Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Media Sosial Masih Dikerumuni Kampanye Politik?

15 Mei 2023   23:38 Diperbarui: 15 Mei 2023   23:39 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena dampak negatif medsos pernah dirasakan publik. Risiko seperti penyebaran hoaks, fitnah, ujaran kebencian, dan kampanye hitam menghiasi linimasa. Semua hal ini bertujuan merusak citra para kandidat dan mengganggu proses demokrasi. Oleh karena itu, media sosial harus digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab oleh semua pihak yang terlibat dalam Pemilu.

Dengan melakukan hal-hal di atas, publik sebagai netizen juga dapat menghadapi kampanye politik Pemilu 2024 di medsos dengan lebih cerdas, bijak, dan bertanggung jawab.

Salam,

Wonogiri, 15 Mei 2023

11:38 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun