Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jelang Pemilu 2024, Selain Hoaks Waspadai Hal Ini di Medsos

12 Mei 2023   17:05 Diperbarui: 13 Mei 2023   09:15 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Caution oleh Aviz (pexels.com)

Belajar dari Pemilu tahun 2019, banyak hal yang begitu menggelisahkan. Propaganda hitam di medsos begitu masif tercipta. Hoaks menjadi kulminasi sisi gelap Pemilu tahun 2019. Hoaks seorang publik figur yang berpura-pura dipersekusi masih jelas diingat. Lalu hoaks 7 kontainer surat suara tercoblos juga sangat meresahkan publik dulu.

Lanskap medsos menjadi kian signifikan untuk dijaga bersama. Selain medsos menjadi medium kampanye Capres. Medsos telah beralih menjadi medan perang. Bukan saja adu program tetapi adu kuat mendorong dan ikut trending. Tak lupa selalu mengawasi posting yang sekira mengancam eksistensi Capres yang didukungnya.

Lalu bagaimana lanskap kelindan informasi di medsos jelang dan saat Pemilu 2024? Banyak yang harap-harap cemas. Tapi sebaiknya banyak pula yang antisipatif dan optimis. Hal ini karena medsos akan menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi dinamika politik dan demokrasi di Indonesia.

Medsos kini dieksploitasi benar untuk menjadi panggung kampanye strategis bagi peserta Pemilu. Melalui medsos, peserta Pemilu bisa menjangkau pemilih muda,  seperti Gen Z, yang sangat aktif dan kritis di dunia maya. KPU dan Bawaslu pun memanfaatkan medsos untuk cerdas mensosialisasikan Pemilu dan tata caranya.

Sebab medsos memiliki kekuatan untuk menyebarkan informasi dengan real-time, cepat, luas, murah, dan micro-targeted. Kampanye politik pun dianggap bisa lebih efektif. Namun di sisi lain, medsos pun membuat publik rentan terpapar dan tersesatkan disinformasi dan ujaran kebencian. Belum lagi buzzer yang yang bisa merusak kualitas demokrasi.

Maraknya hoaks yang bisa menyesatkan pemilih dan memicu konflik sosial sungguh meresahkan. Hoaks yang berasal dari berbagai pihak, baik dari pendukung maupun oposisi. Mereka ingin mempengaruhi opini publik dengan cara tidak etis. Hoaks pun dapat merugikan reputasi dan kredibilitas Capres dan partai politik yang menjadi korban fitnah.

Selain hoaks politik, ada beberapa hal-hal negatif yang perlu diperhatikan dan diwaspadai oleh publik. Dalam konteks ini adalah lanskap di medsos. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Politisasi isu-isu sensitif seperti SARA di medsos. Isu-isu ini sering dimanfaatkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Dampak lain pun bisa menimbulkan konflik sosial yang berpotensi merusak stabilitas keamanan dan ketertiban.

Black campaign atau kampanye hitam buzzer dan simpatisan. Dengan penyebaran informasi negatif atau fitnahpihak ini ingin merusak citra lawan. Jelas praktik ini tidak hanya tidak etis, tetapi juga melanggar etika, nurani dan norma sosial. Praktik ini juga dapat menimbulkan permusuhan dan menyuburkan polarisasi medsos.

Cyber attack atau serangan siber. Praktik ini melibatkan penggunaan teknologi informasi untuk mengganggu, merusak, atau mencuri data penting yang berkaitan dengan Pemilu. Bisa juga pihak-pihak yang membocorkan DPT di medsos. Praktik ini tidak hanya mengancam keamanan nasional, tetapi juga mengancam integritas dan legitimasi pemilu.

Perundungan siber dan doxxing. Bagi pihak berkontestasi, perdebatan dan caci-maki di medsos bisa memicu persekusi di dunia nyata. Lalu ada upaya untuk menelusur pihak yang tertuduh dan men-doxxing-nya. Aktivitas doxxing jelas merugikan seseorang karena data pribadi seperti alamat, nomor telepon, sampai jejaring keluarga dan teman disebar luaskan.

Review bomb pihak terlibat kontestasi Pemilu. Review bomb ini terjadi dari tingkat personal atau organisasi. Pada tingkat personal, nomor telepon bisa di-tag via aplikasi GetContact, misalnya, dengan sebutan buruk. Pada tingkat organisasi, tempat bekerja bisa diserang dengan review buruk di Google. Sayangnya belum diurus jika belum viral di medsos.

Hacking aplikasi chat pribadi, seperti WhatsApp. Beberapa pihak telah mengalami serangan pada aplikasi chat pribadinya. Biasanya akan ada upaya mengambil alih nomor atau menkloning nomor ke gawai lain. Jika aplikasi chat sudah diambil alih, akan disebar fitnah. Pemilik nomor bisa melapor via sosmed jika ada hal negatif disebar dari WhatsApp miliknya yang di-hack.

Hal-hal negatif di atas perlu diperhatikan dan diwaspadai oleh masyarakat karena dapat mengganggu jalannya pemilu yang jujur, adil, dan demokratis. Sehingga publik perlu berperan aktif dalam mengawasi dan melaporkan segala bentuk pelanggaran atau kecurangan yang terjadi selama proses pemilu via medsos. 

Publik juga perlu bersikap kritis dan cerdas dalam memilah informasi yang beredar di medsos. Publik jangan mau diadu domba persaudaraan dan toleransi yang telah tercipta. Saling menghormati hak-hak politik setiap individu jadi kunci. Medsos harus dianggap sebagai salah satu sumber informasi Pemilu, bukan yang utama.

Oleh karena itu, perlu ada upaya bersama untuk menjaga kondisi informasi di medsos agar tetap waras dan bermutu jelang dan saat Pemilu 2024 nanti. Langkah seperti meningkatkan literasi digital, belajar cek fakta, harus menjadi kolaborasi berbagai stakeholder. Partisipasi positif netizen dalam berdiskusi dan berdebat secara santun di medsos harus diutamakan.

Salam,

Wonogiri, 12 Mei 2023

05:05 pm

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun