Kabarnya, Spotify juga 'mengadaptasi' FYP untuk feed Home aplikasinya. Fitur ini belum dirilis global, tapi telah diungkap saat Event Stream On Spotify minggu lalu.Â
Fitur baru ini diberi nama Podcasts and Shows. Users akan mendapatkan beragam video podcast dan show musisi persis dengan video mode potrait TikTok.
Facebook dengan tab Story-nya pun menyiratkan, ada TikTok di FB. Jadi daripada unduh TikTok, bisa lihat Stories di FB. YouTube juga memiliki fitur 'kloning' ala FYP.Â
Fitur Short menjadi bagian yang mirip sekali dengan aplikasi milik ByteDance, TikTok. Lalu mengapa aplikasi ini rela mirip TikTok?
TikTok jelas bukan media sosial. Menurut Head of User Content TikTok Indonesia, Angga A.P, TikTok adalah content distribution platform.Â
TikTok memanjakan users agat tidak perlu pusing memikirkan followers agar konten bisa dilihat. Cukup konsisten membuat konten,algoritma TikTok akan membantu mencapai penontonnya.
User TikTok, hanya cukup bergabung dan bisa bersenang-senang. Untuk mendorong users semakin aktif dan lama di TikTok, fitur live dengan gift pun dibuat.Â
Konten kreator dapat berjualan atau memonetisasi acting yang dilakukan live. Contohnya Sultan Akhyar di Lombok yang rela merendam dan menyiram air ke ibunya sendiri demi gift.
Lalu mengapa platform medsos rela serupa platform non-medsos? Jelas, mereka tidak mau kehilangan users. Sampai Januari 2023 ada lebih dari  1 miliar active users di TikTok.Â
Aplikasi ini juga menduduki rangking 6 aplikasi populer dunia. Walau IG ada di rangking 4 aplikasi populer, tapi jumlah users-nya terus menurun. Twitter malah hanya di posisi 14 dengan 556Â juta users.
Dampak berkurangnya active users juga adalah menurunnya revenue platform. Pada tiap semester tahun lalu, total pendapatan dari iklan TikTok bertambah 106 juta USD (naik 11,2%).Â