Mohon tunggu...
Nisrina Humayra
Nisrina Humayra Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa Universitas Airlangga

.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Penggunaan Digitalisasi Dalam Budaya Jepang

31 Desember 2024   00:00 Diperbarui: 30 Desember 2024   23:14 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Digitalisasi di Jepang telah memberikan dampak yang besar dalam berbagai aspek budaya, memperkaya dan memodernisasi cara-cara masyarakat berinteraksi dengan warisan budaya, seni, dan kehidupan sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa cara digitalisasi digunakan dalam budaya Jepang:

1. Pelestarian Warisan Budaya

Jepang sangat menghargai warisan budayanya, seperti kuil kuno, seni tradisional, dan sejarah panjangnya. Dengan digitalisasi, upaya pelestarian budaya menjadi lebih mudah melalui:

  • Pembuatan Arsip Digital: Dokumen-dokumen kuno, manuskrip, lukisan, dan artefak penting disimpan dalam bentuk digital, sehingga dapat diakses oleh siapa saja, di mana saja.
  • Pemindaian 3D Kuil dan Bangunan Bersejarah: Beberapa situs warisan dunia seperti Kuil Kinkaku-ji dan Istana Himeji dipindai dalam bentuk 3D untuk dokumentasi dan restorasi di masa depan.

2. Kebangkitan Seni Tradisional Melalui Platform Digital

Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR): Teknologi VR dan AR digunakan dalam pengenalan seni dan budaya tradisional di kalangan generasi muda dan pengunjung asing. Sebagai contoh, pameran seni ukiyo-e diadakan secara virtual, yang memungkinkan orang untuk melihat karya seni dari rumah mereka.

Platform Digital untuk Kabuki dan Noh: Pertunjukan teater tradisional Jepang seperti Kabuki dan Noh sekarang dapat diakses melalui streaming online, memungkinkan penonton di seluruh dunia menikmati seni pertunjukan ini secara real-time.

3. Anime dan Manga dalam Era Digital

Distribusi Digital: Digitalisasi anime dan manga telah sepenuhnya mengubah cara keduanya menjangkau pemirsanya. Saat ini, platform streaming seperti Netflix dan Crunchyroll membuat anime terbaru tersedia untuk pemirsa dengan kecepatan yang luar biasa. Demikian pula, manga telah beralih ke format e-book di berbagai platform, seperti Kindle dan LINE Manga, untuk dapat memperluas jangkauannya ke seluruh dunia.

Fan Engagement melalui Media Sosial: Kreator anime dan manga di Jepang semakin terhubung dengan penggemar global melalui media sosial, memungkinkan interaksi yang lebih dekat dengan komunitas penggemar. Ini menciptakan ekosistem digital yang lebih inklusif bagi budaya pop Jepang.

4. Festival Tradisional dalam Bentuk Digital

Matsuri Virtual: Matsuri adalah festival tradisional di Jepang. Selama pandemi, festival ini dialihkan ke online: Tanabata dan Gion Matsuri, misalnya, diadakan secara online atau disiarkan selama periode festival untuk berbagi keindahan budaya Jepang ke seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun