Mohon tunggu...
gisska hidayat
gisska hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Syarif Hidaytullah Jakarta

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Masyarakat Harmonis Melalui Ajaran Sosial Islam

30 Juni 2024   14:16 Diperbarui: 4 Juli 2024   12:25 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama: Gisska Putri Hidayat

NIM: 11230541000045

prodi: Kesejahteraan Sosial 2B

Bismillahirrahmanirrahim 

Yang Terhormat bapak Muhammad Firdaus, Lc.,MA.,Ph.D

Dan hadirin yang dirahmati Allah SWT

Innas samaa laa takun kamilah biduunil ardhi.
Innas syamsi laa takun kamilah qamari biduunil qamari.
Falidzaalika ajiibuu salaami.


Assalaamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu.


Innal hamda lillahi, nahmadhu wa nastalinuhu wa nastagfiruhu, wa na'uudu
billahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyiaati a'maalinaa, man yahdihillaahu falaa mudhillallahu, wa man yudllil falaa haadiya lahu, wa ashhadu an laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lahu, wa ashhad anna Muhammadan abduhu wa rasuuluhu.

Manusia adalah mahluk sosial. Definisi mahluk sosial sendiri adalah mahluk yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang disekitarnya. Sebagai mahluk sosial, tentunya manusia selalu terikat dengan ikatan sosial. Ikatan sosial menjadi pondasi utama terbinanya keharmonisan dan kedamaian dalam kehidupan sehari-hari. Kualitas hidup dan kesejahteraan bersama dipengaruhi oleh hubungan antar-individu, baik dalam lingkungan keluarga, tetangga, maupun komunitas masyarakat.

Dalam islam, nilai-nilai sosial telah diatur melalui ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau juga memberikan banyak petunjuk tentang bagaimana cara membina ikatan sosial yang baik antar sesama. Salah satu yang hadits yang menyoroti mengenai ikatan sosial, memberikan panduan praktis bagaimana cara manusia berperilaku dan berahlak dalam menjaga perkataan, memuliakan tetangga, dan memuliakan tamu dalam memperkuat ikatan sosial dan membentuk masyarakat yang penuh kasih sayang dan saling menghormati.

Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : (( مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ)). رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”

Hadist ini mengandung tiga ajaran utama yang sangat relavan dengan kehidupan sehari-hari. Pertama, menjaga perkataan. Lisan yang baik tidak hanya mencerminkan kepribadian yang mulia, tapi juga menyebarkan kebahagian dan contoh yang baik untuk sesama. Sebaliknya, perkataan yang buruk dapat menimbulkan konflik dan contoh buruk bagi sesame. Maka dari itu, islam mengajarkan umatnya untuk selalu berhati-hati dalam berbicara. Namun, jika tidak ada kebaikan yang disampaikan, maka islam menganjurkan untuk diam.

Kedua, memuliakan tetangga. Tetangga merupakan lingkup terdekat yang berada dalam jangkauan sehari-hari, sehingga hubungan baik dengan tetangga dapat menciptakan lingkungan yang harmonis. Memuliakan tetangga dapat dimulai dengan menjaga perasaan tetangga, membantu ketika membutuhkan, dan berusaha untuk menciptakan hubungan yang saling menghormati serta mendukung. Hal ini membuktikan bahwa, islam sebagai wujud nyata dari kasih sayang dan kepedulian yang diajarkan di dalamnya.

Ketiga, memuliakan tamu. Tamu merupakan berkah bagi kehidupan rumah. Memperlakukan tamu dengan baik merupakan salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam islam. Memuliakan tamu bukan hanya tentang menyediakan makanan dan minuman. Tetapi juga memulikan dengan sambutan hangat dan penuh penghormatan. Hal ini menunjukan bahwa, islam sangat menekankan pentingnya beramah tamah dan saling menghormati dalam berkehidupan sosial.

Dengan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung di dalam hadits ini. Dapat diketahui bahwa, ajaran-ajaran ini merupakan dasar-dasar dalam memperkuat ikatan sosial yang harmonis, penuh kasih sayang, dan saling menghormati diantara masyarakat. Hadits ini bukan hanya menjadi pedoman keimanan bagi indivitu, tetapi juga menjadi pondasi dari terciptanya masyarakat sejahtera dan tentram. Dalam kehidupan yang semakin kompleks dan penuh konflik, ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW mengenai ikatan sosial dapat memberikan solusi praktis dan relavan untuk menciptakan kedamaian dan keharmonisan dalam bermasyarakat.

Hadza.. wa narju min Allahi an yuhayyiaa lana min amrina rasyadan wa yaj'alana minan naajihiin fil-umuri kullihaaa...

 nasta'fifukum jami'an wa nasykurukum 'alaa ihtimaamikum... billahi taufiq.....

Wassalaamu 'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuhu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun