Bukit Senaru di hadapan mata, samudera awan di sebelah kanan, danau Segara Anak, dan menyambut dengan segala keindahan dan keangkuhannya puncak Rinjani, Anjani. Maha Suci Allah dan segala ciptaanNya.
Kami bermalam di Plawangan Sembalun, untuk dini hari nanti beranjak ke puncak.
Sungguh, sudah berapa kali aku mengatakan urusan ini bukan remeh temeh?? Entahlah, yang pasti akan aku katakan sekali lagi. Naik ke puncak memang berbeda! Sama sekali bukan remeh temeh.
Dari jauh kami melihat kerlipan lampu dari headlamp yang dipakai oleh para pendaki yang sedang naik ke puncak. Biasanya kami menyebut proses ini sebagai summit atau muncak. Terlihat mudah dari bawah, dekat dari mata, tapi jauh di kaki.
Berangkat pukul 03.00 pagi, sampai menyapa dewi Anjani pukul 11.00 siang. Sebelumnya, segala jerih kami lakukan. Dari berjalan santai, berjalan miring, berjalan satu-dua lalu istirahat, berjalan sambil foto-foto kamuflase karena kelelahan, sampai ditarik dengan tali pun kami lalukan!!
Puncak sudah sepi pukul 11.00. Lucky! Karena biasanya yang sampai puncak di pagi hari sulit untuk dapat berfoto santai di puncak karena harus mengantre. 'Yey!', sorakku.
Dari Anjani, segalanya terlihat. Tepian pantai pulau Lombok, desa Sembalun, bukit-bukit taman nasional, danau Segara Anak, Gunung Baru Jari, Senaru, dan pemandangan yang aku rahasiakan agara kamu penasaran dan pergi sendiri untuk melihatnya ;)
Perjalanan naik sampai 7-8 jam, perjalanan turun nyaris hanya 3 jam...ahahaha, aku suka turunan!
Perjalanan kami lanjutkan ke danau Segara Anak. deretan pohon pinus membuat area kamping menjadi lebih teduh dan sejuk (dingin sih tepatnya).