Mohon tunggu...
Gita Akuan
Gita Akuan Mohon Tunggu... Lainnya - abdi negara yang doyan nyatet

F.B. Gita Akuan

Selanjutnya

Tutup

Money

Kemitraan Interdependensi Bukan Eksploitasi, Sarjono: Pagar Mangkok Lebih Kuat dari Pagar Tembok

18 Agustus 2020   15:59 Diperbarui: 18 Agustus 2020   16:19 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konsep pemberdayaan dalam bermitra ini memang diusung oleh PT. Great  Giant Livestock (GGL) sebagai unit bisnis dari Great Giant Foods yang membidangi ternak sapi di Indonesia.

Disampaikan Junior Manager Sustainability GGF Gilang M. Nugraha, kemitraan dilakukan untuk menyelesaikan masalah sosial secara holistik. “CSR bukan sekedar donasi akan tetapi sama-sama diuntungkan dan menyelesaikan masalah sosial yang ada.

Untuk itu Pola kemitraan GGF yaitu menjamin kesejahteraan karyawan dan masyarakat sekitar, termasuk  masalah lingkungan. Konsep kami salah satunya Great People yaitu mengoptimalkan aset, empowering karyawan dan komunitas sekitar,” jelasnya.  

Sebagai contoh GGL menjalankan kemitraan berupa penggemukan sapi. Namun GGL tetap memperhatikan banyak kandang yang dikelola masyarakat di desa penyangga. Untuk itu GGL melakukan kerjasama capacity building. “Petani dilatih memberi obat, pakan yang tepat serta mengolah  biogas menggantikan elpiji,” jelas Gilang.

Pola kemitraan ini lanjut Gilang yaitu mengawinkan kebutuhan sosial masyarakat dengan aset perusahaan . Sebagai contoh GGF menghasilkan nenas. Untuk memproduksi koktail kaleng, dilakukan kemitraan dengan petani jambu dan pepaya.

“Koktail ini kami ekspor.  Sehingga melalui pola kemitraan meningkatkan 3 kali lipat  income petani.  Kegiatan ini kami lakukan di Tanggamus Lampung dan Blitar Jawa Timur,” ujar Gilang.

Selain itu, lanjut Gilang, GGF juga peduli terhadap kesejahteraan masyarakat setempat. Upaya tersebut dengan memanfaatkan komoditi yang underspeck/reject. “Ibu Rumah Tangga dilatih mengolah produk seperti selai, kripik pisang dari nanas, pisang, jambu dan lainnya. Bahkan sisa makan domestik kita manfaatkan untuk diolah menjadi ulat (magot) untuk pakan,” jelas Gilang.

Sementara itu Head of Local Sourcing PT Sewu Segar Nusantara (SSN) Vera Monika mengungkapkan komitmen membangun kemitraan bersama petani. “SSN memiliki tenaga ahli yang kompeten dan aset terhadap global market.

Untuk itu SSN bersinergi dengan petani yaitu menghubungkan dengan perbankan dan seterusnya. Petani juga bisa mendapatkan income yang lebih baik.,” tambahnya.

Ditambahkan Head  of Finance, Accounting and IT GGF Fredy Fu, kemitraan  bukan sekedar pogram perusahaan. “Kemitraan merupakan spirit UU No 20/2008 tentang UMKM. Kemitraan spirit yang sama. Prinsip interdependen, bukan eksploitasi. Saling memerlukan, saling memperkuat dan saling percaya. Untuk itu ke depan GGF akan terus mengembangkan, melakukan improvisasi agar kemitraan lebih baik,” ujarnya menutup Webinar. (***)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun