Mohon tunggu...
gisella tartar
gisella tartar Mohon Tunggu... Novelis - pelajar/siswa

siswa smpn 7 depok.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Semut dan Kepompong

27 September 2024   16:10 Diperbarui: 27 September 2024   16:11 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Alkisah, di sebuah hutan yang lebat, tinggallah bermacam-mcam hewan. Disana ada semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya. pada suatu ketika datanglah sebuah badai besar.semua hewan panik dan berlari ketakutan. Mereka lari kesana kemari mencari tempat berlindung.

Akhirnya badai itu pun berlalu. Esoknya, matahari muncul dengan cerah. Burung-burung pun berkicau dengan merdunya. Perlahan para hewan muncul dari tempat persemunyiannya. betapa terkejutnya mereka melihat banyak pohon tumbang. Hutan tampak kacau.

Di tengah hutan tampak seekor Kepompong sedang menangis. Ia sangat sedih karena pepohonan tempatnya hidup selama ini tumbang. "hu... huu .. betapa sedihnya aku. Kemarin aku diterjang badai. tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung karena pepohonan tumbang semua... huhu..." kata epompong meratapi keadaan.

Mendengar perkataan serta tangisan itu muncullah seekor semut sombong dari dalam tanah.

'Hai kepompong, lihatlah aku! walau kecil, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak sepertimu yang hanya bisa di atas tanah. kau hanya menempel di pohon yang tumbang hahaha!" kata semut dengan sombongnya. kepompong hanya diam meratapi keadaan nya sekarang.

beberapa hari kemudian semut berjalan di atas lumpur hidup. ia tidak tahu kalau lumpur itu bia menelan dan menariknya kedalam.

"TOLONG!! siapapun tolong aku! aku dihisap lumpur!"

"sepertinya kamu sedang mengalami kesulitan ya, semut?" semut menoleh keatas dan mencari sumber suara tersebut. ternyata suara tersebut berasal dari kupu-kupu yag seang terbang melintas.

"siapa kau?" tanya semut.

"aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina!" jawab kupu-kupu.

"tolong aku kupu-kupu. aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong dan menghinamu" kata semut memelas.

kupukupu yang baik hati akhirnya menolong semut. akhirnya semut pun selamat dari lumpur tersebut. ia berjanji tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun