Sosial media lekat dengan distribusi berita. Semua kantor berita setidaknya memiliki lini medsos. Hal ini berbanding paralel dengan konsumsi berita di media sosial. Berita yang di-update real time juga menjadi daya tarik medsos. Dampaknya, banyak orang pada akhirnya terpaku pada medsos.
Gen Z (14-19 tahun) kini berada di garis soal konsumsi berita di medsos. Menurut survei Digital Deloitte, para remaja kini mengkonsumsi lebih banyak berita daripada mereka yang berusia 20-25. Para Gen Z ini pun mengakses berita secara eksklusif juga dari perangkat ponsel pintarnya.
Dari survei di atas juga mendapati 8 dari 10 remaja mendapatkan berita atau informasi terkini setiap hari setidaknya dari satu sumber, seperti medsos. Sedangkang bagi dibandingkan dengan generasi dewasa, hanya 69% mencari berita di satu sumber. dewasa Gen Z dan 84% konsumen di semua generasi.
Di survei GetWizer, juga mencatat bahwa 1 dari 5 remaja usia 15 dan 29 percaya berita di medsos lebih akurat. Â Berita di medsos dianggap lebih akurat daripada yang ditampilkan di TV. Walaupun secara umum media sulit dipercaya dan "kebenaran" diungkap oleh individu "berani" di medsos.
Dinamika konsumsi berita macam ini membuat perhatian pada medsos sulit dikurangi. Sehingga terlalu banyak mengonsumsi berita di medsos juga bisa berdampak negatif bagi kesehatan mental dan produktivitas. Langkah-langkah berikut kiranya dapat dilakukan untuk mengurangi konsumsi berita di medsos.
Pertama, cobalah batasi waktu untuk membaca berita di medsos. Gunakan alarm atau stopwatch sebagai pengingat durasi. Sebagai contoh, durasi akses medsos hanya selama 30 menit per hari. Kemudian waktu lainnya bisa digunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat.
Kedua, pilih akun medsos kantor berita yang terpilih dan terpercaya. Bagikan juga berita dari sumber tersebut, agar tidak terjebak misinformasi. Karena sering satu tragedi bisa diliput beberapa kantor berita, sehingga timbul rasa penasaran. Tak jarang juga, isi berita pun kurang lebih serupa.
Ketiga, telusuri juga informasi lain selain dari media sosial. Media yang bisa menjadi sumber juga seperti membaca majalah, koran, atau menonton berita di TV. Selai membantu diri mendapatkan informasi yang lebih akurat dan objektif, hal ini bisa mengalihkan dari medsos yang kadang lebih menarik.
Keempat, bisukan atau nonaktifkan notifikasi dari aplikasi akun berita di medsos. Beberapa orang memilih mengaktifkan notifikasi dari akun berita. Jika ingin lebih mengurangi konsumsi berita, gunakan aplikasi yang mampu memblokir atau menyaring konten berita di medsos.
Kelima, carilah kegiatan yang lebih bermanfaat dan menyenangkan. Aktivitas seperti olahraga, bermain musik, menulis, atau menggambar bisa dilakukan. Bisa juga berkumpul dan mengobrol bersama teman dan keluarga. Sehingga tercipta kesejahteraan psikologis dan mengurangi rasa bosan dan stres.
Tengok kembali langkah detoks medsos lain di sini.
1 - 2 - 3 - 4 - 5 - 6 - 7 - 8 - 9 - 10 - 11 - 12 - 14 - 15 - 16 - dst
Disclaimer:
- Tulisan ini adalah tulisan dalam Seri Detoks Media Sosial (SDMS) selama bulan Ramadhan.Â
- Untuk tautan setiap tulisan berikutnya akan di-update secara berkalaÂ
- Setiap tulisan tidak merefleksikan apa yang sudah dialami atau dilakukan penulis
- Setiap tulisan adalah hasil analisis dan riset dari berbagai sumber
- Sumber dari setiap tulisan ada dalam tautan yang disisipkan.
Salam,
Tangerang, 04 April 2023
09:19 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H