Bina desa fakultas teknik merupakan satu diantara banyaknya program merdeka belajar -- kampus merdeka (MBKM). Bina desa fakultas teknik UPN Veteran Jawa Timur terdapat di beberapa daerah diantaranya yaitu desa Giripurno, Pandaan, dan Sumberejo. Diantara desa tersebut, kami dari skema produksi air minum terdapat di daerah desa Giripurno, kota Batu.
Sumber mata air yang terdapat di Desa Giripurno sangatlah banyak, diantaranya yaitu sumber mata air Kethoan, Soyi, Rembyung, Umbul, Belik dan Marijah, serta Kijan. Pada pemteaan ptensi ini kami melakukan beberapa kegiatan, diantaranya yaitu mengunjungi lokasi sumber mata air, mengukur debit, dan memahami kondisi sumber mata air. Pada hari Rabu (9/3/2022) jam 09.00 WIB kami mengunjungi sumber mata air Kethoan di dusun Sabrang Bendo.
Berdasarkan hasil kunjungan kami dapat dinyatakan bahwa debit air yang keluar dari sumber ini sangatlah kecil sehingga debitnya tidak dapat diukur. Selain itu, sumber ini telah digunakan warga sekitar untuk keperluan MCK dan dilihat dari kondisinya maka dapat dinyatakan bahwa sumber ini tidak dapat dikembangkan lagi. Pada pukul 10.00 WIB kami meneruskan perjalanan kami ke sumber mata air yang berikutnya yaitu sumber mata air Soyi, di Dusun Krajan,
Â
Pada sumber mata air Soyi, terdapat dua aliran air, yaitu aliran bawah dan atas. Debit air pada aliran atas sebesar 263,157 ml/detik sedangkan pada aliran bawah sebesar 1250 ml/ detik. Berdasarkan lokasi dan debitnya maka sumber mata air ini maka warga sekitar menggunakannya untuk sarana kebutuhan air bersih untuk setiap harinya. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan mennuju sumber mata air berikutnya yaitu sumber mata air Rembyung,
Sumber mata air ini memiliki debit 666,67 ml/detik dan telah digunakan warga untuk irigasi perkebunan sehingga potensinya tidak dapat dikembangkan lagi. Setelah itu, tidak jauh dari sumber mata air Rembyung terdapat sumber mata air Umbul,
Sumber ini memiliki debit 1562,5 ml/detik. Pada sumber ini telah digunakan juga untuk irigasi perkebunan masyarakat sehingga tidak dapat dikembangkan lagi potensinya. Pada pukul 13.00 WIB kami melanjutkan untuk mencari sumber mata air yang berikutnya, yaitu sumber mata air Belik dan Marijah,
Sumber mata air Belik dan Marijah memiliki debit sekitar 500 ml/detik dan beradasarkan pengamatan secara langsung maka dapat dinyatakan bahwa sumber mata air ini telah digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Pada pukul 14.00 WIB kami menuju lokasi sumber mata air yang terakhir kami kunjungi yaitu sumber mata air Kijan,
Pada Sumber mata air ini dapat dinyatakan sebagai sumber mata air terderas (bagi yang kami survei) yaitu memiliki debit aliran air sebesar 2500 ml/detik. Sumber mata air ini belum dioptimlakan warga sepenuhnya. Berdasarkan debit yang besar dan potensi yang belum dioptimlkan maka kami berencana untuk mengoptimalkan sumber ini dengan membuat perencanaan produksi air minum dalam kemasan (AMDK) dari sumber mata air Kijan. Produksi air minum ini sangat penting guna membuat desa Giripurno sebagai desa mandiri air minum dan melakukan pengoptimalan sumber mata air Kijan.
Kesimpulan dari hasil pemetaan sumber mata air yang terdapat di Desa Giripurno, yaitu sumber mata air yang memungkinkan untuk dikembangkan potensinya (beradasarkan sumber mata air yang kami survei) yaitu sumber mata air Kijan di Dusun Sawahan. Sumber mata air ini memiliki debit yang besar dan potensinya belum dioptimalkan oleh masyarakat sekitar. Oleh karena itu, kami berencanaan melakuakan perencanaan produksi air minum dalam kemasan (AMDK) dari sumber ini, dengan harapan dapat membuat desa Giripurno sebagai desa mandiri air minum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H