Gegabah tapi tidak punya pilihan. Sebuah kalimat yang bisa kita lekatkan pada langkah Kominfo memblokir situs IndoXXI. Gegabah karena manuver ini menimbulkan Streisand Effect. Tidak punya pilihan karena situs ini melanggar DMCA dan merugikan korporasi perfilman Indonesia.Â
Sebenarnya sejak Juli 2019, Kominfo telah memblokir 1.000 lebih situs serupa IndoXXI. Pemblokiran ini bukan tanpa alasan. Survei YouGov mendapati hasil mengejutkan. Lebih dari 1.000 lebih pengguna internet Indonesia mereka men-streaming konten secara ilegal.Â
Kominfo bersama VCI (Video Coalition Indonesia) pun mengeluhkan perilaku ini. Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI) pun memandang perilaku ini merugikan kreator dan sinemas Indonesia.Â
Secara makro, streaming dan download melanggar Digital Millenium Act. Dalam aturan DMCA ini, semua situs yang memiliki, mengkomersialisasi, dan menyebarluaskan konten berhak cipta dikenai pemblokiran atau take down. Dan IndoXXI sudah memenuhi kriteria semua pelanggaran.
Yang juga mengejutkan, YouGov Coalition Against Piracy (CAP) mendapati IndoXXI paling banyak di-streaming. Rerata pengunjung situs ini berusia 18-24 tahun. Dengan 44% dari responden survei di atas berkata sering mengunjungi situs IndoXXI.
Tak ayal, IndoXXI menjadi media darling. Walau sudah populer di kalangan pengguna internet sejak lama. IndoXXI kini malah menjadi kian populer. Baik bagi mereka yang sebenarnya tidak tahu apa itu IndoXXI.
Maka terjadilah Streisand Effect. Ya. Istilah ini namanya berasal dari nama penyanyi dan aktris Hollywood, Barbra Streisand.
Fenomena ini pertama kali muncul pada tahun 2003 lalu. Saat itu Barbra Streisand mengetahui foto mansion mewahnya difoto dan disebarkan di internet. Foto ini diambil seorang jurnalis Kenneth Adelman.
Adelman waktu itu melakukan misi bersama California Coastal Project. Projek ini ditujukan mendokumentasikan pesisir pantai sepanjang California. Dan foto udara Adelman saat itu menemukan mansion mewah Streisand di salah satu tebing pesisir.Â
Streisand pun telah lama menjadi kontroversi dengan pandangannya yang anti liberal kiri waktu itu. Ia pun segera melayangkan keberatan dan menuntut sang jurnalis. Tidak tanggung-tanggung Streisand menuntut kerugian sebesar USD 50 juta, atau sekitar IDR 698 miliar.Â
Persis seperti kasus IndoXXI. Pengguna internet malah makin penasaran pada foto mansion Streisand. Foto mansion Streisand yang diunggah Adelman mendapatkan 1 juta views dari netizen waktu itu. Dan fotonya pun viral beredar di bermacam media di A.S.
Orang awam yang tidak mengetahui mansion mewah Streisand waktu itu jadi tahu. Fotonya malah kian viral sampai saat ini.Â
Proses ini juga sama persis yang terjadi pada IndoXXI. Dan dengan kebebasan tanpa batas dunia digital. IndoXXI baru dan kloningan pun hadir. Netizen yang gigih dan kuota berlebih mungkin akan bisa menemukan 'the new' IndoXXI.
Pemerintah di bawah tuntutan korporasi film dan DMCA tentu tidak bisa diam. Memblokir IndoXXI dan situs sejenis menjadi opsi kuratif. Walau akibatnya Kominfo dan organisasi pemantau lain kucing-kucingan. Namun, efek publikasi media dan rasa penasaran netizen menimbulkan Streisand Effect.
Saya belum mengetahui jumlah hits dan visit dari (kemungkinan) IndoXXI yang baru. Namun melihat gembar-gembor media kita meliput isu ini. Bisa jadi malah IndoXXI yang baru lebih populer daripada sebelumnya.
Walau patut kita akui, streaming illegal ini secara nurani tidak benar. Namun dengan perilaku kebanyakan netizen yang menganggap hal ini 'wajar'. Atau mungkin ketidakpastian hukuman bagi pelaku penyedia streaming illegal ini. Akan tetap ada IndoXXI lain atau situs serupa di kemudian hari.
Maka semua kembali kepada diri masing-masing. Apalagi di tengah Streisand Effect deman IndoXXI. Menjauhi dan tidak terpancing mengunjungi situs streaming illegal serupa.
Dan saya pun serba salah. Saya juga menyebarkan isu IndoXXI ini. Namun setidaknya ada Streisand Effect yang wajib kita tahu dari fenomena internet macam ini.
Salam,
Wonogiri, 26 Desember 2019
09:16 am
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H