Mohon tunggu...
Gian Qorry Aina
Gian Qorry Aina Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Saya adalah seorang siswa yang sedang menempuh jenjang pendidikan di kelas 10 Madrasah Aliyah Negeri 3 Sleman, Yogyakarta. Saya senang melakukan kegiatan apapaun yang menurut saya menyenangkan dan tentunya memiliki manfaat baik bagi diri saya maupun lingkungan sekitar saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Eksistensi Kenakalan Remaja

3 Oktober 2022   21:30 Diperbarui: 3 Oktober 2022   21:34 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa yang terbesit dalam pikiran anda ketika mendengar kalimat "Kenakalan Remaja" ? Balap liar? Mabuk-mabukan? Tawuran? Atau bahkan pergaulan bebas? Ya, itu adalah sedikit dari banyaknya contoh aksi kenakalan yang dilakukan oleh kaum remaja. Namun, sudahkah anda mengetahui makna asli atau definisi dari kenakalan remaja? Mari kita tilik dan kupas tuntas bersama mengenai fenomena yang menjadi salah satu masalah utama bagi anak-anak yang baru beranjak dewasa.

Kenakalan remaja merupakan terjemahan dari juvenile delinquency. Secara etimologis, juvenile delinquency berasal dari kata juvenile yang berarti anak, dan delinquency yang berarti kejahatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja adalah tindakan kejahatan atau pelanggaran yang dilakukan oleh kaum remaja.

Tindakan kenakalan yang dilakukan-pun sangat bervariasi, mulai dari yang ringan, sedang, hingga berat, seperti tindakah yang melanggar hukum dan dapat membahayakan pihak lain. Sebagai contoh kenakalan ringan yaitu mencontek saat pelaksanaan ulangan, kenakalan sedang seperti merokok di ruang terbuka yang dampak negatifnya dapat dirasakan oleh orang lain juga dan mengganggu kenyamanan mereka, dan kenalakan berat seperti tawuran antar sekolah, bahkan aksi klitih yang sampai saat ini masih sangat meresahkan masyarakat.

Maraknya tindakan kenakalan oleh kaum remaja yang sebenarnya diharapkan menjadi bibit-bibit unggul penerus bangsa membuat sebagian orang berfikir, apakah gerangan yang menyebabkan perilaku tidak terpuji ini semakin merajalela, bahkan lambat laun menjadi hal yang lumrah?

Secara umum, penyebab terjadinya kenakalan remaja dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal yaitu penyebab yang sumbernya dari dalam diri kita sendiri seperti jasmahi, rohani, dan kondisi psikologis. Beberapa contoh dari faktor internal antara lain adalah krisis identitas dan kontrol diri yang lemah.

Sedangkan faktor eksternal adalah penyebab yang sumbernya datang dari luar diri kita seperti kurangnya pendampingan dan pengawasan dari keluarga, minimnya edukasi atau pemahaman dasar, pengaruh dari lingkungan sekitar, serta pengaruh budaya asing yang keluar masuk begitu cepat.

Tindakan kenakalan remaja bukanlah hal yang bisa disepelekan atau dianggap remeh. Pasalnya, hal ini berpotensi menjadi biang dari masalah yang lebih besar seperti tindakan kriminal. Lalu, bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk menanganinya? 

Dimulai dari faktor internal atau diri sendiri, sang anak dapat berinisiatif untuk mencari lingkungan pertemanan yang baik agar tidak tersesat ke jalan yang salah. 

Selain itu, sang anak perlu menambah erat hubungan spiritual dengan tuhan agar memiliki fondasi yang kuat. Kemudian dari faktor eksternal, keluarga dapat membangun hubungan dan komunikasi yang baik sejak usia dini serta mengajarkan tanggungjawab kepada sang anak. 

Di lingkungan masyarakat, pemerintah dapat mengadakan sosialisasi mengenai indahnya hidup damai agar para remaja tidak merasa tertarik untuk mencoba hal-hal berbau negatif, dan membuat peraturan-peraturan yang tegas serta sanksi bagi para pelanggar. 

Aparat kepolisian juga dapat mengadakan patroli, atau jika dalam lingkup yang lebih kecil lagi, pengurus Rt/Rw setempat dapat mengadakan kegiatan ronda untuk mencegah pelaku berkeliaran, dan setidaknya dapat sedikit mengatasi keresahan masyarakat sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun