Mohon tunggu...
Giri Luka
Giri Luka Mohon Tunggu... Buruh - Kadang merasa lelah, tapi harus tetap berjalan

Rimbo Bujang: Awal Semua Perjalanan...

Selanjutnya

Tutup

Bola

Teganya Arema FC Tidak Mau Menolong Sriwijaya FC

9 Desember 2018   20:53 Diperbarui: 9 Desember 2018   21:15 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERSIJA Jakarta juara Liga 1 2018. Mitra Kukar, Sriwijaya FC, dan PSMS Medan menggantikan posisi PSS Sleman, Semen Padang, dan Kalteng Putra di Liga 2 musim depan.

Dalam sejarah sepak bola Indonesia, Liga 1 2018 mungkin menjadi yang terketat. Tim juara dan yang degradasi ditentukan di pekan terakhir. Maka tak berlebihan jika PT Liga Indonesia Baru selaku operator merevisi jadwal pekan pamungkas: pertandingan yang tidak terkait juara dan degradasi digelar Sabtu (8/12/18), sedangkan yang berkenaan juara dan degradasi dimulai di jam bersamaan pada Minggu (9/12/18).

Walau begitu, "pertandingan tolong-menolong" tetap tergambar jelas. Untuk memastikan itu fakta, perlu investigasi mendalam.

Menjelang pekan ke-34, hanya Persija Jakarta dan PSM Makassar yang bertarung di jalur juara. Persija di posisi pertama. 

Sedangkan calon penghuni Liga 2  ada lima tim: Mitra Kukar (posisi 14), Perseru Serui (15), Sriwijaya FC (16), PS Tira (17), dan PSMS Medan di juru kunci alias posisi 18. Kelima tim itu masih berpeluang bertahan di Liga 1 musim depan. 

Empat tim pertama berpoin sama: 39. PSMS berpoin 37. Kecuali Mitra Kukar dan PSMS, "pertemanan" yang akhirnya menyelamatkan PS Tira dan Perseru bertahan di Liga 1.

Mitra Kukar dan PSMS tidak bisa berharap pertolongan lawan. Mitra Kukar bertandang ke kandang Persija. Sedangkan PSMS main di markas PSM. Persija perlu kemenangan untuk juara. Sedangkan, PSM berharap tripoin agar asa juara tetap ada karena menang saja tak cukup. Karena pertandingan digelar bersamaan, mereka mencari jalan sendiri. Kedua tim menang, Persija menjadi kampiun.

Kondisi Mitra dan PSMS berbeda dengan Perseru, Sriwijaya FC, dan PS Tira. Ketiganya memiliki peluang lebih besar bertahan karena melawan tim yang tak ada kepentingan juara atau bertahan seperti mereka.

Nyatanya, hanya Borneo FC dan Persipura Jayapura yang mau menolong agar lawan yang sedang terjepit bisa selamat. Borneo FC "memilih" kalah 1-3 di kandang saat menjamu PS Tira. Bukan hanya menyelamatkan tim tetap bertarung di kompetisi tertinggi musim depan, dua gol Aleksandar Rakic pada laga itu juga membuatnya menjadi top scorer kompetisi dengan 21 gol. Dia menyalip perolehan penyerang Persebaya Surabaya, David Silva, yang membukukan 20 gol.

Sedangkan, Persipura memiliki rasa kedaerahan sangat tinggi dengan merelakan kekalahan dengan skor 0-2 saat menjamu Perseru Serui.

Skenario itu boleh dibantah.

Yang sangat tega adalah Arema FC dan Makan Konate. Tim Singo Edan itu berjuang sekuat tenaga untuk mengalahkan Sriwijaya FC. Lawan sempat unggul tapi kemudian mengakhiri pertarungan dengan kekalahan 1-2. Sialnya, satu di antara gol Arema FC dicetak Konate dari titik penalti. Padahal, gelandang asal Mali itu merupakan bagian Sriwijaya FC di putaran pertama.

Seandainya Arema FC "mengalah" sebenarnya tidak langsung menyelamatkan Sriwijaya FC. Sebab, PS Tira, Perseru, dan Sriwijaya FC berpoin sama 42. Satu di antara mereka tetap harus menemani PSMS dan Mitra Kukar setelah dihitung head to head-nya sesuai regulasi penentuan posisi jika ada dua tim atau lebih yang berpoin sama.  

Drama di pekan terakhir ini melanjutkan cerita-cerita sebelumnya. Jika benar ada tolong-menolong dengan sadar, tentu mencederai fair play.

Tapi, apapun itu, semoga kompetisi musim depan tetap berformat seperti musim ini. Tak ada perubahan sistem kompetisi, misalnya menjadi dua wilayah secara mendadak, hanya untuk mengakomodasi keinginan tim degradasi agar tetap bermain di Liga 1.

Dan yang pasti, tidak ada lagi isu --semoga benar-benar isu-- match fixing lagi. Biarkan sepak bola berkembang dengan baik. Karena, sejatinya, kompetisi baik akan berimbas pada tim nasional yang baik. Jika timnasnya berprestasi, maka nama negara juga terangkat.

Selamat Persija sudah juara dengan cerita-ceritanya. Tetap semangat buat Mitra Kukar, Sriwijaya FC, dan PSMS Medan. Juga, selamat datang PSS, Semen Padang, dan Kalteng Putra.

Kehadiran Semen Padang yang berkutat di Liga 2 semusim pada akhirnya memastikan Sumatera tetap memiliki wakil di Liga 1.

Bravo sepak bola Indonesia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun