Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Paradoks Modal Sosial di Sosial Media

18 Februari 2023   00:40 Diperbarui: 18 Februari 2023   22:31 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Internet dengan sosial medianya jelas membantu banyak orang. Entah dalam hal komunikasi sampai niaga, medsos hadir di tengah kita. Aspek-aspek sosial dunia nyata pun ditransfer ke dunia virtual. Walau kadang secara brutal dilakukan netizen dibalik akun bertopeng memainkan sebuah karakter.

Kolaborasi dan aksi netizen di dunia digital berwajah dua. Di wajah pertama, ada gerakan saling bantu dan saling peduli. Di wajah kedua, ada netizen bringas yang siap merundung, me-review bomb, sampai dengan men-doxxing. Muncullah paradoks modal sosial yang bermutasi begitu cepat seiring trending berganti.

Modal sosial merupakan sebuah konsep dalam ilmu sosial. Konsep ini mengelaborasi dan mengkolaborasi kemampuan individu untuk mendatangkan manfaat dan solusi atas masalah sosial. Berkembangnya modal sosial menjadi indikasi pertumbuhan ekonomi, pendidikan, sampai isu imigran.

Ada tiga dimensi penyusun modal sosial. Pertama, adanya jejaring antara individu dan kelompok berbentuk ikatan sosial atau partisipasi sosial. Kedua adanya tingkat kepercayaan antar anggota. Dan terakhir, adanya sumber daya atau manfaat yang diperoleh dan ditransfer kepada anggotanya sebagai luaran dari ikatan ini.

Internet jelas menunjukkan modal sosial dalam prakteknya. Internet, terutama di medsos telah menjadikan semua informasi dari dan untuk users bergerak bebas. Informasi solutif user pun tidak memiliki batas negara (borderless). Informasi juga tidak mengenal batas waktu (timeless), bahkan sangat aktual (real time).

Seiring 17 tahun medsos menjadi bagian pendukung modal sosial. Medsos juga mengubah cara kita berkomunikasi secara signifikan. Saat komunikasi menjadi bordeless, timeless, dan real time, modal sosial mudah terbentuk. Akan tetapi juga sekaligus mudah rapuh dan hancur. 

Modal sosial di era medsos menitikberatkan pada jejaring (network). Medsos telah memampukan dan memperbanyak jejaring individu. Jejaring keluarga, teman kerja, kenalan, lingkungan tinggal menjadi inti. Sedang jejaring meluas individu berfokus pada preferensi politik, hobi, sampai dengan fantasi. 

Pada sisi terangnya, kelindan jejaring individu di medsos bermanfaat. User bisa mendapat manfaat berupa informasi dan solusi dari user lain. Baik solusi yang tidak terkait dirinya atau terkait erat dengan dirinya. Timbal balik yang dilakukan user saat mendapatkan manfaatnya, mereka men-subscribe atau mem-follow. Sesederhana itu.

Pada sisi gelapnya, interaksi semu pun terjadi. Medsos telah menunjukkan kurangnya interaksi keterikatan sosial (embeddedness). Saat pertemuan empat mata mengeratkan walau berbatas. Melihat gesture, mendengar intonasi suara, dan memperhatikan mimik wajah menjadi keunggulan. Walau untuk melakukan interaksi dengan elemen ini sangat terbatas waktu, ruang, dan akses.

Sebaliknya, model komunikasi di medsos malah melonggar dan tanpa batas. Minimnya sentuhan fisik dengan jabat tangan atau tersenyum langsung, membuat user hanya cukup berimajinasi dengan foto profile user lain. Walau komunikasi ini jelas memiliki elemen borderless, timeless, dan real time.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun