Sejak Minggu (05/07) telah dilaksanakan Ujian Tulis Berbasis Komputer- Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri yang dilaksanakan di berbagai tempat di seluruh Indonesia.Â
Pelaksanaan UTBK 2020 ini sangat berbeda dengan UTBK atau ujian seleksi perguruan tinggi sebelumnya. Pasalnya, UTBK 2020 dilaksanakan di tengah wabah pandemi Covid-19. Tentunya hal ini membuat pelaksanaannya membutuhkan rencana yang matang.Â
Oleh karena itu, pihak LTMPT terkadang melakukan perubahan terkait aturan-aturan terkait dengan UTBK, karena untuk melengkapi kekurangan aturan sebelumnya. Sehingga, pelaksanaan UTBK 2020 dapat berjalan dengan lancar.
Berbagai aturan yang dikeluarkan LTMPT banyak menuai polemik dan sangat ramai dibicarakan di media sosial terkait persiapan pelaksanaan UTBK 2020 karena dirasa kurang tegas.
Pertama: Pelaksanaan UTBK yang semula dilaksanakan sebanyak empat sesi dalam sehari diubah menjadi dua sesi dalam sehari. Artinya terdapat perubahan juga terkait jadwal yang sudah dipublikasikan ke peserta UTBK. Semula hanya ada satu gelombang, karena terjadi perubahan sesi berubah menjadi dua gelombang.
Hal ini tentu saja menimbulkan pergolakan bagi peserta yang sudah siap dengan jadwal yang sebelumnya. Para peserta harus menelan pil pahit karena harus menunggu lama lagi untuk menjalani ujian di gelombang kedua tersebut.
Perubahan gelombang dan jadwal ujian ini dilakukan karena mengikuti protokol kesehatan new normal dimana tidak boleh mengumpulkan masa dalam jumlah yang banyak, sehingga dipilihlah opsi dengan mengubah pelaksanaannya menjadi dua gelombang agar dalam satu hari tidak terlalu banyak peserta yang berkumpul sehingga peluang untuk terpapar Covid-19 juga bisa diatasi.
Tenang saja. Selalu ada sisi positif untuk peserta yang dijadwalkan ulang di gelombang kedua, yaitu mereka bisa belajar dan menyiapkan ujian dengan lebih matang dan lebih siap daripada yang lainnya. Â
Kedua: Peraturan mlakukan rapid test yang tidak merata. Jadi, kewajiban peserta UTBK untuk melakukan rapid test dan membawa hasilnya saat pelaksanaan UTBK 2020 hanya ditujukan kepada daerah yang memang disesuaikan dengan keputusan pemda masing-masing. Jadi tidak semua daerah mewajibkan peserta UTBK melakukan rapid test.Â
Daerah yang saat ini mewajibkan peserta UTBK melakukan rapid test adalah Jawa Timur, karena saat ini Jawa Timur menempati urutan pertama dengan kasus terbanyak menyalip DKI Jakarta. Sehingga untuk mengantisipasi adanya penularan apalagi pelaksanaan UTBK ini melibatkan orang banyak, diperlukanlah rapid test.
Bagi peserta yang diketahui hasil rapid testnya reaktif dan memiliki jadwal di gelombang pertama maka tidak diijinkan untuk mengikuti UTBK. Peserta tersebut selanjutnya harus mengikuti swab test secara mandiri dan akan dijadwalkan kembali di gelombang kedua jika hasil swab testnya negatif Covid-19.
Akan tetapi, jika hasil swab testnya positif Covid-19 maka peserta tersebut tidak diijinkan untuk mengikuti UTBK 2020. Keadaan yang sangat pahit sekali jika ada peserta yang mengalami hal ini. Berdoa saja semoga tidak ada ya.
Ketiga: Terdapat kampus yang tiba-tiba membatalkan diri untuk memfasilitasi ruang dan gedung untuk pelaksanaan UTBK 2020. Pembatalan secara mendadak dari pihak universitas terkait menimbulkan kemarahan bagi para peserta.Â
Pasalnya, pembatalan dilakukan H-2 sebelum pelaksanaan UTBK 2020 berlangsung. Salah satunya adalah UIN Jakarta yang membatalkan diri secara mendadak karena tidak mendapat ijin dari pemkot Tangsel untuk dijadikan tempat pelaksanaan UTBK 2020.
Secara tidak langsung, peserta yang mendapat jadwal melaksanakan ujian di UIN Jakarta akan dipindahkan ke kampus lain dengan aturan harus dijadwalkan ulang kembali di gelombang kedua.Â
Keempat: Terjadi kebocoran soal di hari pertama. Setelah hari pertama pelaksanaan UTBK 2020 pada hari Minggu (05/07) twitter ramai sekali dengan banyak pembicaraan yang membahas soal panda. Pasalnya, itu adalah salah satu soal yang keluar di UTBK hari pertama. Soal yang sama persis ada dalam ujian.Â
Akan tetapi, pihak LTMPT menampik adanya bocoran soal yang terjadi. Ketua Pelaksana LTMPT, Budi Prasetyo, membantah dengan mengatakan bahwa kebocoran soal itu tidak benar dan setiap sesi tidak ada kemiripan soal sama sekali.
Jadi, yang diributkan di twitter itu soal apa ya?
Baiklah jangan terlalu dipikirkan, fokus saja dengan kemampuan yang dimiliki. Bocor atau tidak, tidak akan mengubah nilai seseorang menjadi sangat tinggi bukan. Seseorang yang bekerja keras pasti akan mendapat hasil yang memuaskan. Jadi, jangan lengah hanya karena isu kebocoran soal.
Buat adik-adik yang sedang melaksanakan atau yang sedang menanti giliran ujian, semangat ya. Tembus PT impian kalian dengan usaha terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H