Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ubah Persepsi Pada Media Sosial (SDMS 25/30)

16 April 2023   23:27 Diperbarui: 17 April 2023   16:12 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Persepsi umum pada platform media sosial adalah medium komunikasi dan interaksi. Sebagai makhluk sosial komunikasi dan interaksi menjadi kebutuhan dasar. Media sosial pun akan terus berevolusi, tapi tetap dengan prinsip tersebut. Masa depan medsos hanya dibatasi oleh imajinasi para pengguna dan pengembangnya. 

Kemajuan teknologi digital dan dinamika budaya global yang terus berubah juga akan mengubah lanskap medsos saat ini. Manusia akan saling terkoneksi tanpa batas jarak, waktu, bahasa, dan akses. Medsos memampukan ke semuanya. Hingga seringkali unsur komunikasi dan interaksi menjadi candu.

Di antara komunikasi dan interaksi ini muncul rasa ingin dihargai dengan like dan share. Ada yang merasa perlu mengikuti gaya hidup mewah akun yang di-follow. Ada juga yang perlu merasa menjadi yang pertama tahu info viral daripada orang lain. Kecemasan dan rendah diri menyeruak. Kecanduan medsos tak bisa dihindari.

Detoks medsos menjadi kunci menjaga persepsi pada unsur komunikasi dan interaksi positif. Menjalaninya memang cukup sulit, tapi bukan tidak mungkin. Banyak hal yang membuat detoks medsos membuat diri menjadi user medsos yang lebih bijak. Detoks medsos juga menunjukkan interaksi di dunia nyata yang lebih baik.

Tantangan utama detoks medsos mungkin adanya rasa kesepian atau terisolasi dari lingkungan sosial . Diri merasa ketinggalan informasi atau hiburan yang menyenangkan dari medsos. Atau mungkin juga merasa bosan karena tidak cek medsos. Tapi detoks medsos membawa hasil yang luar biasa, terutama dalam hal persepsi.

Bagaimana persepsi kita pada media sosial setelah menjalani detoks media sosial? Mungkin ini adalah pertanyaan yang menarik dan mungkin berbeda bagi setiap orang. Namun, secara umum, ada beberapa manfaat dan tantangan yang bisa kita rasakan dari pengalaman ini.

Pertama, manfaatnya adalah diri bisa lebih fokus pada hal-hal yang penting dan bermakna. Alih-alih terlalu gandrung medsos ada keluarga, teman, pekerjaan, hobi, kesehatan, dll yang lebih penting. Dunia akan menjadi lebih berwarna dengan interaksi empat mata daripada sekadar memberi like dan share.

Kedua, berkurangnya stres dan kecemasan akibat terlalu banyak tsunami informasi. Linimasa medsos jelas berlimpah dengan berita, gosip, atau gaya hidup hedon. Detoks medsos membuat diri lebih menikmati momen di dunia nyata. Fokus pun tidak terganggu oleh notifikasi atau pesan yang tidak penting. 

Ketiga, diri juga bisa lebih menghargai diri sendiri dan orang lain. Medsos jelas mempengaruhi pandangan pada orang atau akun karena opini atau komentar yang mungkin negatif atau tidak konstruktif. Di dunia nyata, sebagai mahluk sosial yang dibantu visual, diri bisa menilai lebih baik seseorang.

Keempat, diri menyadari bahwa medsos bukanlah segalanya dalam hidup. Namun medsos juga bukanlah sesuatu yang harus dihindari sama sekali. Tentukan batasan dan prioritas yang tepat dalam menggunakan medsos sesuai kebutuhan dan tujuan. Jadilah lebih selektif dan kritis pada konten atau akun yang di-follow agar bisa bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun