Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Melawan Negara dengan Meme

4 Maret 2023   16:34 Diperbarui: 6 Maret 2023   17:35 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meme menjadi 'berbahaya' di medsos karena media tidak lagi sepenuhnya dikuasai jurnalis, atau bahkan pemerintah. Pada masa kejayaan teknologi cetak atau konvensional, pemerintah dapat mengatur kritik suara oposisi. Hal ini karena media cetak tidak memiliki pengaruh langsung ke publik yang memiliki keterbatasan akses. 

Karena keterbatasan TIK di masa lalu, berarti rezim masih dapat mengontrol suara oposisi melalui di surat kabar, majalah, dan radio. Dan dalam situasi tertentu yang dianggap berbahaya, elit politik negara dapat dengan mudah menekan ruang publik, misalnya dengan membredeul atau menutup kantor media.

Faktor lain juga mempengaruhi perlawanan meme. Struktur sosial komunitas juga mempengaruhi distrubusi meme. Masyarakat dengan akses dan perangkat internet terbatas mengalami ketertinggalan informasi digital. Berbeda dengan masyarakat urban yang memiliki akses dan perangkat untuk mempengaruhi ruang publik melalui medsos. 

Publik sebagai user, kini bukan lagi konsumen pasif. Tetapi kini mereka adalah produsen konten aktif. Penyebaran meme politik jauh lebih cepat dan efisien. Trending juga mendorong isu politik segera di-meme-kan. Situasi diseminasi meme tidak terkendali dan terus menerus ini jelas mendorong perlawanan publik.

Salam

Semarang, 04 Februari 2023

04:34 pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun