikan virus corona, pengadaan alat kesehatan dan kefarmasian terkait pencegahan dan penanganan Covid-19. Kementerian Kesehatan juga bekerjasama dengan lembaga struktural lain yang ada dibawah pemerintahan, seperti BNPB. BNPB ikut berperan penting menjadi garda terdepan untuk menangani covid-19 ini. Kerjasama yang dilakukan dengan baik antara keduanya menjadi salah satu penumbuh rasa optimis masyarakat untuk menyelesaikan pandemi covid-19 yang melanda dunia ini.

Dalam kontribusi yang telah dilakukan oleh instansi atau lembaga-lembaga dalam menangani virus corona, maka hal tersebut dapat berjalan dengan baik, jika masyarakat dapat beradaptasi dengan perubahan dan kebijakan-kebijakan baru yang telah ditetapkan. Hal-hal yang sudah dijelaskan di atas merupakan contoh mengenai pentingnya teori fungsionalisme struktural dalam membantu menghadapi pandemi covid-19, dan juga keterkaitan pandemi covid-19 dengan teori fungsionalisme struktural.

Walaupun pandemi covid-19 menggangu kehidupan dalam bermasyarakat, namun hal tersebut dapat diatasi dengan tetap menjaga fungsionalisme struktural dalam negara sehingga pandemi covid-19 dapat ditangani dengan baik, namun sebaliknya, jika fungsionalisme struktural tidak dijaga apalagi tidak ada dalam masyarakat, maka akan menjadikan masyarakatnya kacau, kebingungan dan terjadi ketidakstabilan di dalam masyrakat.

Referensi: Turama, A. R. (2020). FORMULASI TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL TALCOTT PARSONS. EUFONI, 2(2).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun