Komunikasi antar budaya pada warisan budaya sejarah melibatkan pertukaran informasi yang di dalamnya memuat pengenalan dan pembentukan pemahaman antar individu atau kelompok yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda satu sama lainnya. Komunikasi antar budaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan gaya komunikasi efektif serta tindakan yang kurang sopan supaya tidak memicu terjadinya konflik antar budaya.Â
Warisan budaya di Indonesia berjumlah tak sedikit dan beberapa di antaranya sudah tak asing di masyarakat lokal dan dikenal di kancah internasional. Salah satu warisan budaya tersebut adalah permainan bola bekel. Bekel sendiri merupakan salah satu permainan tradisional yang sering dimainkan oleh masyarakat Indonesia dengan rentang usia anak-anak hingga dewasa sekalipun. Hal yang kemudian mendasari pembuatan artikel dengan tema ini ialah di latar belakangi oleh keinginan penulis untuk turut andil dalam melestarikan permainan bekel agar masyarakat Indonesia, terutama anak-anak, tidak tergerus atau kecenderungan melakukan kegiatan yang identik dengan budaya luar. Alasan tersebut timbul dari permasalahan yang terkait dengan permainan bekel, yaitu kecenderungan generasi muda pada permainan modern melalui basis teknologi. Dengan adanya globalisasi, hal tersebut mendatangkan pengaruh yang cukup signifikan bagi masyarakat Indonesia sehingga dominansi masyarakat apalagi anak-anak lebih senang menenteng dan memainkan ponsel pintar dibandingkan bermain permainan lokal bersama teman-teman sebayanya.
Dengan dibuatnya artikel ini, maka penulis dapat membagikan bagaimana asal-usul permainan bekel, apa saja nilai-nilai sejarah yang terkandung pada permainan ini, apa saja fungsi permainan bekel ditinjau dari komunikasi ritual, sosial, dan budaya, kemudian bagaimana keterkaitan nilai budaya pada permainan tersebut pada masa kini, hingga apa saja pelajaran yang dapat dipetik dari permainan bekel melalui aspek komunikasi antarbudaya. Adapun manfaat signifikan yang diharapkan penulis terhadap pembacanya melalui penanaman pengetahuan melalui artikel ini, di antaranya adalah tumbuhnya kesadaran dalam diri untuk melestarikan warisan budaya berupa permainan bekel sebelum semakin tergerus oleh maraknya permainan modern sekaligus menjadi sumber pelajaran untuk siapapun terlebih generasi muda dalam memahami serta menghargai tradisi budaya leluhur. Adapun manfaat lain yang diharapkan penulis adalah atensi dari pakar kebudayaan, organisasi budaya, hingga Key Opinion Leader (KOL) untuk semakin gencar dalam mempromosikan permainan bekel supaya dapat bersaing di era globalisasi ini.Â
Berbicara terkait permainan bekel, permainan ini merupakan salah satu dari sekian banyaknya permainan tradisional yang berasal dari Indonesia. Tak hanya dimainkan oleh masyarakat Indonesia, ternyata permainan bekel pun dimainkan oleh berbagai kalangan di mancanegara dengan nama yang berbeda. Permainan ini identik dengan batu kecil atau bola karet yang dilempar untuk nantinya pemain dapat menangkan batu atau cangkang kerang dari nominal terkecil hingga terbesar. Tujuan dari permainan ini ialah untuk menjaga dan mempertahankan dan meningkatkan jumlah batu kecil atau cangkang kerang sementara batu kecil atau bola karet dilempar dan memantul. Bukan sekadar permainan biasa, permainan bekel ini mengandung nilai-nilai sejarah, di antaranya berupa warisan budaya dari Tanah Jawa, adanya pemaknaan dari motif atau simbol yang tergambar pada bola bekel, hingga memiliki peran sebagai hiburan terlebih bagi masyarakat yang beradaptasi dengan lingkungan lokal yang belum terjamah dengan budaya modern.
Pada hakikatnya, setiap warisan budaya tentu memiliki fungsi yang ditinjau melalui aspek ritual, sosial, maupun budaya. Dari segi aspek ritual, permainan bekel berfungsi sebagai tradisi atau kebudayaan turun-temurun dari generasi ke generasi. Uniknya, permainan ini awalnya digunakan sebagai ritual dan upacara keagamaan, namun seiring berjalannya waktu, permainan ini mulai dijadikan sebagai hiburan yang cukup populer. Kemudian, dari segi aspek sosial, permainan bekel memiliki fungsi sebagai pelepas penat yang disajikan dalam bentuk hiburan yang dapat dimainkan secara perseorangan maupun kelompok. Seperti halnya permainan lainnya, apabila permainan bekel dimainkan secara berkelompok, maka akan memicu kedekatan hubungan. Sebab, permainan dapat menjadi media yang dapat membangun keterampilan sosial. Lebih dari itu, permainan ini lantas memiliki peran andil dari segi sosial karena dapat menjadi perantara untuk memahami budaya lainnya sehingga terjadilah pertukaran budaya. Misalnya, anak A yang berkebudayaan Jawa memainkan permainan bekel bersama anak B yang memiliki latar budaya Sunda. Keduanya bermain dengan melibatkan interaksi sosial, seperti berbincang dan berkomunikasi sehingga dari situlah keduanya dapat saling mengetahui, mengerti, memahami, dan membentuk sikap cara pandang dirinya terhadap keragaman budaya.
Beranjak pada keterkaitan nilai-nilai budaya yang tercipta dari permainan bekel pada masa kini dapat ditandai dengan tingginya kegunaan dan manfaat dalam memainkan permainan ini terhadap pembangunan keterampilan motorik seseorang. Tak hanya itu, setiap orang yang memainkannya juga secara tidak langsung dapat melatih keseimbangan dan koordinasi antara kecepatan gerakan tangan, penglihatan, serta insting perkiraan waktu bola bekel akan mendarat sempurna setelah berkali-kali terpantul. Lebih dari itu, permainan ini dapat menjadi penghubung jalinan relasi antara satu individu dengan individu lainnya karena dimainkan secara langsung sehingga setiap pemain dapat berinteraksi secara bertatap muka. Dengan memainkan permainan bekel, setiap individu lantas akan berkontribusi terhadap pelestarian warisan budaya untuk mempertahankan identitas lokal yang terkandung di dalamnya. Adapun pembelajaran yang bisa diambil dari permainan bekel ialah keterampilan interaksi antarpemain yang dapat berupa sikap saling memahami dan menghargai, terlebih ketika pemain melakukan kesalahan dalam melakukan permainan. Selain itu, setiap pemain pun menyerap tata cara permainan melalui kegiatan mendengar, melihat, dan meniru sehingga hal tersebut menjadi pelajaran penting yang dapat dikaitkan dengan setiap perilaku kita. Sebab, anak-anak lebih mudah mencontoh karena mereka belum memiliki pemikiran untuk menerima atau menolak setiap tindakan yang baik maupun buruk. Di samping itu, setiap pemain pun dapat memahami dalam mengalokasikan waktu serta ruangnya ketika memainkan permainan bekel supaya dapat melempar, mengambil batu kecil ataupun cangkang kerang, hingga kemudian mengambil bola bekel secara cepat dan tepat.
Maka dari itu, permainan bekel dapat memberikan banyak manfaat yang secara tak disadari dapat berguna dalam keseharian kita, salah satunya adalah kemampuan untuk mengambil tindakan atas keputusan secara sistematis dan terukur yang serta keterampilan interaksi dengan individu lainnya. Dengan dilestarikannya permainan ini, maka akan menjadi salah satu kemajuan yang berdampak baik bagi masyarakat yang memiliki warisan budaya terkait.
Refrensi :
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jpppaud/article/view/11570
https://jurnal.unpad.ac.id/midang/article/view/47025
http://eprints.unm.ac.id/27046/1/JURNAL.pdf
https://ejurnal.iainpare.ac.id/index.php/komunida/article/view/2110
http://repository.unim.ac.id/4153/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H