Mohon tunggu...
Gisela Agustin
Gisela Agustin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Universitas Jambi. Ketika saya mengerjakan sesuatu maka saya akan kerjakan semaksimal yang saya bisa.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akankah Terjadi Kecurangan dalam Pilpres 2024?

14 Februari 2024   17:48 Diperbarui: 14 Februari 2024   18:00 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                        Sumber ilustrasi : PEXELS

Pemilihan umum adalah pilar utama dalam menjaga kesehatan demokrasi sebuah negara. Namun, setiap kali pemilu mendekati, muncul kekhawatiran akan kemungkinan terjadinya kecurangan yang dapat mengguncang fondasi demokrasi itu sendiri. Indonesia sebagai negara demokratis yang besar, harus benar-benar mewaspadai potensi kecurangan dalam pemilu 2024.

Hal tersebut juga dinyatakan oleh pengamat politik Lingkar Madani (LIMA) dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan topik "Menakar Kecurangan Pemilu 2024". Ia merinci adanya kecurangan dalam proses pemilu dilihat dari tiga aspek. Penyelenggaranya tidak independen, pemerintah yang tidak netral, dan peserta yang menggunakan segala cara untuk meraup suara termasuk didalamnya melakukan praktik manipulasi, intimidasi hingga politik uang.

Menjelang Pemilu 2024, banyak beredar dugaan bahwa akan ada kecurangan terstruktur pada pemilu kali ini. Ditandai dengan adanya keberpihakan pemerintah terhadap salah satu capres-cawapres. Mulai dari pengarahan suara dari perangkat desa, Bansos yang digelontorkan pada masa kampanye hingga puncaknya keputusan MK yang meloloskan Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.   

Oleh karena itu, diharapkan lembaga pemerintahan bersikap netral agar dugaan-dugaan masyarakat terkait adanya kecurangan pada Pemilu 2024 ini bisa terjawab sehingga dapat menciptakan demokrasi bersih, jujur, dan adil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun