Netizen +62 memang selalu bergairah dan lucu. Usai diumumkan Kabinet Indonesia Maju oleh Presiden. Dan Nadiem Anwar Makarim didapuk menjadi Mendikbud. Linimasa dan grup chat penuh dengan meme lucu-lucuan tentang Nadiem dan Gojek-nya.
Beberapa, seperti saya pun, kaget ketika Nadiem ditunjuk Mendikbud baru. Dengan usia cukup muda, Nadiem dibebani kompleksnya pendidikan di Indonesia. Apalagi saat dileburkannya tugas dari ranah penelitian dan teknologi ke dalam Kemendikbud. Nadiem bisa jadi tergagap 5 tahun ke depan.
Label sebagai bos Gojek akan sulit lepas. Walaupun ia sudah melepas jabatannya di Gojek. Dalam 100 hari ke depan, Nadiem harus mampu mengikis imaji Gojek. Apalagi dengan semua problem yang juga urung usai di salah satu perusahaan decacorn Indonesia ini.
Gojek kini menjadi kebutuhan dan pelengkap sehari-hari rakyat Indonesia. Mulai dari jasa ride-sharing, delivery, sampai uang digital disediakan. Dan di tahun 2017 lalu, Gojek mengakuisisi Mapan sebuah startup arisan barang online. Dan belum lama ini Gojek bekerjasama dengan bank BTN menyediakan KPR untuk para driver.
Nadiem bukan dilirik Presiden tentu memiliki nilai lebih. Selain sebagai pengusaha muda sukses. Nadiem dianggap memiliki kecakapan digital dan vokasi yang baik. Toh ia sudah merintis dan membesarkan Gojek dengan ratusan ribu driver.
Lapangan kerja yang dianggap kemitraan ini cukup menggiurkan. Seorang bisa mengkomersialisasi motor atau mobil miliknya. Tentu dengan bantuan teknologi komunikasi, yaitu aplikasi Gojek.
Namun, hampir satu dasawarsa Gojek berkembang. Banyak masalah yang timbul. Seperti regulasi aturan motor yang bukan sarana transportasi komersial. Model kemitraan Gojek kini dikritik driver sendiri. Mulai kesejahteraan, asuransi, dan keamanan driver dan penumpang tidak dijamin perusahaan. Sedang solusi untuk semua itu Gojek harus menjadi badan usaha transportasi.
Seiring ramainya pengemudi Gojek, lalu lintas jalan raya kian semrawut. Mulai dari ojek online yang menjadi ojek pangkalan. Ugal-ugalannya beberapa pengemudi Gojek. Enggannya pemilik mobil Gocar dicirikan sebagai ojek online. Tapi meminta tidak terkena aturan ganjil-genap karena merasa transportasi publik.Â
Nadiem kini sudah menjadi Mendikbud dengan menyisakan banyak tanggungan. Walau tidak akan sepenuhnya lepas dari memantau Gojek. Kevin Aluwi yang juga sahabat dekat Nadiem, kini menjadi CEO Gojek. Mungkin cara Kevin mengatasi masalah yang ada akan berbeda dari yang Nadiem lakukan. Namun yang publik ketahui, Nadiem pun belum begitu signifikan menyelesaikan problematika di Gojek.
Kini publik akan terus dekat mengawasi Nadiem. Sanggupkah Nadiem mengatasi kelindan semrawut pendidikan Indonesia? Sedang bayang-bayang isu dalam tubuh Gojek masih lekat di pikiran publik.
Dalam 100 hari ke depan, selain mencari wawasan dari para pakar dan penggiat pendidikan Indonesia. Akankah Nadiem juga mampu menghilangkan stigma bos Gojek yang meninggalkan masalah di pundak orang lain?
Ada baiknya kita tunggu dan kita kawal. Dan lebih baik lagi terus berpikir positif pada Kabinet Indonesia Maju ini. Bravo!
Salam,
Wonogiri, 23 Oktober 2019
09:05 pmÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H