Dapatkah Sebuah Film Adaptasi Berangkat dari Karya Sastra?

Film adaptasi merupakan film yang dibuat dari suatu cerita yang sudah ada baik secara keseluruhan maupun sebagian. Karya yang diangkat berasal dari sumber lain, seperti novel, komik, atau karya sastra. Film adaptasi mencakup interpretasi ulang yang mempertahankan esensi cerita asli dalam novel, komik, karya sastra dan juga film adaptasi dari film lain, akan tetapi seringkali terjadi perubahan untuk memenuhi format film dan durasi film yang sangat terbatas. 

Film-film adaptasi yang dimiliki oleh Indonesia sebagian besar diadaptasi dari sebuah novel dan kemudian diangkat menjadi sebuah film. Novel adalah sebuah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan tokoh utama dengan orang-orang disekitarnya serta pada umumnya menonjolkan watak dan sikap yang setiap tokohnya baik dari karakter utama maupun karakter lainnya. Beberapa alasan mengapa sebuah novel dapat diangkat menjadi sebuah film yaitu adanya cerita yang menarik dan memiliki konflik yang kuat sehingga mudah diadaptasi menjadi film karena sebuah film membutuhkan narasi cerita dengan konflik yang padat dan dinamis. Kemudian, alasan selanjutnya mengapa sebuah novel dapat diangkat menjadi sebuah film yaitu adanya karakter yang kompleks dan menarik sehingga memiliki emosional yang kuat yang akan lebih mudah jika dikembangkan menjadi sebuah film.

Film Bumi Manusia (2019) menjadi salah satu film yang diadaptasi dari sebuah novel. Film Bumi Manusia merupakan film drama biografi sejarah Indonesia  tahun  2019  yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan ditulis oleh Salman Aristo yang diadaptasi dari novel fenomenal karya Pramoedya Ananta Toer. Film tersebut mengisahkan tentang rasa gundah Minke (Iqbaal Ramadhan) seorang pria pribumi yang jatuh cinta hingga akhirnya menjalin hubungan dengan Annelies (Mawar de Jongh) seorang putri bergaris darah Belanda.

Film Bumi Manusia (2019) dikategorikan termasuk salah satu film yang sukses diminati oleh penontonnya di tahun 2019. Berangkat dari karya sastra ternama dan diperankan oleh sejumlah artis ternama membuat Film Bumi Manusia (2019) mendapatkan ulasan yang positif dari penonton. Lantas, apa yang membuat Film Bumi Manusia (2019) mendapatkan ulasan yang positif dari penonton?

Beberapa faktor yang membuat Film Bumi Manusia (2019) mendapatkan ulasan positif dari penonton adalah : 

1. Penceritaan sejarah yang kuat.

Banyak penonton yang memberikan apresiasi pada film ini karena mampu mengangkat aspek sejarah yang cukup kuat dengan baik. Aspek sejarah yang dimunculkan pada film ini tentang perjuangan melawan kolonialisme serta adanya penindasan. Sehingga dari film tersebut relevan dengan penonton dan menyentuh bagi penonton karena dapat menyadaripentingnya persamaan hak dan perlakuan kepada semua orang.

1. Kinerja aktor.

Kinerja para pemain seperti tokoh utama yaitu Iqbaal Ramadhan (Minke) dan Mawar Eva de Jongh (Annelies) mendapat apresiasi dari penonton karena dapat memerankan Minke dan Annelies. Pemilihan tokoh yang dilakukan oleh Production House juga memengaruhi bagaimana kinerja tokoh nantinya yang akan berpengaruh pada kekuatan film. Seperti contoh, dilansir dari geotimes.id, pemilihan Iqbaal Ramadhan sebagai tokoh utama merupakan hasil dari eksplorasi dari Falcon Pictures yang mengeksplorasi bagaimana sosok dan kepopuleran Iqbaal melalui visual untuk memenuhi keinginan penonton untuk melihat karakter "Minke" yang akan diperankan oleh Iqbaal.

1. Berangkat dari sebuah karya sastra.

Film Bumi Manusia (2019) yang berangkat dari sebuah novel karya sastra Indonesia membuat banyak penonton merasa antusias terutama penonton yang menyukai karya sasta untuk menantikannya diangkat menjadi sebuah film.