Mohon tunggu...
Gita Citra Santi
Gita Citra Santi Mohon Tunggu... Tutor - Lets talk about anything

Jika ingin dikenal dunia, MENULISLAH

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Jangan Larang Kantong Plastik, Cari Saja Alternatifnya

16 Juli 2020   11:53 Diperbarui: 16 Juli 2020   12:03 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. National Geographic Indonesia

Pelarangan kantong plastik sudah mulai digalakkan di daerah Jakarta. Hal ini disebabkan oleh wilayah Jakarta yang padat penduduk dibandingkan dengan wilayah lainnya, sehingga penggunaan kantong plastik juga semakin besar.

Pelarangan dilakukan untuk mengentikan berbagai dampak negatif yang diakibatkan oleh kantong plastik. Dampak negatif kantong plastik bagi lingkungan antara lain:

Pertama, pencemaran tanah. Di mana kantong plastik yang sudah dibakar atau yang dibuang begitu saja akan masuk ke dalam tanah dan akan merusak kesuburan tanah karena partikel plastik mengandung racun. 

Selain itu, partikel plastik akan menghalangi proses peresapan air ke dalam tanah sehingga dalam jangka panjang terjadilah banjir karena air tidak bisa lagi meresap ke dalam tanah. 

Serta partikel plastik yang ada di dalam tanah akan meracuni hewan pengurai yang ada di dalam tanah. Sehingga akan mengganggu pola rantai makanan yang ada. Berakibatlah kepada ketidakseimbangan ekosistem. Terakhir, sampah plastik yang masuk ke dalam tanah akan merusak kualitas air sehingga akan berbahaya untuk manusia yang meminumnya.

Kedua, pencemaran udara. Sampah plastik yang terbakar di udara jika terhirup manusia maka akan menimbulkan gangguan pernafasan hingga penyakit paru-paru. 

Hasil pembakaran berupa gas karbondioksida juga dapat menyebabkan efek rumah kaca. Telah banyak diulas di artikel sebelumnya. Selain itu, sampah plastik yang terbakar di udara tidak sepenuhnya hilang menjadi gas, tetapi menjad mikro plastik yang akan membahayakan kehidupan laut.

Ketiga, pencemaran laut. Tumpukan sampah plastik dapat menyebabkan tersumbatnya aliran di sungai segingga menyebabkan banjir. Begitupun keadaan di laut, tumpukan sampah plastik yang ada di laut sangat berbahaya sekali karena akan meracuni hewan di laut. 

Hewan laut seperti paus dan lumba-lumba bahkan mengira sampah plastik tersebut adalah makanan mereka, sehingga akhir-akhir ini banyak kita temukan di berita tentang hewan laut yang mati karena terdapat banyak sampah plastik di perutnya. 

Bangkai hewan yang mengandung sampah plastik ini juga berbahaya jika dimakan oleh hewan lain karena plastik tidak dapat diuraikan dengan mudah sehingga racunnya akan tetap ada.

Mengingat banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan oleh kantong plastik tidak salah jika kesadaran pemerintah meningkat untuk menanggulangi dampak tersebut.

Akan tetapi, kita juga tidak bisa bisa membohongi diri bahwa kantong plastik juga sangat bermanfaat bagi kita, manusia pada umumnya. 

Saat berbelanja di pasar misalnya, kantong plastik adalah tempat teraman untuk menyimpan barang atau sayur mayur yang telah dibeli. Bukan hanya di pasar, di toko-toko kelontong, bahkan sebesar minimarket atau mall juga menggunakan kantong plastik untuk membawa barang-barang yang tela dibeli. 

Semua orang di dunia ini pasti membutuhkan kantong plastik, karena manfaatnya yang digunakan untuk membawa berbagai barang. Kenapa kantong plastik? Karena kantong plastik merupakan tempat penyimpanan yang efisien untuk dibawa ke mana-mana. Selain itu, dengan bentuknya yang kecil dan tipis, ternyata sangat kuat untuk menahan berbagai jenis barang yang berat sekalipun.

Tidak ingatkah bahwa kantong plastik pertama kali dibuat oleh Sten Gustaf pada tahun 1959 untuk menyelamatkan lingkungan karena pada saat itu alat yang digunakan membawa barang secara fleksibel adalah kantong kertas. Penggunaan kantong kertas justru akan membahayakan lingkungan karena penebangan pohon akan secara luas digalakkan untuk memperoleh kantong kertas.

Tetapi ternyata saat ini, kantong plastik juga berbahaya bagi lingkungan karena dampaknya yang meluas ke berbagai hal.

Dampak negatif yang dihasilkan dari kantong plastik berkaitan erat dengan sumber bahan baku yang digunakan. Karena bahan bakunya merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui dan merupakan senyawa hidrokarbon yang memang sulit sekali untuk diuraikan.

Pemakaian kantong plastik tentu diharapkan masih berlanjut, hanya saja sumber bahan bakunya yang seharusnya diganti. Dari non-biodegradable menjadi bio-degradable. 

Berbagai penelitian terkini telah banyak memuat yang berkaitan dengan pemanfaatan bahan-bahan alami dan terbarukan yang dapat digunakan untuk membuat kantong plastik. 

Selain disinyalir mudah terurai di lingkungan, plastik biodegradable atau bioplastik juga ramah lingkungan karena bahan bakunya adalah bahan-bahan alami yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari. 

Banyak sekali penelitian yang menyebutkan bahwa ubi jalar, singkong dan tanaman kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan bioplastik. Bahan utama untuk membuat bahan bioplastik adalah terdapatnya kandungan selulosa, kolagen, ptotein dan lipid. Jadi, berbagai tanaman yang menagndung bahan-bahan tersebut dapat digunakan untuk bahan baku bioplastik.

Telah banyak perusahaan plastik yang berdiri di Indonesia untuk memproduksi bioplastik. Hanya saja penggunaan bioplastik belum terlalu digalakkan oleh pemerintah, sehingga stigma negatif muncul begitu saja ketika mendengar kantong plastik. Penggunaan bioplastik inilah yang seharusnya menjadi fokus kita untuk mengubah persepsi masyarakat mengganti pemakaian kantong plastik non-biodegradable.

Baca juga: kompasiana.com/gitacitrasanti5391  

Referensi:
warstek.com
warstek.com
badungkab.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun