Peran orang tua dan keluarga menjadi sangat penting sebagai pendamping anak tumbuh di lanskap digital. Bahkan bagi beberapa orang tua yang begitu takut pada dunia digital, menjadi 'polisi digital' bagi anak-anaknya. Baik pendamping atau pengawas, ada baik dan buruknya tergantung dosis.
Menjadi pendamping jika orang tua atau keluarga paham benar baik-buruk dunia digital untuk anak. Mulai dari memperkenalkan anak perangkat sampai menjaga data pribadi dilakukan secara telaten dan bertahap. Tidak perlu terburu-buru dan membuat anak merasa ditekan. Gandeng anak masuk ke dalam dunia digital lebih baik daripada mereka harus sendirian di dunia digital.
Menjadi pengawas jika memang anak sudah kadung tersesat dan mungkin kecanduan dunia digital. Kedua ekses negatif ini tentu tidak datang tiba-tiba tapi terakumulasi seiring anak tidak dituntun keluarga di dunia digital. Membatasi menjadi prioritas dan dengan tetap memberikan opsi dan aktivitas yang selayaknya diterima anak.
Kedua pelaku saya yakin sudah tersesat di dunia digital. Mereka juga tidak mendapat tuntunan selayaknya menyelami fenomena dan dampak lanskap digital. Komunikasi dan interaksi yang minim dengan keluarga di dunia nyata bisa jadi formalitas belaka. Percakapan menjemukan orang tua-anak mendorong anak kembali bersembunyi ke dunia tanpa hukuman dan tekanan hidup dunia nyata.
Masa depan pelaku pun sudah tidak bisa di ubah lagi di dunia nyata. Jejak digital yang abadi menjadi cela permanen atas reputasi para pelaku. Mungkin orang tua para pelaku tidak berpikir jauh ke sana. Dan mungkin kita yang sebaiknya mulai berpikir demikian
Salam,
Wonogiri, 11 Januari 2023
10:24 pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H